Beranda blog Halaman 26

Hadis No. 73 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab ghibthah (iri yang diperbolehkan) dalam ilmu dan hikmah,

حَدَّثَنَا الحُمَيْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَلَى غَيْرِ مَا حَدَّثَنَاهُ الزُّهْرِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ قَيْسَ بْنَ أَبِي حَازِمٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

Al-Humaidi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ismail bin Abu Khalid telah menceritakan kepadaku dengan hadis lain yang diceritakan oleh Az-Zuhri kepada kami, ia berkata, aku pernah mendengar Qais bin Abu Hazim berkata, aku pernah mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata, Nabi saw. bersabda, “Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal, (terhadap) seseorang yang Allah berikan harta lalu ia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain.”

Baca juga: Ini Dua Iri yang Diperbolehkan dalam Hadis Nabi

Hadis No. 72 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab pemahaman terhadap ilmu,

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: قَالَ لِي ابْنُ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، قَالَ: صَحِبْتُ ابْنَ عُمَرَ إِلَى المَدِينَةِ فَلَمْ أَسْمَعْهُ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا حَدِيثًا وَاحِدًا، قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأُتِيَ بِجُمَّارٍ، فَقَالَ: «إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً، مَثَلُهَا كَمَثَلِ المُسْلِمِ»، فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ: هِيَ النَّخْلَةُ، فَإِذَا أَنَا أَصْغَرُ القَوْمِ، فَسَكَتُّ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هِيَ النَّخْلَةُ

Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Abi Najih telah berkata kepadaku, dari Mujahid, ia berkata, Aku pernah menemani Ibnu Umar pergi ke Madinah, namun aku tidak mendengar ia membicarakan tentang Rasulullah saw. kecuali satu hadis. Ia berkata, “Kami pernah bersama Nabi saw., lalu beliau dipertemukan dengan Jummar (bagian dalam dari pucuk pohon kurma). Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya di antara pohon ada satu pohon yang merupakan perumpamaan bagi seorang muslim.” Aku ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma, namun aku yang termuda maka aku diam. Nabi saw. bersabda, “Itu adalah pohon kurma.”

Hadis No. 102 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sifat wudhu Nabi saw.,

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ يَحْيَى الْحَرَّانِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ رُكَانَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ الْخَوْلَانِيُّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ دَخَلَ عَلَيَّ عَلِيٌّ يَعْنِي ابْنَ أَبِي طَالِبٍ، وَقَدْ أَهْرَاقَ الْمَاءَ فَدَعَا بِوَضُوءٍ، فَأَتَيْنَاهُ بِتَوْرٍ فِيهِ مَاءٌ، حَتَّى وَضَعْنَاهُ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ: يَا ابْنَ عَبَّاسٍ، أَلَا أُرِيكَ كَيْفَ كَانَ يَتَوَضَّأُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: «فَأَصْغَى الْإِنَاءَ عَلَى يَدِهِ فَغَسَلَهَا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى فَأَفْرَغَ بِهَا عَلَى الْأُخْرَى، ثُمَّ غَسَلَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَيْهِ فِي الْإِنَاءِ جَمِيعًا، فَأَخَذَ بِهِمَا حَفْنَةً مِنْ مَاءٍ فَضَرَبَ بِهَا عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أَلْقَمَ إِبْهَامَيْهِ مَا أَقْبَلَ مِنْ أُذُنَيْهِ، ثُمَّ الثَّانِيَةَ، ثُمَّ الثَّالِثَةَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ أَخَذَ بِكَفِّهِ الْيُمْنَى قَبْضَةً مِنْ مَاءٍ، فَصَبَّهَا عَلَى نَاصِيَتِهِ فَتَرَكَهَا تَسْتَنُّ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ غَسَلَ ذِرَاعَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ وَظُهُورَ أُذُنَيْهِ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَيْهِ جَمِيعًا فَأَخَذَ حَفْنَةً مِنْ مَاءٍ فَضَرَبَ بِهَا عَلَى رِجْلِهِ، وَفِيهَا النَّعْلُ فَفَتَلَهَا بِهَا، ثُمَّ الْأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ» قَالَ: قُلْتُ: وَفِي النَّعْلَيْنِ؟ قَالَ: وَفِي النَّعْلَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ: وَفِي النَّعْلَيْنِ؟ قَالَ: وَفِي النَّعْلَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ: وَفِي النَّعْلَيْنِ؟ قَالَ: وَفِي النَّعْلَيْنِ، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: ” وَحَدِيثُ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ شَيْبَةَ، يُشْبِهُ حَدِيثَ عَلِيٍّ، لِأَنَّهُ قَالَ فِيهِ حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ جُرَيْجٍ: وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً، وَقَالَ ابْنُ وَهْبٍ فِيهِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ ثَلَاثًا

Abdul Aziz bin Yahya Al-Harrani telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah, dari Ubaidullah Al-Khaulani, dari Ibnu Abbas, ia berkata, Ali bin Abi Thalib pernah menemuiku, kemudian ia meminta untuk didatangkan air wudhu, maka kami membawakan bejana berisi air untuknya hingga kami letakkan di depannya. Lalu, ia berkata, “Wahai Ibnu Abbas, maukah aku perlihatkan kepadamu bagaimana Rasulullah saw. berwudhu?” Saya menjawab, “Tentu”. Ibnu Abbas berkata, “Ali menuangkan bejana tersebut pada tangannya, kemudian ia membasuhnya, lalu memasukkan tangan kanannya. Ia menuangkan air dengannya pada tangan lainnya, kemudian membasuh dua telapak tangannya, lalu berkumur dan beristintsar, kemudian memasukkan kedua tangannya, lalu mengambil air sepenuh kedua telapak tangan, kemudian menyiramkannya pada wajahnya, lalu memasukkan kedua ibu jarinya pada kedua telinga bagian luar, kemudian ia melakukan yang kedua dan ketiga juga demikian. Lalu, ia mengambil segenggam air dengan telapak tangan kanannya, kemudian menuangkannya pada ubun-ubunnya dan membiarkannya mengalir pada wajahnya, lalu membasuh kedua lengannya hingga dua siku tiga kali tiga kali, kemudian mengusap kepalanya dan bagian luar dua telinganya lalu memasukkan kedua jarinya padanya, lalu mengambil air sepenuh kedua telapak tangan dan menyiramkannya pada kakinya yang kala itu mengenakan sandal, lalu memilinnya, dan demikian juga pada kaki satunya. Dia (Abdullah Al-Khaulani) berkata, Aku bertanya (kepada Ibnu Abbas), “Kedua kakinya tetap mengenakan sandal?” Ia menjawab, “Ya, kedua kakinya tetap mengenakan sandal. Dia (Abdullah Al-Khaulani) berkata, Aku bertanya (kepada Ibnu Abbas), “Kedua kakinya tetap mengenakan sandal?” Ia menjawab, “Ya, kedua kakinya tetap mengenakan sandal. Dia (Abdullah Al-Khaulani) berkata, Aku bertanya (kepada Ibnu Abbas), “Kedua kakinya tetap mengenakan sandal?” Ia menjawab, “Ya, kedua kakinya tetap mengenakan sandal. Abu Daud berkata, “Hadis Ibnu Juraij dari Syaibah menyerupai hadis Ali, karena Hajjaj bin Muhammad bin Juraij mengatakan padanya, dan ia mengusap kepalanya satu kali usapan. Sedangkan Ibnu Wahb berkata padanya dari Ibnu Juraij, Dan ia mengusap kepalanya tiga kali.

Hadis No. 55 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْعَبْدِيُّ، حَدَّثَنَا بَهْزٌ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، حَدَّثَنَا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عِتْبَانُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّهُ عَمِيَ، فَأَرْسَلَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: تَعَالَ فَخُطَّ لِي مَسْجِدًا، فَجَاءَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَاءَ قَوْمُهُ وَنُعِتَ رَجُلٌ مِنْهُمْ، يُقَالُ لَهُ: مَالِكُ بْنُ الدُّخْشُمِ، ثُمَّ ذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ

Abu Bakr bin Nafi’ Al-Abdi telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Bahz telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Tsabit telah menceritakan kepada kami, dari Anas, ia berkata, Itban bin Malik telah menceritakan kepadaku, bahwa ia buta, maka ia mengirim utusan kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Silahkan datang kemari (Wahai Rasulullah), sehingga itu bisa menjadi tempat shalat bagiku.” Maka Rasulullah saw. datang bersama para sahabatnya, lalu disebutlah sifat jelek seorang laki-laki dari mereka yang dipanggil Malik bin Ad-Dukhsum. Kemudian ia menyebutkan semisal hadis Sulaiman bin Al-Mughirah.

Hadis No. 54 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ الْمُغِيرَةِ، قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ، عَنْ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ، فَلَقِيتُ عِتْبَانَ، فَقُلْتُ: حَدِيثٌ بَلَغَنِي عَنْكَ، قَالَ: أَصَابَنِي فِي بَصَرِي بَعْضُ الشَّيْءِ، فَبَعَثْتُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي أُحِبُّ أَنْ تَأْتِيَنِي فَتُصَلِّيَ فِي مَنْزِلِي، فَأَتَّخِذَهُ مُصَلًّى، قَالَ: فَأَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَنْ شَاءَ اللهُ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَدَخَلَ وَهُوَ يُصَلِّي فِي مَنْزِلِي وَأَصْحَابُهُ يَتَحَدَّثُونَ بَيْنَهُمْ، ثُمَّ أَسْنَدُوا عُظْمَ ذَلِكَ وَكُبْرَهُ إِلَى مَالِكِ بْنِ دُخْشُمٍ، قَالُوا: وَدُّوا أَنَّهُ دَعَا عَلَيْهِ فَهَلَكَ، وَدُّوا أَنَّهُ أَصَابَهُ شَرٌّ، فَقَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ، وَقَالَ: «أَلَيْسَ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ؟»، قَالُوا: إِنَّهُ يَقُولُ ذَلِكَ، وَمَا هُوَ فِي قَلْبِهِ، قَالَ: لَا يَشْهَدُ أَحَدٌ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ، فَيَدْخُلَ النَّارَ، أَوْ تَطْعَمَهُ، قَالَ أَنَسِ: فَأَعْجَبَنِي هَذَا الْحَدِيثَ، فَقُلْتُ لِابْنِي: اكْتُبْهُ فَكَتَبَهُ

Syaiban bin Farukh telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sulaiman bin Al-Mughirah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Tsabit telah menceritakan kepada kami, dari Anas bin Malik, ia berkata, Mahmud bin Ar-Rabi’ telah menceritakan kepadaku, dari Itban bin Malik, ia berkata, “Saya menadatangi Madinah, maka aku berjumpa Itban. Lalu aku meminta beliau meriwayatkan sebuah hadis.” Ia berkata, “Mataku ditimpa sejenis penyakit yang menyebabkan beberapa hal, aku mengirimkan utusan kepada Rasulullah saw. yang mengatakan bahwa aku amat mengharapkan kedatangan beliau agar mendirikan shalat bersamaku di rumah, sehingga aku menjadikannya sebagai tempat shalat.” Itban berkata lagi, Maka Rasulullah saw. tiba bersama-sama para sahabat yang berkeinginan datang, dan beliau terus masuk ke rumah. Beliau mendirikan shalat, sementara para sahabat masih saja berbincang sesama mereka di mana sebagian dari mereka membicarakan tentang kemunafikan Malik bin Dukhsyum. Para sahabat berkata, mereka berharap agar Rasulullah saw. mendoakan jelek Malik bin Dukhsyum agar ditimpa kecelakaan. Mareka juga inginkan supaya ia ditimpa malapetaka. Selesai shalat, beliau pun bertanya, “Bukankah ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa aku utusan Allah?” Para sahabat berkata, “Dia mengucapnya hanyalah di mulut semata-mata tetapi tidak di hati.” Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang yang mengucapkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah, kemudian masuk neraka atau merasakannya.” Anas berkata, “Hadis ini membuatku kagum. Maka aku berkata untuk anakku, “Tulislah hadis itu”. Lalu ia pun menulisnya.

Hadis No. 53 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، أَخْبَرَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ رَدِيفُهُ عَلَى الرَّحْلِ، قَالَ: «يَا مُعَاذُ» قَالَ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: «يَا مُعَاذُ» قَالَ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: «يَا مُعَاذُ» قَالَ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: «مَا مِنْ عَبْدٍ يَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ»، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا أُخْبِرُ بِهَا فَيَسْتَبْشِرُوا، قَالَ: «إِذًا يَتَّكِلُوا»، فَأَخْبَرَ بِهَا مُعَاذُ عِنْدَ مَوْتِهِ تَأَثُّمًا

Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Mu’adz bin Hisyam telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, ayahku telah menceritakan kepadaku, dari Qatadah, ia berkata, Anas bin Malik telah menceritakan kepada kami, bahwa Nabi saw. dan Mu’adz bin Jabal sedang berboncengan di atas kendaraan. Beliau lalu memanggil, “Wahai Mu’adz.” Ia menjawab, “Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.” Beliau memanggil lagi, “Wahai Mu’adz.” Ia menjawab, “Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.” Beliau memanggil lagi, “Wahai Mu’adz.” Ia menjawab, “Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya kecuali Allah akan mengaharamkan baginya atas neraka.” Mu’adz berkata, “Wahai Rasulullah, Bolehkah aku memberitahu perkara ini kepada manusia agar mereka sebarkan berita gembira ini?” Beliau bersabda, “Kalau begitu, mereka akan bersandar kepadanya.” Lalu Mu’adz menyebarkan kabar tersebut menjelang kematiannya khawatir menanggung salah (menyembunyikan hadis ini).”

Hadis No. 52 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو كَثِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ، قَالَ: كُنَّا قُعُودًا حَوْلَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَعَنَا أَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ فِي نَفَرٍ، فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَيْنِ أَظْهُرِنَا، فَأَبْطَأَ عَلَيْنَا، وَخَشِينَا أَنْ يُقْتَطَعَ دُونَنَا، وَفَزِعْنَا، فَقُمْنَا، فَكُنْتُ أَوَّلَ مَنْ فَزِعَ، فَخَرَجْتُ أَبْتَغِي رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَتَيْتُ حَائِطًا لِلْأَنْصَارِ لِبَنِي النَّجَّارِ، فَدُرْتُ بِهِ هَلْ أَجِدُ لَهُ بَابًا؟ فَلَمْ أَجِدْ، فَإِذَا رَبِيعٌ يَدْخُلُ فِي جَوْفِ حَائِطٍ مِنْ بِئْرٍ خَارِجَةٍ – وَالرَّبِيعُ الْجَدْوَلُ – فَاحْتَفَزْتُ، فَدَخَلْتُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَبُو هُرَيْرَةَ» فَقُلْتُ: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: «مَا شَأْنُكَ؟» قُلْتُ: كُنْتَ بَيْنَ أَظْهُرِنَا، فَقُمْتَ فَأَبْطَأْتَ عَلَيْنَا، فَخَشِينَا أَنْ تُقْتَطَعَ دُونَنَا، فَفَزِعْنَا، فَكُنْتُ أَوَّلَ مَنْ فَزِعَ، فَأَتَيْتُ هَذَا الْحَائِطَ، فَاحْتَفَزْتُ كَمَا يَحْتَفِزُ الثَّعْلَبُ، وَهَؤُلَاءِ النَّاسُ وَرَائِي، فَقَالَ: «يَا أَبَا هُرَيْرَةَ» وَأَعْطَانِي نَعْلَيْهِ، قَالَ: «اذْهَبْ بِنَعْلَيَّ هَاتَيْنِ، فَمَنْ لَقِيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطَ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ، فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ»، فَكَانَ أَوَّلَ مَنْ لَقِيتُ عُمَرُ، فَقَالَ: مَا هَاتَانِ النَّعْلَانِ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟ فَقُلْتُ: هَاتَانِ نَعْلَا رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بَعَثَنِي بِهِمَا مَنْ لَقِيتُ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ، بَشَّرْتُهُ بِالْجَنَّةِ، فَضَرَبَ عُمَرُ بِيَدِهِ بَيْنَ ثَدْيَيَّ فَخَرَرْتُ لِاسْتِي، فَقَالَ: ارْجِعْ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، فَرَجَعْتُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَجْهَشْتُ بُكَاءً، وَرَكِبَنِي عُمَرُ، فَإِذَا هُوَ عَلَى أَثَرِي، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا لَكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟» قُلْتُ: لَقِيتُ عُمَرَ، فَأَخْبَرْتُهُ بِالَّذِي بَعَثْتَنِي بِهِ، فَضَرَبَ بَيْنَ ثَدْيَيَّ ضَرْبَةً خَرَرْتُ لِاسْتِي، قَالَ: ارْجِعْ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا عُمَرُ، مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا فَعَلْتَ؟» قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، بِأَبِي أَنْتَ، وَأُمِّي، أَبَعَثْتَ أَبَا هُرَيْرَةَ بِنَعْلَيْكَ، مَنْ لَقِيَ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ بَشَّرَهُ بِالْجَنَّةِ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: فَلَا تَفْعَلْ، فَإِنِّي أَخْشَى أَنْ يَتَّكِلَ النَّاسُ عَلَيْهَا، فَخَلِّهِمْ يَعْمَلُونَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَخَلِّهِمْ

Zuhair bin Harb telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Umar bin Yunus Al-Hanafi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ikrimah bin Ammar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Katsir telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Abu Hurairah telah menceritakan kepadaku, ia berkata, “Dalam sebuah peperangan kami pernah duduk-duduk mengitari Rasulullah saw. dan bersama kami ada Abu Bakr dan Umar. Lalu beliau beranjak pergi dari sekeliling kami dan terlambat untuk kembali sampai-sampai kami khawatir kalau beliau tertangkap oleh musuh atau tertimpa musibah. Kami semua sangat khawatir, dan orang yang paling mengkhawatirkan keadaan beliau adalah aku. Maka aku pun berdiri dan keluar untuk mencari Rasulullah saw. hingga sampai pada sebuah kebun milik kaum Anshar dari Bani Najjar. Aku pun mengitarinya dengan harapan akan mendapatkan sebuah pintu masuk, namun aku tidak mendapatkannya. Dan ternyata ada sebuah aliran sungai dari luar kebun yang masuk dari sebuah pojok kebun. Maka akupun berusaha masuk sebagaimana seekor musang berusaha masuk melalui sebuah lobang sempit. Dan aku pun menemukan Rasulullah saw. Beliau berseru, “Abu Hurairah!” Aku pun menjawab, “Ya, Wahai Rasulullah.” “Ada apa?”, tanya beliau. Aku menjawab, “Begini wahai Rasul, engkau tadi sedang bersama-sama dengan kami, lalu tiba-tiba engkau pergi meninggalkan kami dan lama tidak kembali hingga kami pun sangat khawatir akan keselamatanmu, terutama aku wahai Rasul. Maka aku pun berusaha memasuki kebun ini dari sebuah lobang yang sangat sempit sebagaimana seekor musang, dan mereka (para sahabat yang lain) ada di belakangku. Sambil berkata beliau memberikan kedua sandalnya kepadaku, “Wahai Abu Hurairah, bawalah kedua sandalku ini, dan siapapun yang kau temui di balik kebun ini ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan ia menancapkan keyakinan ini dalam hatinya, maka berilah kabar gembira kepadanya dengan surga.” Dan kebetulan orang yang pertama kali bertemu denganku adalah Umar, maka ia pun bertanya, “Ada apa dengan kedua sandal itu wahai Abu Hurairah?” Aku menjawab, “Ini adalah kedua sandal Rasulullah saw. beliau menyuruhku untuk membawanya dan menyampaikan kabar gembira surga kepada orang yang pertama kali bertemu denganku sedang ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan ia meyakininya dengan hatinya.” Maka Umar pun memukulku dengan tangannya tepat di tengah-tengah dadaku hingga aku jatuh duduk, lalu berkata, “Kembalilah wahai Abu Hurairah.” Maka aku pun kembali menemui Rasulullah saw. dengan wajah menahan tangis. Ternyata Umar saat itu juga mengikutiku. Seketika itu Rasulullah saw. bertanya, “Ada apa denganmu wahai Abu Hurairah?” Aku menjawab, “Aku telah bertemu dengan Umar, lalu aku kabarkan dengannya mengenai apa yang telah engkau perintahkan kepadaku, namun tiba-tiba ia memukulku dengan keras tepat di ulu hatiku hingga aku terjatuh lunglai. Setelah itu, ia berkata, ‘Kembalilah!’ Maka Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Umar, kenapa kamu berbuat demikian?” Umar menjawab, “Wahai Rasulullah, apa benar engkau telah mengutus Abu Hurairah dengan kedua sandalmu itu dan menyuruhnya memberi kabar gembira dengan surga bagi orang yang pertama kali ditemuinya sedang ia bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan keyakinan yang mantap dalam hatinya?” Beliau menjawab, “Ya, benar”. Umar berkata, “Sebaiknya engkau tidak berbuat demikian wahai Rasulullah, karena sesungguhnya aku sangat khawatir kalau-kalau manusia akan bergantung padanya, dan biarkanlah mereka melaksanakan amalan-amalan yang baik.” Rasulullah saw. bersabda, “Biarkanlah mereka (tidak mengetahui hadis ini)”.

Hadis No. 51 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ، حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ هِلَالٍ، قَالَ: سَمِعْتُ مُعَاذًا، يَقُولُ: دَعَانِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَجَبْتُهُ، فَقَالَ: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى النَّاسِ؟» نَحْوَ حَدِيثِهِمْ

Al-Qasim bin Zakariya’ telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Husain telah menceritakan kepada kami, dari Zaidah, dari Abu Hashin, dari Al-Aswad bin Hilal, ia berkata, aku mendengar Mu’adz berkata, “Rasulullah saw. pernah memanggilku, aku pun menjawab panggilannya. Lalu beliau bertanya, “Apakah kamu tahu apa hak Allah atas manusia?” Semisal hadis mereka.

Hadis No. 50 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَابْنُ بَشَّارٍ، قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، وَالْأَشْعَثِ بْنِ سُلَيْمٍ، أَنَّهُمَا سَمِعَا الْأَسْوَدَ بْنَ هِلَالٍ، يُحَدِّثُ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا مُعَاذُ، أَتَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟» قَالَ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «أَنْ يُعْبَدَ اللهُ وَلَا يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ»، قَالَ: «أَتَدْرِي مَا حَقُّهُمْ عَلَيْهِ إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ؟» فَقَالَ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ

Muhammad bin Al-Mutsanna dan Ibnu Basyar telah menceritakan kepada kami, Ibnu Al-Mutsanna berkata, Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin dan Al-Asy’ats, bahwa keduanya mendengar Al-Aswad bin Hilal menceritakan dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Mu’adz, apakah kamu tahu apa hak Allah atas hamba?” Mu’adz menjawab, “Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Yaitu Allah disembah dan tidak disekutukan dengan sesuatu apapun.” Beliau bersabda lagi, “Apakah kamu tahu apa hak hamba atas Allah jika mereka melakukan itu?” Mu’adz menjawab, “Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Allah tidak akan menyiksa mereka.”

Hadis No. 71 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab orang yang dikehendaki Allah kebaikan, ia akan dipahamkan masalah agama,

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ يُونُسَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ، خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ

Sa’id bin Ufair telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahb telah menceritakan kepada kami, dari Yunus, dari Ibnu Syihab, ia berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata, aku mendengar Muawiyah memberi khutbah, ia berkata, aku mendengar Nabi saw. bersabda, “Siapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah akan pahamkan ia dalam urusan agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedangkan Allah yang memberi. Senantiasa umat ini akan tegak di atas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah.”