Hadispedia.id – Al-Qur’an tersusun dari huruf-huruf hijaiyyah yang membentuk kesatuan ayat-ayat di dalamnya. Namun tidak hanya sekedar ‘bacaan’ yang diperintahkan untuk dibaca dan diamalkan, Al-Qur’an sebagai mukjizat Nabi saw. juga memiliki keistimewaan dan ciri khusus yang membedakannya dengan bacaan lain, bahkan dengan sekelas hadis qudsi yang isinya langsung dari Allah sedangkan lafadznya dari Rasulullah saw. sendiri. Ciri khas tersebut berupa adanya pahala dan kebaikan yang dilipatgandakan bagi siapapun yang membaca tiap hurufnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِىُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى قَالَ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ كَعْبٍ الْقُرَظِىَّ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلّم: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم َرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar al-Hanafi, telah menceritakan kepada kami al-Dhahak bin Utsman dari Ayyub bin Musa ia berkata: Aku mendengar Muhammad bin Ka’ab al-Quradzi berkata: Aku mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”
Hadis ini diriwayatkan oleh Muhammad bin ‘Isa At-Tirmidzi (w. 279 H) dalam Sunan At-Tirmidzi, pada pembahasan ‘Keutamaan Al-Qur’an (كتاب فضائل القرآن)’, bab ‘Membaca Satu Huruf Al-Qur’an dan Pahalanya (باب ما جاء فِيْمَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنَ القُرآن ما لهُ مِنَ الأَجْر)’. Setelah menyebutkan hadis, Imam At-Tirmidzi juga memberikan komentar mengenai kondisi rawi serta status hadis tersebut. Menurutnya, hadis yang sama juga ditemukan dalam periwayatan jalur lain, yang menurut sebagian ulama di-marfu’-kan dan menurut sebagian lainnya di-mauquf-kan kepada Abdullah bin Mas‘ud (w. 32 H). Berdasarkan penelusuran penulis, jalur lain yang dimaksud tersebut ditemukan dalam Sunan Ad-Darimi dengan rawi dan redaksi matan sebagai berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ قَبِيصَةُ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: ” تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلَاوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ، أَمَا إِنِّي لَا أَقُولُ بِ {الم} [البقرة: 1]، وَلَكِنْ بِأَلِفٍ، وَلَامٍ، وَمِيمٍ، بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ
Telah menceritakan kepada kami Abu Amir Qabishah, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari ‘Atha bin al-Saib, dari Abu al-Ahwash dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata, “Pelajarilah Al-Qur’an sebab kalian akan diberi pahala dengan membacanya, setiap huruf dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim (Al-Baqarah: 1) satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf, setiap hurufnya diberi pahala sebuah kebaikan.”
Dalam Sunan Ad-Darimi, hadis ini terdapat pada pembahasan ‘Keutamaan-Keutamaan Al-Qur’an (مِن كِتاب فَضَائِل القُرآن)’, bab ‘Keutamaan Orang yang Membaca Al-Qur’an (بابُ فَضْلِ مَنْ قَرَأَ القُرْآن)’.
Adapun dari segi kualitas sanad hadis, Imam At-Tirmidzi (w. 279 H) menyebutkan, bahwa kualitas hadis dengan jalur periwayatan dari Muhammad bin Ka’ab Al-Quradzi dari Abdullah bin Mas’ud adalah Hadis Hasan Shahih Gharib, yang berarti hadis tersebut memiliki banyak jalur periwayatan, dimana terdapat sebagian perawinya yang memenuhi syarat-syarat perawi hadis shahih, namun pada sebagian sanadnya terdapat penyendirian rawi dalam meriwayatkan hadis.
Imam At-Tirmidzi menambahkan, ia mendengar dari Quthaibah bin Sa’id bahwa Muhammad bin Ka’ab Al-Quradzi lahir pada masa Nabi Muhammad saw dan diberi kunyah Abu Hamzah. Sedangkan Husain Salim Asad al-Darani yang me-nahqiq Sunan Ad-Darimi menjelaskan, bahwa hadis dari jalur Abu Al-Ahwash dari Ibnu Mas’ud adalah hadis mauquf dengan kualitas sanad yang shahih.
Dari segi syarh hadis, Abul ‘Ala Muhammad bin Abdul Rahman Al-Mubarakfuri (w. 1353 H) dalam Tuhfat Al-Ahwadzi bi Syarh Jami’ At-Tirmidzi menjelaskan, maksud dari ‘satu pahala kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali’ merupakan paling minimalnya kelipatan kebaikan atau pahala yang dijanjikan Allah swt bagi mereka yang membaca tiap huruf Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan Firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 261 dan Al-An’am ayat 160:
وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.
Sedangkan yang dimaksud huruf di sini adalah setiap huruf hijaiyyah yang membentuk sebuah kata dan kalimat yang bermacam-macam. Oleh karenanya, dalam hadis riwayat Imam Al-Baihaqi (w. 458 H) juga dijelaskan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Saya tidak membaca Bismillah (satu kata), tetapi Ba Sin dan Mim. Begitu pula Aliflammim, tetapi Alif, Lam dan Mim”. Bahkan, disebutkan dalam Ithaf Al-Sadah Al-Mutqin bi Syarh ‘Ulum Ad-Din karya Murtadha Al-Zabidi, bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. menjelaskan:
“Siapa yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan berdiri saat shalat, maka bagi tiap huruf (yang dibacanya) terdapat 100 kebaikan. Lalu siapa yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan duduk saat shalat, maka baginya 50 kebaikan. Siapa yang membaca Al-Qur’an di luar shalat dalam keadaan berwudhu, maka baginya terdapat 25 kebaikan. Sedangkan jika dia dalam keadaan tidak berwudhu, maka baginya 10 kebaikan. Dan jika dibaca di waktu malam, maka itu lebih utama karena pada saat hati merasa tenang.”
Dengan demikian, hadis di atas seharusnya menjadi motivasi bagi umat Islam untuk memperbanyak bacaan Al-Qur’an yang mendatangkan pahala berlipat dalam setiap ayat bahkan tiap huruf yang merangkai ayat-ayatnya. Setiap satu huruf tersebut bernilai satu kebaikan yang akan dilipatgandakan minimal menjadi sepuluh kebaikan.
Jika membaca ‘Alif Lam Mim’ di awal surah Al-Baqarah saja mendapat tiga puluh kebaikan, maka bagaimana jika kita membaca sepuluh ayat, atau bahkan keseluruhan ayat dalam surah Al-Baqarah?. Lalu bagaimana pula pahala yang diperoleh jika kita membaca Ayat Kursi, yang statusnya sebagai ayat paling mulia dalam Al-Qur’an? Inilah jaminan yang Allah dan Rasul-Nya berikan bagi umat muslim yang giat melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga pada akhirnya ia juga mampu mengamalkan nilai-nilai kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu A’lam.