Hadis No. 61 Sunan Abi Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab tentang sumur Budha’ah,

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي شُعَيْبٍ وَعَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ يَحْيَى الْحَرَّانِيَّانِ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ سَلِيطِ بْنِ أَيُّوبَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ رَافِعٍ الْأَنْصَارِيِّ ثُمَّ الْعَدَوِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُقَالُ لَهُ إِنَّهُ يُسْتَقَى لَكَ مِنْ بِئْرِ بُضَاعَةَ وَهِيَ بِئْرٌ يُلْقَى فِيهَا لُحُومُ الْكِلَابِ وَالْمَحَايِضُ وَعَذِرُ النَّاسِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ
قَالَ أَبُو دَاوُد و سَمِعْت قُتَيْبَةَ بْنَ سَعِيدٍ قَالَ سَأَلْتُ قَيِّمَ بِئْرِ بُضَاعَةَ عَنْ عُمْقِهَا قَالَ أَكْثَرُ مَا يَكُونُ فِيهَا الْمَاءُ إِلَى الْعَانَةِ قُلْتُ فَإِذَا نَقَصَ قَالَ دُونَ الْعَوْرَةِ قَالَ أَبُو دَاوُد وَقَدَّرْتُ أَنَا بِئْرَ بُضَاعَةَ بِرِدَائِي مَدَدْتُهُ عَلَيْهَا ثُمَّ ذَرَعْتُهُ فَإِذَا عَرْضُهَا سِتَّةُ أَذْرُعٍ وَسَأَلْتُ الَّذِي فَتَحَ لِي بَابَ الْبُسْتَانِ فَأَدْخَلَنِي إِلَيْهِ هَلْ غُيِّرَ بِنَاؤُهَا عَمَّا كَانَتْ عَلَيْهِ قَالَ لَا وَرَأَيْتُ فِيهَا مَاءً مُتَغَيِّرَ اللَّوْنِ

Ahmad bin Abu Syu’aib dan Abdul Aziz bin Yahya Al-Harraniyyani telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Muhammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Salid bin Ayyub, dari Ubaidullah bin Abdurrahman bin Rafi’ Al-Anshari lalu Al-Adawi, dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw. ketika dikatakan kepada beliau bahwasannya telah diberikan kepadamu air dari sumur Budha’ah, yaitu sumur tempat pembuangan bangkai anjing, bekas kotoran haid, dan kotoran manusia. Maka, beliau bersabda, “Sesungguhnya air itu suci, tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya.”

Abu Daud berkata, “Dan saya telah mendengar Qutaibah bin Sa’id berkata, ‘Saya pernah bertanya kepada penjaga sumur tersebut tentang kedalamannya, dia menjawab, “Dalam kondisi air yang maksimal bisa mencapai tempat tumbuhnya bulu kemaluan.” Saya bertanya, “Apabila berkurang?” Dia menjawab, “Di bawah aurat.”

Abu Daud berkata, “Dan saya sendiri pernah mengukur sumur Budha’ah dengan selendang saya, saya julurkan  ke dalam sumur kemudian saya tarik kembali, ternyata tinggi adalah enam hasta. Kemudian saya bertanya kepada orang yang membukakan pintu kebun untukku dan mengantarkanku kepadanya, “Apakah bangunan sumur ini telah diubah dari bangunan semula?” Dia menjawab, “Tidak”. Dan saya melihat kedalaman sumur, terdapat air yang sudah berubah warnanya.”

Penjelasan:

Imam Abadi dalam kitab Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud menjelaskan bahwa perubahan warna pada sumur Budha’ah tersebut menurut Imam An-Nawawi adalah disebabkan karena lamanya didiamkan. Sehingga ada perubahan warna yang asli dari sumbernya tidak sebab dikenai benda lain.

Imam Abadi juga mengutip perkataan Imam Ibn Al-Mundzir bahwa ulama sepakat air yang sedikit atau banyak jika kemasukan najis dan merubah rasa, warna, atau baunya, maka air tersebut najis. 

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru