Rasulullah Mempersilakan Sahabat Melihat Tanda Kenabian Beliau, Kajian Kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah Ke-22

Hadispedia.id- Rasulullah saw. mempersilakan sahabat melihat tanda kenabian beliau terjadi pada Abdullah bin Sirjis. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi sekali saja, kejadian serupa juga permah dialami Salman Al-Farisi sebagaimana kajian hadis sebelumnya. Namun ada yang berbeda pada kejadian yang dialami oleh Abdullah bin Sirjis, di mana Rasulullah dan Abdullah bin Sirjis saling mendoakan satu sama lain. Ini juga menyiratkan pesan kebajikan kepada kita bahwa kebaikan harus dibalas dengan kebaikan yang lebih baik atau dengan kebaikan yang serupa.

Berikut peristiwa Abdullah bin Sirjis bersama Rasulullah saw. tertuang dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Abdullah bin Sirjis sendiri:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ أَبُو الْأَشْعَثِ الْعِجْلِيُّ الْبَصْرِيُّ قَالَ: أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَرْجِسَ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَدُرْتُ هَكَذَا مِنْ خَلْفِهِ، فَعَرَفَ الَّذِي أُرِيدُ، فَأَلْقَى الرِّدَاءَ عَنْ ظَهْرِهِ، فَرَأَيْتُ مَوْضِعَ الْخَاتَمِ عَلَى كَتِفَيْهِ مِثْلَ الْجُمْعِ حَوْلَهَا خِيلَانٌ كَأَنَّهَا ثَآلِيلُ، فَرَجَعْتُ حَتَّى اسْتَقْبَلْتُهُ، فَقُلْتُ: غَفَرَ اللَّهُ لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: «وَلَكَ» فَقَالَ الْقَوْمُ: أَسْتَغْفَرَ لَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَلَكُمْ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ {وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ}

Abdullah bin Sirjis bercerita: Aku datang menghadap Rasulullah saw. sewaktu beliau berada di antara sahabat-sahabatnya. Aku berkeliling sedemikian rupa di belakangnya. Rupanya beliau pun mengerti apa yang aku inginkan, maka beliau melepas selendang dari punggungnya, maka terlihat olehku tempat khatam kenabian yang berada di antara kedua bahunya sebesar genggaman tangan, di sekitarnya terdapat tahi lalat, seakan-akan kumpulan jerawat. Sebelum aku kembali, aku menghadap dulu kepada Rasulullah saw, kemudian aku berkata “Semoga Allah melimpahkan maghfirah-Nya kepadamu wahai Rasulullah saw.” Beliau menjawab “Bagimu juga”. Orang-orang yang berada di sana bertanya, “Apakah Rasulullah memohonkan ampunan untukmu?”. Ia menjawab, “Iya dan juga untuk kalian!” kemudian ia membaca ayat:

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“Dan mohonlah ampunan karena dosamu dan mohonkanlah ampunan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan.” (H.R. Al-Tirmidzi)

Hadis semakna bisa ditemukan dalam Shahih Muslim, Sunan An-Nasa’i, Musnad Ahmad, dan masih banyak lagi kitab yang menyebutkan hadis ini.

Rasulullah Mempersilakan Sahabat Melihat Tanda Kenabian Beliau

Kejadian ini berawal dari kunjungan sahabat Abdullah bin Sirjis kepada Rasulullah saw. Abdullah bin Sirjis sendiri yang mengalami dan yang meceritakan hadis ini. Pada saat itu Rasulullah saw. sedang berkumpul dengan para sahabat. Abdullah bin Sirjis datang, kemudian dia mengelilingi Rasulullah saw. hingga berada di belakang beliau. Ternyata Rasulullah saw. mengetahui keinginan Abdullah bin Sirjis dengan cara mengelilingi beliau, yaitu untuk melihat tanda kenabian beliau. Menurut Ibrahim bin Muhammad Al-Bajury dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyah ‘ala As-Syamaail Al-Muhammadiyah. Rasulullah saw. mengetahui keinginan Abdullah bin Sirjis dengan cahaya kenabian beliau atau dengan tindakannya yang mengelilingi beliau.

Setelah Rasulullah saw mengetahui keinginan Abdullah bin Sirjis, maka beliau dengan sengaja menjatuhkan serbannya agar dia bisa melihat tanda kenabian beliau. Dengan itulah dia mengetahui tempat tanda kenabian Rasulullah saw. Tanda kenabian ini yang diberikan malaikat Jibril ketika membelah dada Rasulullah saw. Malaikat Jibril membawa tanda itu dari surga, kemudian diletakkan pada Rasulullah saw, tanda itu berupa sepotong daging, sebesar genggaman tangan dan sekelilingnya terdapat titik hitam. Sebagaimana penjelasan hadis-hadis sebelumnya, tanda kenabian beliau berupa daging yang menonjol dan melingkar.

Anjuran Meminta Ampunan Untuk Orang Beriman dan Balasan Bagi Orang Yang Berbuat Baik

Sehabis melihat tanda kenabian Rasulullah saw., Abdullah bin Sirjis kembali pada posisi semula sampai berada di hadapan beliau. Kemudian dia berkata kepada Rasulullah saw: Semoga Allah memberikan maghfirah-Nya kepada engkau Wahai Rasulullah.” Beliau menjawabnya, “Begitu juga denganmu.”

Tentu permohonan ampun yang diutarakan oleh Abdullah bin Sirjis tidak memberikan pemahaman bahwa Rasulullah saw. memiliki dosa. Namun ungkapan itu sebagai bentuk syukur dan optimisme Abdullah bin Sirjis atas nikmat melihat tanda kenabian Rasulullah saw., sebab beliau dengan sengaja atau mempersilakannya melihat tanda kenabian beliau yang berada di antara punggung beliau.

Dari jawaban Rasulullah saw mengandung pesan bahwa kebaikan seharusnya dibalas dengan kebaikan pula, sebagaimana firman Allah swt.,

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah [4]: 87)

Dilihat dari ayat ini, Rasulullah saw. secara dhahir membalas kebaikan Abdullah bin Sirjis dengan balasan yang setimpal. Namun pada hakikatnya beliau membalasnya dengan balasan yang lebih baik. Sebab sudah tidak diragukan lagi, doa beliau pasti lebih baik dari doa umatnya.

Kemudian para sahabat bertanya kepada Abdullah bin Sirjis: Apakah Rasulullah saw. memohonkan ampunan untukmu?”. Abdullah menjawab, “Iya dan kalian juga. Pada saat Rasulullah saw. berdoa memang tidak menyebutkan doa kepada para sahabat lainnya secara langsung. Namun susunan kalimatnya menunjukkan bahwa doa tersebut juga untuk para sahabat yang lain. Terkadang tujuan mutakallim (pembicara) tidak hanya pada mukhathab (yang diajak berbicara), melainkan juga tertuju pada ghaib (yang lainnya). Penjelasan Ibrahim bin Muhammad Al-Bajury tersebut terkonfirmasi dengan ayat yang dibacakan oleh Abdullah bin Sirjis. Ayat tersebut sebagai dalil bahwa istighfar Rasulullah saw. tidak hanya bagi dirinya. Tetapi sebagaimana perintah Allah dalam ayat tersebut, Rasulullah saw. meminta ampunan untuk semua umatnya. Sebab mustahil beliau mengingkari perintah Allah swt.

Kisah dalam hadis ini menunjukkan Rasulullah saw. begitu dekat dengan para sahabat, seperti duduk bersama dalam forum, mempersilakan sahabat melihat tanda kenabian beliau yang bisa saja dianggap sesuatu yang privasi. Hadis ini juga menyiratkan pelajaran bahwa Rasulullah saw. mampu memahami objek dahwah dan beliau sebagai uswatun hasanah (contoh yang baik), beliau membalas kebaikan Abdulullah bn Sirjis dengan kebaikan yang lebih baik sebagaimana anjuran dalam Al-Qur’an. Wallahu a’lam bis shawab.

Karimullah
Karimullah
Karimullah, Anggota CRIS Foundation aktif juga di https://terangterabaikan.blogspot.com

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru