Hadispedia.id – Ilmu merupakan bekal dalam mengarungi kehidupan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Sehingga, tidak ada diskriminasi dalam menuntut ilmu. Baik laki-laki maupun perempuan berhak mendapatkan hak yang sama dalam meraihnya. Hal ini pun yang dilakukan oleh Nabi saw. Beliau tidak hanya memberikan hak pendidikan kepada para sahabat laki-laki, melainkan juga kepada para sahabat perempuan.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رضي الله عنه: قَالَتِ النِّسَاءُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: غَلَبَنَا عَلَيْكَ الرِّجَالُ فَاجْعَلْ لَنَا يَوْمًا مِنْ نَفْسِكَ. فَوَعَدَهُنَّ يَوْمًا لَقِيَهُنَّ فِيهِ، فَوَعَظَهُنَّ وَأَمَرَهُنَّ. فَكَانَ فِيمَا قَالَ لَهُنَّ: «مَا مِنْكُنَّ امْرَأَةٌ تُقَدِّمُ ثَلاَثَةً مِنْ وَلَدِهَا إِلَّا كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنَ النَّارِ» فَقَالَتِ امْرَأَةٌ: وَاثْنَتَيْنِ، فَقَالَ: «وَاثْنَتَيْنِ». رواه البخاري
Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., “Kaum perempuan berkata kepada Nabi saw. ‘Kaum laki-laki telah mengalahkan kami untuk bertemu dengan engkau, maka berilah kami satu hari untuk bermajelis dengan diri tuan.’ Maka, Nabi saw. berjanji kepada mereka untuk bertemu mereka dalam satu hari. Lalu, beliau memberi pelajaran dan memerintahkan mereka. Di antara yang disampaikannya adalah “Tidak seorangpun dari kalian yang didahului (meninggal dunia) oleh tiga orang dari anaknya kecuali akan menjadi tabir bagi dirinya dari neraka.” Seorang sahabat perempuan bertanya, “Bagaimana kalau dua orang?” Nabi saw. menjawab, “Juga dua”. (H.R. Al-Bukhari)
Di dalam riwayat Abu Hurairah r.a. disebutkan bahwa anak yang meninggal dunia yang dapat memberi syafaat orang tuanya tersebut dengan syarat belum balig. Imam Al-Bukhari menyebutkan hadis di atas dalam kitab pembahasan tentang ilmu bab “Apakah perlu dibuat untuk para perempuan pelajaran khusus pada hari tertentu?”.
Imam Al-Bukhari juga menyebutkan hadis di atas dalam kitab pembahasan tentang berpegang teguh terhadap kitab dan sunnah, bab “Nabi saw. mengajari umatnya berdasarkan wahyu”. Hadis penguat tersebut diriwayatkan Imam Al-Bukhari dengan jalur sanad lainnya yang juga bersumber dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri dengan tambahan redaksi dalam matannya.
Pada riwayat lainnya tersebut, para sahabat perempuan meminta kepada Nabi saw. agar dapat diajari tentang ilmu yang telah Allah ajarkan kepada beliau. Lalu, beliau bersabda,
اجْتَمِعْنَ فِي يَوْمِ كَذَا وَكَذَا فِي مَكَانِ كَذَا وَكَذَا
“Berkumpullah kalian pada hari ini dan ini, di tempat ini dan ini.”
Hadis di atas merupakan salah satu hadis yang menunjukkan betapa perhatiannya Nabi saw. terhadap pendidikan para sahabat perempuan. Sampai beliau mau meluangkan waktunya untuk mengajari langsung ajaran-ajaran Islam kepada mereka yang juga haus ilmu dari beliau.
Salah satu pelajaran yang diajarkan Nabi saw. tersebut adalah tentang kabar gembira untuk para perempuan yang anak-anaknya wafat saat masih kecil sebelum baligh, maka ia dapat memberikan syafaat kelak di akhirat untuk orang tuanya. Sehingga, mereka tidak perlu sedih dengan wafatnya anak-anak mereka. Namun, bukan berarti hadis ini dijadikan legitimasi untuk tidak memperhatikan kondisi kesehatan anak. Melainkan sebagai pengingat agar para orang tua hendaknya bersabar saat anaknya meninggal dunia.
Selain Abu Sa’id Al-Khudri r.a., Sahabat lain yang juga menyaksikan bentuk perhatian Nabi saw. terhadap pendidikan para sahabat perempuan adalah Ibnu Abbas r.a. Saat itu, Ibnu Abbas r.a. menyaksikan Nabi saw. keluar bersama Bilal, karena beliau merasa bahwa (khutbah yang beliau sampaikan) tidak dapat didengar (oleh para sahabat perempuan karena kejauhan), maka Nabi saw. memberi pelajaran kepada para sahabat perempuan itu dan memerintahkan mereka untuk bersedekah. Maka, seorang perempuan ada yang memberi anting dan cincin emasnya, dan Bilal memasukkannya ke ujung pakaiannya. Riwayat ini disampaikan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya pada pembahasan ilmu bab “Idhatil Imam An-Nisa’a wa Ta’limihinna”.
Berdasarkan riwayat-riwayat tersebut, maka hendaknya kita mencontoh semangat para sahabat-sahabat perempuan untuk menimba ilmu. Bahkan dalam riwayat di atas, mereka seakan-akan tidak mau kalah dengan para sahabat laki-laki yang memiliki kesempatan lebih banyak dibanding mereka dalam menimba ilmu dari Nabi saw.
Begitu pula pelajaran penting dapat kita ambil dari sosok Baginda Nabi saw. yang juga semangat mengajarkan ilmu-ilmunya kepada para sahabat perempuan. Semoga semangat belajar dan mengajarkan ilmu kepada para perempuan itu dapat senantiasa kita tumbuhkan. Wa Allahu a’lam bis shawab.