Beranda blog Halaman 28

Sekolah Hadis di Tengah Pandemi Bersama El-Bukhari

0
Sekolah Hadis el-Bukhari Institute
Sekolah Hadis el-Bukhari Institute

Hadispedia.id – Ahad, 1 Agustus 2021 Sekolah Hadis el-Bukhari Institute telah merampungkan salah satu program unggulannya; Kelas Metode Memahami Sunnah. Kelas ini dibimbing oleh Ustadz M. Khairul Huda, Lc. MA. pada empat pertemuan pertama dan Ustadz Mujiburrahman Lc., MA pada empat pertemuan terakhir.

Ustadz Huda dan Ustadz Mujib merupakan lulusan S1 Tafsir Hadis UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta dan S2 Sekolah Pasca Sarjana di Universitas yang sama. Sementara, gelar Lc didapatkan keduanya di Darus Sunnah International Institute for Hadith Sciences Ciputat Tangerang Selatan. Sebuah pesantren Mahasiswa khusus belajar hadis dan ilmu hadis yang didirikan oleh Alm. KH. Ali Mustafa Ya’qub.

Ada 9 peserta yang mendaftar pada kelas ini. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia. Ada yang sedang berada di Pasuruan, Bogor, Jakarta, dan Makassar. Bahkan, ada salah satu peserta berkebangsaan Indonesia yang sedang berada di Inggris mengikuti program ini.

Para peserta belajar setiap hari Sabtu dan Ahad pukul 16.00 WIB selama satu bulan dengan total 8 kali pertemuan. Setiap peserta mendapatkan buku “Ilmu Matan Hadis” karya Ustadz Huda sebagai bahan bacaan. Meskipun demikian, setiap pertemuan para peserta juga mendapatkan ppt (power point) materi sesuai silabus Sekolah Hadis yang diambil dari kitab At-Thuruq Ash-Shahihah fi Fahm As-Sunnah An-Nabawiyyah karya KH. Ali Mustafa Ya’qub.

Pada kelas ini, para peserta diantarkan pada berbagai metode dalam memahami hadis-hadis Nabi agar dapat dipahami secara proposional. Di antaranya adalah metode ikhtilaful hadis. Bagaimana sikap kita ketika mendapati hadis-hadis yang secara zahirnya saling bertentangan, padahal sama-sama memiliki kualitas yang shahih.

Sementara Kelas Ilmu Hadis Dasar selesai pada hari Selasa 3 Agustus 2021. Kelas ini diikuti 11 peserta. 9 di antaranya adalah peserta yang sama dengan kelas Metode Memahami Sunnah. Mereka dibimbing oleh Ustadzah Annisa Nurul Hasanah Lc. S.Ag alumni S1 Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Darus Sunnah Ciputat.

Para peserta belajar setiap hari Senin dan Selasa pukul 16.00 WIB yang diawali dengan membaca Mandzumah Baiquniyah berjumlah 34 bait. Arti dan penjelasan Mandzumah tersebut telah diterbitkan dalam bentuk buku berjudul “Syarah Matan Baiquniyah” karya Abdul Karim Munthe MA; direktur el-Bukhari Institute.

Buku tersebut juga telah dimiliki setiap peserta sebagai buku pedoman. Namun, setiap pertemuan para peserta juga mendapatkan ppt materi sesuai silabus yang disusun dari kitab Taisir Mustalah Hadis karya Dr. Mahmud At-Thahhan sebagai bahan ajar utama.

Pada Kelas Ilmu Hadis Dasar, para peserta dikenalkan dengan beragam istilah-istilah yang ada pada kajian hadis. Mulai dari pengertian dari hadis itu sendiri, atsar, khabar, dan sunnah. Apa saja komponen yang ada pada suatu hadis dan lain sebagainya. Para peserta juga belajar macam-macam hadis berdasarkan kuantitas maupun kualitas sanad.

Selanjutnya, Kelas Takhrij Hadis berakhir pada hari Kamis 5 Agustus 2021. Kelas ini diikuti oleh 9 peserta yang juga mengikuti dua kelas sebelumnya. Mereka memang mendaftar sebagai anggota member Sekolah Hadis. Sehingga, meskipun sekolah hadis pada periode Juli ini telah berakhir, mereka dapat mengikuti sekolah hadis pada periode berikutnya selama setahun tanpa mendaftar lagi. Mereka juga dapat mengakses Sekolah Hadis Online via Hadispedia.

Selain itu, keuntungan yang didapatkan bagi peserta member Sekolah Hadis adalah mereka dapat mengukuti kajian kitab fiqh (Fathul Mu’in) setiap hari Jum’at, kitab hadis (Bulughul Maram) setiap hari Ahad, dan kitab ilmu hadis (Taisir Musthalah Hadis) setiap hari Rabu. Masing-masing diadakan mulai dari pukul 19.30 – 20.30 WIB. Bagi peserta yang tidak dapat mengikuti kajian secara langsung, mereka akan mendapat video rekamannya yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.

Kelas Takhrij Hadis dibimbing oleh Ustadzah Izza Farhatin Ilmi, Lc. SS.i. Beliau merupakan kandidat Master di Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Konsentrasi Hadis dan Tradisi Kenabian. Para peserta mengikuti kelas ini setiap hari Rabu dan Kamis pukul 16.00 WIB. Pada kelas ini, peserta mendapatkan buku terbitan el-Bukhari Publishing berjudul Menyingkap Khazanah Ilmu Hadis karya Saifuddin Herlambang dan Saepul Anwar. Sedangkan kitab yang menjadi rujukan utama sebagai bahan ajar kelas ini adalah Ushulut Takhrij wa Dirasatul Asanid karya Dr. Mahmud At-Thahhan.

Pada kelas ini, mereka dikenalkan pengertian takhrij hadis, berbagai macam metode takhrij hadis baik metode klasik maupun modern. Selain itu, mereka juga diajarkan membuat laporan penelitian takhrij hadis sederhana pada pertemuan keempat. Finalnya, pada pertemuan kedelapan, para peserta mempresentasikan hasil akhir dari penelitian sederhana mereka pada sebuah hadis. Apakah hadis itu bersambung sanadnya atau tidak dan bagaimana kualitas dari masing-masing perawinya.

Setelah selesai mengikuti Sekolah Hadis tersebut, para peserta diberikan soal Ujian Akhir Program (UAP) pada masing-masing kelas yang mereka ikuti. Ujian ini bertujuan untuk mengukur seberapa paham mereka pada materi-materi yang telah diberikan oleh Ustadz/Ustadzah. Bagi peserta yang telah mengerjakan UAP akan diberikan sertifikat beserta peringkat nilai yang didapatkannya dari panitia Sekolah Hadis.

Pak Andhy Arya Ekaputra (Dosen), salah satu peserta member Sekolah Hadis periode ini memberikan testimoninya, “Saya senang sekali selama di el-Bukhari Institute, terutama saat sesi tanya jawab. Para mentor menjawab dengan jelas dan sabar khususnya Ustz. Izza.” Selain itu, Ilham firmansyah (karyawan) salah satu peserta member juga berkata, “Saya senang sekali bisa ikut belajar di sekolah hadis el-bukhari, materi penyajiannya ringan dan mudah ditangkap.” Sementara Rida Roudotus Syarifah (Mahasiswi), yang mengikuti kelas ilmu hadis dasar berkata, “Tutor berkompeten.”

Sekolah Hadis el-Bukhari Institute ini pada mulanya hanya diadakan secara offline sejak tahun 2016 yang bertempat di kantor el-Bukhari Institute di Ciputat. Namun sejak pandemi COVID 19, Sekolah Hadis el-Bukhari Institute akhirnya membuka kelas secara online via zoom meeting sejak bulan puasa tahun 2020.

Alhamdulillah, masyarakat menyambut baik. Bahkan dari berbagai kalangan dan backround yang berbeda sangat antusias mengikuti program ini. Semoga dengan adanya Sekolah Hadis ini dapat mengedukasi masyarakat luas seputar hadis dan ilmu hadis. Sekolah Hadis el-Bukhari Institute periode berikutnya insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021. Bagi yang berminat silahkan klik tautan berikut ini http://bit.ly/SekolahHadisEl-Bukhari .

Hadis No. 101 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sifat wudhu Nabi saw.,

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ وَأَبُو تَوْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ ح وحَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ أَبِي حَيَّةَ قَالَ رَأَيْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تَوَضَّأَ فَذَكَرَ وُضُوءَهُ كُلَّهُ ثَلَاثًا ثَلَاثًا قَالَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَحْبَبْتُ أَنْ أُرِيَكُمْ طُهُورَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Musaddad dan Abu Taubah telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Abu Al-Ahwash telah menceritakan kepada kami, ha’ at-tahwil, dan Amr bin Aun telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Al-Ahwash telah mengabarkan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Abu Hayyah, ia berkata, “Aku pernah melihat Ali r.a. berwudhu”. Lalu Abu Hayyah menyebutkan cara wudhu Ali r.a. semuanya tiga kali-tiga kali. Abu Hayyah berkata, “Kamudian Ali mengusap kepalanya, membasuh kedua kakinya sampai tumit, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku hanya ingin memperlihatkan kepada kalian cara bersuci Rasulullah saw.'”

Hadis No. 100 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sifat wudhu Nabi saw.,

حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ الطُّوسِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا فِطْرٌ عَنْ أَبِي فَرْوَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ رَأَيْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَغَسَلَ ذِرَاعَيْهِ ثَلَاثًا وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَاحِدَةً ثُمَّ قَالَ هَكَذَا تَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Ziyad bin Ayyub At-Thusi, dari Ubaidullah bin Musa, dari Fithr, dari Abu Farwah, dari Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata, “Aku pernah melihat Ali r.a. berwudhu, ia membasuh wajahnya tiga kali, membasuh kedua lengannya tiga kali, dan mengusap kepalanya satu kali. Kemudian Ali r.a. berkata, ‘Beginilah Rasulullah saw. berwudhu.'”

Hadis No. 49 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ سَلَّامُ بْنُ سُلَيْمٍ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ قَالَ فَقَالَ يَا مُعَاذُ تَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ قَالَ قُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا

Dari Abu Bakr bin Abi Syaibah, dari Abu Al-Ahwash; Sallam bin Sulaim, dari Abu Ishaq, dari Amr bin Maimun, dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata, “Aku pernah dibonceng Rasulullah saw. di atas keledai yang diberi nama Ufair.” Mu’adz berkata, ‘Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Mu’adz, apakah kamu mengetahui apa hak Allah atas hamba dan apa hak hamba atas Allah?” Mu’adz berkata, ‘Aku lalu menjawab, “Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya hak Allah atas hamba adalah kalian menyembah Allah dan tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan hak hamba atas Allah adalah agar orang yang tidak mensyirikkan-Nya tidak disiksa dengan sesuatu apa pun.” Mu’adz berkata, ‘Saya lalu berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah boleh aku memberitakannya kepada manusia?” Beliau menjawab, “Jangan kamu memberitahukannya kepada mereka sehingga mereka bersandar kepadanya.”

Hadis No. 65 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab sabda Nabi saw., “Terkadang orang yang menyampaikan lebih mengerti dibandingkan orang yang mendengarnya.”,

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا بِشْرٌ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنِ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ ذَكَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَعَدَ عَلَى بَعِيرِهِ وَأَمْسَكَ إِنْسَانٌ بِخِطَامِهِ – أَوْ بِزِمَامِهِ – قَالَ أَيُّ يَوْمٍ هَذَا فَسَكَتْنَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ سِوَى اسْمِهِ قَالَ أَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْرِ قُلْنَا بَلَى قَالَ فَأَيُّ شَهْرٍ هَذَا فَسَكَتْنَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ فَقَالَ أَلَيْسَ بِذِي الحِجَّةِ قُلْنَا بَلَى قَالَ فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ  الْغَائِبَ فَإِنَّ الشَّاهِدَ عَسَى أَنْ يُبَلِّغَ مَنْ هُوَ أَوْعَى لَهُ مِنْهُ

Musaddad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Bisyr telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Aun telah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Sirin, dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari ayahnya, ia menuturkan bahwa Nabi saw. pernah duduk di atas untanya, sementara orang-orang memegangi tali kekang unta tersebut. Beliau bersabda, “Hari apakah ini?” Kami semua terdiam hingga menyangka bahwa beliau akan memberi nama lain selain nama hari yang sudah dikenal. Beliau berkata, “Bukanlah hari ini hari nahr?” Kami menjawab, “Benar”. Nabi saw. kembali bertanya, “Bulan apakah ini?” Kami semua terdiam hingga menyangka bahwa beliau akan memberi nama lain selain nama bulan yang sudah dikenal. Beliau berkata, “Bukankah ini bulan Dzul Hijjah?” Kami menjawab, “Benar”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian sesama kalian haram (suci/mulia) sebagaimana mulianya hari kalian ini, bulan kalian ini, negara kalian ini. Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena orang yang hadir semoga dapat menyampaikan kepada orang yang lebih paham darinya.”

Hadis No. 64 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab orang yang duduk sampai majelisnya selesai dan orang yang menjumpai tempat yang lowong dalam sebuah majelis lalu ia pun duduk menempatinya,

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّ أَبَا مُرَّةَ مَوْلَى عَقِيلِ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي المَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ قَالَ فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا وَأَمَّا الآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ

Ismail telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Malik telah menceritakan kepadaku, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah bahwa Abu Murrah; mantan budak Aqil bin Abu Thalib telah mengabarkan kepadanya dari Abu Waqid Al-Laitsi, bahwa Rasulullah saw. ketika sedang duduk di dalam masjid bersama para sahabat, datanglah tiga orang. Lalu, dua orang berdiri di hadapan Rasulullah saw. sedangkan yang seorang pergi. Abu Waqid berkata, “Maka dua orang tadi berdiri di hadapan Nabi saw. kemudian satu di antara keduanya melihat tempat kosong dalam majelis, maka ia duduk di tempat itu. Sedangkan yang kedua, duduk di belakang majelis. Sementara yang ketiga berbalik pergi. Setelah Rasulullah saw. selesai bermajelis, beliau bersabda, “Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi? Adapun seorang di antara mereka, ia mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah mendekatkan ia kepada-Nya. Orang yang kedua, ia malu (tidak mengisi tempat yang kosong), maka Allah pun malu kepada-Nya. Sedangkan orang yang ketiga berpaling dari Allah, maka Allah pun berpaling darinya.”

Hadis No. 63 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab tentang Al-Munawalah dan ahli ilmu menyebarkan ilmunya ke seluruh negeri,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَبُو الحَسَنِ المَرْوَزِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَتَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِتَابًا – أَوْ أَرَادَ أَنْ يَكْتُبَ – فَقِيلَ لَهُ إِنَّهُمْ لاَ يَقْرَءُونَ كِتَابًا إِلَّا مَخْتُومًا فَاتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ نَقْشُهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِهِ فِي يَدِهِ فَقُلْتُ لِقَتَادَةَ مَنْ قَالَ نَقْشُهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ؟ قَالَ أَنَسٌ

Muhammad bin Muqatil; Abu Al-Hasan Al-Marwazi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdullah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi saw. pernah menulis sebuah surat – atau bermaksud menulis surat – lalu dikatakan kepada beliau, bahwa mereka tidak akan membaca tulisan kecuali tertera stempel. Maka Nabi saw. membuat stempel dari perak yang terukir; Muhammad Rasulullah. Seakan-akan aku melihat warna putih pada tangan beliau.” Lalu aku (Syu’bah) bertanya kepada Qatadah, “Siapa yang berkata bahwa ukiran stempelnya adalah Muhammad Rasulullah?” Qatadah menjawab, “Anas”.

Hadis No. 62 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab tentang Al-Munawalah dan ahli ilmu menyebarkan ilmunya ke seluruh negeri,

وَقَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: نَسَخَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ المَصَاحِفَ فَبَعَثَ بِهَا إِلَى الآفَاقِ وَرَأَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَوَيَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَمَالِكُ بْنُ أَنَسٍ ذَلِكَ جَائِزًا وَاحْتَجَّ بَعْضُ أَهْلِ الحِجَازِ فِي المُنَاوَلَةِ بِحَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيْثُ كَتَبَ لِأَمِيرِ السَّرِيَّةِ كِتَابًا وَقَالَ: «لاَ تَقْرَأْهُ حَتَّى تَبْلُغَ مَكَانَ كَذَا وَكَذَا». فَلَمَّا بَلَغَ ذَلِكَ المَكَانَ قَرَأَهُ عَلَى النَّاسِ وَأَخْبَرَهُمْ بِأَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Anas bin Malik berkata, “Usman bin Affan menyalin mushaf-mushaf (Al-Qur’an) lalu menyuruh menyebarkannya ke seluruh negeri.” Abdullah bin Umar, Yahya bin Sa’id, dan Malik bin Anas berpendapat bahwa hal itu boleh. Sebagian ahlul Hijaz berargumen tentang Al-Munawalah dengan (dalil) hadis Nabi saw. yang ketika itu beliau mengirim kepada pemimpin tentara perang sariyyah sebuah surat dan beliau bersabda, “Janganlah kamu baca surat ini sampai kamu sampai di tempat ini dan ini.” Ketika ia sampai di tempat tersebut, maka ia baru membacakan surat itu kepada orang-orang dan ia memberitahukan kepada mereka tentang perintah Nabi saw.

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ صَالِحٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  بَعَثَ بِكِتَابِهِ رَجُلًا وَأَمَرَهُ أَنْ يَدْفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ البَحْرَيْنِ فَدَفَعَهُ عَظِيمُ البَحْرَيْنِ إِلَى كِسْرَى فَلَمَّا قَرَأَهُ مَزَّقَهُ فَحَسِبْتُ أَنَّ ابْنَ المُسَيِّبِ قَالَ: فَدَعَا عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُمَزَّقُوا كُلَّ مُمَزَّقٍ

Ismail bin Abdullah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibrahim bin Sa’d telah menceritakan kepadaku, dari Shalih, dari Ibnu Syihab, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, bahwa Abdullah bin Abbas telah mengabarkannya bahwa Rasulullah saw. pernah mengutus seseorang dengan membawa surat dan memerintahkannya untuk memberikan surat itu kepada Pemimpin Bahrain. Lalu Pemimpin Bahrain itu memberikannya kepada Kisra (gelar Raja Persia). Ketika ia membaca surat itu, ia merobeknya. Aku mengira bahwa Ibnu Al-Musayyib berkata, “Lalu Rasulullah saw. berdoa agar mereka (kekuasaannya) dirobek-robek sehancur-hancurnya.”

Hadis No. 61 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab tentang ilmu dan firman Allah swt., “Wa qul rabbi zidni ilma (Katakanlah, Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu) Q.S. Thaha (20): 114,

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدٍ هُوَ المَقْبُرِيُّ عَنْ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي المَسْجِدِ دَخَلَ رَجُلٌ عَلَى جَمَلٍ فَأَنَاخَهُ فِي المَسْجِدِ ثُمَّ عَقَلَهُ ثُمَّ قَالَ لَهُمْ أَيُّكُمْ مُحَمَّدٌ؟ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئٌ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ فَقُلْنَا هَذَا الرَّجُلُ الأَبْيَضُ المُتَّكِئُ. فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ: يَا ابْنَ عَبْدِ المُطَّلِبِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدْ أَجَبْتُكَ». فَقَالَ الرَّجُلُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي سَائِلُكَ فَمُشَدِّدٌ عَلَيْكَ فِي المَسْأَلَةِ فَلاَ تَجِدْ عَلَيَّ فِي نَفْسِكَ؟ فَقَالَ: «سَلْ عَمَّا بَدَا لَكَ» فَقَالَ: أَسْأَلُكَ بِرَبِّكَ وَرَبِّ مَنْ قَبْلَكَ آللَّهُ أَرْسَلَكَ إِلَى النَّاسِ كُلِّهِمْ؟ فَقَالَ: «اللَّهُمَّ نَعَمْ». قَالَ: أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ آللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ نُصَلِّيَ الصَّلَوَاتِ الخَمْسَ فِي اليَوْمِ وَاللَّيْلَةِ؟ قَالَ: «اللَّهُمَّ نَعَمْ». قَالَ: أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ آللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ نَصُومَ هَذَا الشَّهْرَ مِنَ السَّنَةِ؟ قَالَ: «اللَّهُمَّ نَعَمْ». قَالَ: أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ آللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ تَأْخُذَ هَذِهِ الصَّدَقَةَ مِنْ أَغْنِيَائِنَا فَتَقْسِمَهَا عَلَى فُقَرَائِنَا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللَّهُمَّ نَعَمْ». فَقَالَ الرَّجُلُ: آمَنْتُ بِمَا جِئْتَ بِهِ وَأَنَا رَسُولُ مَنْ وَرَائِي مِنْ قَوْمِي وَأَنَا ضِمَامُ بْنُ ثَعْلَبَةَ أَخُو بَنِي سَعْدِ بْنِ بَكْرٍ وَرَوَاهُ مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ وَعَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الحَمِيدِ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ المُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا

Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al-Laits telah menceritakan kepada kami, dari Sa’id yakni Al-Maqburi, dari Syarik bin Abdullah bin Abu Namir, bahwa ia pernah mendengar Anas bin Malik berkata, “Ketika kami sedang duduk bersama Nabi saw. di dalam masjid, ada seorang laki-laki yang menunggang unta datang lalu menambatkannya di dekat masjid. Lalu ia berkata kepada mereka (para sahabat), “Siapa di antara kalian yang bernama Muhammad?” Pada saat itu, Nabi saw. bersandar di tengah para sahabat, lalu kami menjawab, “Orang ini yang berkulit putih yang sedang bersandar.” Orang itu berkata kepada beliau, “Wahai putra Abdul Muthalib.” Nabi saw. menjawab kepadanya, “Ya, aku sudah menjawabmu.” Maka orang itu berkata kepada Nabi saw., “Aku bertanya kepadamu persoalan yang mungkin berat untukmu, namun janganlah kamu merasakan sesuatu terhadapku.” Maka beliau menjawab, “Tanyalah apa yang menjadi persoalanmu.” Orang itu berkata, “Aku bertanya kepadamu, demi Tuhanmu dan Tuhan orang sebelummu. Apakah Allah yang mengutusmu kepada manusia seluruhnya?” Beliau menjawab, “Ya Allah, benar.” Ia berkata, “Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahmu supaya kami shalat lima (waktu) dalam sehari semalam?” Beliau menjawab, “Ya Allah,  benar.” Ia berkata, “Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahmu supaya kami puasa di bulan ini dari tahun (ini)?” Beliau menjawab, “Ya Allah, benar.” Ia berkata, “Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahmu supaya mengambil sedekah dari orang-orang kaya di antara kami lalu membagikannya kepada orang-orang fakir di antara kami?” Maka Nabi saw. menjawab, “Ya Allah, benar.” Orang itu berkata, “Aku beriman dengan apa yang engkau bawa dan aku adalah utusan kaumku, aku Dlimam bin Tsa’labah saudara dari Bani Sa’d bin Bakr.” Musa bin Isma’il dan Ali bin Abdul Hamid juga meriwayatkan dengan redaksi hadis tersebut dari Sulaiman bin Al-Mughirah dari Tsabit dari Anas dari Nabi saw.

Hadis No. 60 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab seorang imam melemparkan pertanyaan kepada jamaahnya untuk menguji ilmu yang mereka miliki,

حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ المُسْلِمِ حَدِّثُونِي مَا هِيَ قَالَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ البَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ

Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sulaiman telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdullah bin Dinar telah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Umar, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Sesungguhnya di antara pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya. Itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim. Katakanlah kepadaku, pojon apakah itu?” Maka para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah (bin Umar) berkata, “Aku berpikir dalam hati, pohon itu adalah pohon kurma. Tapi aku malu mengungkapkannya.” Kemudian orang-orang berkata, “Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?” Beliau menjawab, “Pohon kurma.”