Hadispedia.id – Sebuah adagium terkenal menyatakan“tak kenal maka tak sayang”. Ini juga berlaku untuk seseorang yang ingin mencintai Rasulullah saw. maka sudah seharusnya untuk mengenal Rasulullah saw. lebih intens lagi.
Pada masa awal Islam, seseorang mudah untuk mengenal dan mencintai Rasulullah saw. Hal itu disebabkan para sahabat gampang untuk bertemu langsung dengan Rasulullah saw. Seusai beliau wafat sampai saat ini kita tidak bisa melihat langsung pada beliau.
Meskipun tidak dapat tatap muka secara langsung, kita masih mempunyai gambaran-gambaran untuk mengenalinya lewat hadis-hadis yang diwariskan oleh para sahabat dan generasi setelahnya. Di antaranya adalah hadis yang terdapat dalam kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah yang disusun oleh imam At-Tirmidzi sebagai berikut.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِالطَّوِيلِ الْبَائِنِ وَلَا بِالْقَصِيرِ وَلَا بِالْأَبْيَضِ الْأَمْهَقِ وَلَيْسَ بِالْآدَمِ وَلَيْسَ بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ وَلَا بِالسَّبْطِ بَعَثَهُ اللَّهُ عَلَى رَأْسِ أَرْبَعِينَ سَنَةً فَأَقَامَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرَ سِنِينَ فَتَوَفَّاهُ اللَّهُ وَلَيْسَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ عِشْرُونَ شَعْرَةً بَيْضَاءَ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik bin Anas dari Rabi’ah bin Abu ‘Abdur Rahman dari Anas bin Malik r.a., bahwa dia mendengarnya berkata,
“Rasulullah saw. tidaklah berbadan tinggi dan juga tidak pendek. Kulit beliau tidak terlalu putih dan juga tidak terlalu kecoklatan. Rambut beliau tidak terlalu keriting dan tidak lurus. Beliau diutus oleh Allah swt. saat usia beliau empat puluh tahun lalu tinggal di Makkah selama sepuluh tahun dan menetap di Madinah selama sepuluh tahun lalu. Allah swt. mewafatkan beliau dan ada rambut yang beruban pada kepala dan jenggot beliau tidak lebih dari dua puluh helai“.
Postur tubuh Rasulullah saw. tidak sangat tinggi dan tidak pendek, melainkan di antara keduanya yaitu tinggi sedan. Rasulullah saw. tidak sangat putih seperti plaster, bukan putih yang tidak enak dipandang sehingga seseorang yang melihatnya terkadang menyangka terkena lepra. Tidak pula coklat kemerah-merahan, melainkan Rasulullah saw. putih berseri-seri. Ini pendapat Imam An-Nawawi dalam ِِِAl-Minhaj Syarah Shahih Muslim bin Hajjaj.
Baca juga: Hadis Agama adalah Ketulusan
Kemudian pendapat Ibn Hajar dalam Fath Al-Bari bahwa Rasulullah saw. tidak sangat tinggi atau tinggi yang berlebihan dengan menggukan kalimat al-Mufrith, bukan tinggi yang labil, akan tetapi beliau mempunyai postur yang sedang, tinggi yang dekat.
Mengenai warna kulit beliau, Ibn Hajar mengupas panjang lebar, bahkan sampai pada perbedaan redaksi, penentuan kualitas matan dan sanad untuk menentukan kulit Rasulullah saw. Tetapi, pembahasan itu diselesaikan dengan mengkompromikan hadis riwayat Anas bin Malik r.a.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أسمر
“Rasulullah saw. coklat kemerah-merahan”.
Masih menurut pendapat Ibn Hajar, seseorang yang punya warna kulit putih bercampur merah disebut Asmar oleh orang Arab. Pendapat ini sesuai dengan hadis tadi. Mengenai sanad hadis tersebut dishahihkan oleh Imam Ahmad, Ibn Mundah, Al-Bazzar, serta Ibn Hibban.
Hadis yang kedua, riwayat Rabi’ah dari Anas bin Malik yaitu hadis pertama kali yang dikutip penulis. Kemudian Ibn Hajar kompromikan melalui riwayat Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail, riwayat Anas bin Malik r.a. dari jalur lain:
قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْيَضَ بَيَاضُهُ إِلَى السُّمْرَةِ
Anas berkata, “Rasulullah saw. putih agak coklat kemerah-merahan.“
Diperkuat dengan hadis Yazid Az-Zarqany dari Ibn ‘Abbas r.a., “Rasulullah saw. adalah seorang laki-laki di antara dua laki-laki yang kulit dan dagingnya berwarna merah”. Pada riwayat lain, coklat kemerah-merahan agak putih. Dari beberapa uraian yang disampaikan oleh Ibn Hajar dalam Fath Al-Bari, warna kulit Rasulullah saw. coklat kemerah-merahan bercampur warna putih, yakni warna putih kemerah-merahan.