Hadispedia.id – Pada hadis sebelumnya, kita telah disindir Nabi saw. bahwa keislaman kita belum sempurna selama belum mampu meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. Pada hadis ketiga belas ini, imam Nawawi menghadirkan kembali hadis tentang kesempurnaan iman yang dapat diukur dengan rasa cinta dalam persaudaraan.
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:« لَا يُؤْمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Hamzah; Anas bin Malik r.a. yang menjadi pelayan Rasulullah saw. Nabi saw. bersabda, “Tidak sempurna iman di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Selain diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan imam Muslim, hadis ini juga diriwayatkan oleh imam-imam hadis lainnya. Di antaranya adalah imam An-Nasa’i, imam At-Tirmidzi, dan imam Ibnu Majah di dalam kitab Sunan mereka.
Kasus bullying di kalangan pelajar, hate speech atau ujaran kebencian di media sosial, serta kekerasan pada anak dan perempuan yang dianggap makhluk lemah masih sering terjadi. Berita-berita itu seliweran seakan tidak kunjung reda.
Padahal Rasulullah saw. di dalam hadis tersebut telah mengingatkan kepada kita semua untuk dapat mencintai orang lain sebagaimana kita mencintai diri sendiri. Bahkan bangunan keimanan kita dianggap belum sempurna dan mengakar di dalam hati sebelum kita menjadi orang baik kepada orang lain.
Kasus-kasus kekerasan baik verbal maupun fisik sebagaimana disinggung di atas tidak akan pernah terjadi jika setiap individu sadar bahwa semua itu tidak ingin terjadi pada dirinya. Seseorang tidak akan membully orang lain karena ia pun tidak ingin di-bully, ia juga tidak akan memukul, menindas, mengintimidasi, dan seterusnya karena ia pun tidak ingin diperlakukan seperti itu.
Baca juga: Hadis tentang Pentingnya Meninggalkan Hal-hal yang Tidak Bermanfaat
Hadis ini merupakan salah satu bukti bahwa Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. benar-benar agama yang indah dengan ajaran yang baik. Sayangnya, ajaran luhur tersebut seringkali tertutup dengan sikap orang Islam itu sendiri. Al-Islam mahjubun bil muslimin, Islam itu terhalangi dengan sikap orang-orang Islam. Demikianlah sindirian dari Syeikh Muhammad Abduh.
Oleh sebab itu, marilah kita berlomba-lomba untuk mengamalkan hadis tentang cinta dalam persaudaraan ini. Dengan begitu, maka insya Allah tujuan agama Islam untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh kasih sayang akan tercapai.
Tidak ada lagi orang yang egois, hasud, dan menyakiti sesama saudaranya, baik sesama muslim maupun non muslim, baik kepada laki-laki maupun perempuan. Sebaliknya, yang ada adalah orang yang saling mencintai, menyayangi, menghormati, menghargai, dan memberi hak antara satu dengan lainnya. Wa Allahu a’lam bis shawab.