قَالَ الْاِمَامُ النَّسَائيُّ فِيْ سُنَنِهِ فِيْ بَابِ هَلْ يَسْتَاكُ الْإِمَامُ بِحَضْرَةِ رَعِيَّتِهِ
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ هِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ أَقْبَلْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعِي رَجُلَانِ مِنْ الْأَشْعَرِيِّينَ أَحَدُهُمَا عَنْ يَمِينِي وَالْآخَرُ عَنْ يَسَارِي وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَاكُ فَكِلَاهُمَا سَأَلَ الْعَمَلَ قُلْتُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ نَبِيًّا مَا أَطْلَعَانِي عَلَى مَا فِي أَنْفُسِهِمَا وَمَا شَعَرْتُ أَنَّهُمَا يَطْلُبَانِ الْعَمَلَ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى سِوَاكِهِ تَحْتَ شَفَتِهِ قَلَصَتْ فَقَالَ إِنَّا لَا أَوْ لَنْ نَسْتَعِينَ عَلَى الْعَمَلِ مَنْ أَرَادَهُ وَلَكِنْ اذْهَبْ أَنْتَ فَبَعَثَهُ عَلَى الْيَمَنِ ثُمَّ أَرْدَفَهُ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam kitab Sunan-nya pada bab apakah pemimpin bersiwak di hadapan rakyatnya?
Amr bin Ali telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yahya telah menceritakan kepada kami, ia adalah Ibnu Sa’id, ia berkata, Qurrah bin Khalid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Humaid bin Hilal telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Buraidah telah menceritakan kepadaku, dari Abu Musa, ia berkata, “Aku pernah menghadap kepada Nabi saw., dan ada dua laki-laki dari Bani Asy’ari bersamaku, salah satunya berada di sebelah kananku, yang lainnya berada di sebelah kiriku, sedangkan Rasulullah saw. sedang bersiwak. Lalu, masing-masing dari dua orang laki-laki itu meminta jabatan (kepada beliau). Maka, aku (Abu Musa) berkata, “Demi Dzat yang mengutus engkau sebagai Nabi dengan membawa kebenaran, dua orang laki-laki tadi tidak mengungkapkan uneg-unegnya kepadaku dan aku juga tidak sadar kalau keduanya meminta jabatan, kemudian seolah-olah aku melihat siwak beliau yang berada di bawah bibirnya sehingga menyatu dan naik. Lalu, beliau bersabda, ‘Kami tidak atau tidak akan meminta pertolongan orang yang menginginkan jabatan, maka pergilah kamu.’ Beliau mengutusnya ke Yaman, dan diboncengkan oleh Mu’adz bin Jabal r.a.