Hadispedia.id – Sungguh sangat disayangkan jika kita sebagai umat muslim, mengenal Al-Qur’an akan tetapi tidak pernah membacanya. Padahal Allah swt. memerintahkan kaum muslimin untuk mentadaburi Al-Qurโan dengan membacanya secara tartil dan menghayati kandungannya.
Tidak ada yang dirugikan ketika kita meluangkan waktu untuk selalu membaca Al-Qur’an, baik itu menjadikan hati yang tenang, menjernihkan pikiran serta menambah amal baik kita. Lantas, bagaimana dengan orang muslim yang tidak membaca Al-Qur’an?. Rasulullah saw.ย memberikan perumpamaan untuk umatnya yang tidak pernah membaca Al-Qur’an sebagaimana dalam riwayat Imam Tirmidzi dalam kitab Sunannya berikut ini.
ย ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูููู ุงูููุฐูู ููููุณู ููู ุฌููููููู ุดูููุกู ู ููู ุงููููุฑูุขูู ููุงููุจูููุชู ุงููุฎูุฑูุจู ููุงูู ููุฐูุง ุญูุฏููุซู ุญูุณููู ุตูุญููุญู
Dari Ibnu Abbas ia berkata; Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikit pun Al-Qur’an ibarat rumah yang runtuh.” Imam At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih”.
Bagaikan Rumah yang Runtuh
Pada hadis di atas, Rasulullah saw. memberikan perumpamaan umatnya yang tidak membaca Al-Qur’an seperti rumah yang runtuh. Perumpamaan rumah runtuh itu mengandung maksud yang halus, sebagaimana ungkapan peribahasa, โOtak manusia yang tidak bekerja adalah tempat setan bekerja.โ
Demikian juga hati yang kosong dari kalamullah akan banyak dipengaruhi oleh setan. Hadis di atas menyatakan betapa penting membaca Al-Qur’an, sehingga hati yang tidak menyimpan kalamullah telah diumpamakan seperti rumah runtuh. Selain itu juga diliputi rasa kesempitan dan ketidak berkahan.
Sesungguuhnya orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan keberkahan dari Allah, sesuai dengan yang dikatakan oleh Syaikh Abdurrahman As-Saโdi menjelaskan dalam kitabnya yaitu Tafsir As-Sa’di:
ุฃู: ูุฐู ุงูุญูู ุฉ ู ู ุฅูุฒุงููุ ููุชุฏุจุฑ ุงููุงุณ ุขูุงุชูุ ููุณุชุฎุฑุฌูุง ุนูู ูุง ููุชุฃู ููุง ุฃุณุฑุงุฑูุง ูุญูู ูุงุ ูุฅูู ุจุงูุชุฏุจุฑ ููู ูุงูุชุฃู ู ูู ุนุงูููุ ูุฅุนุงุฏุฉ ุงูููุฑ ูููุง ู ุฑุฉ ุจุนุฏ ู ุฑุฉุ ุชุฏุฑู ุจุฑูุชู ูุฎูุฑูุ ููุฐุง ูุฏู ุนูู ุงูุญุซ ุนูู ุชุฏุจุฑ ุงููุฑุขูุ ูุฃูู ู ู ุฃูุถู ุงูุฃุนู ุงู.
Yaitu: inilah hikmah dari diturunkanya Al-Qurโan, agar manusia mentadaburi ayat-ayat-Nya, menggali ilmu yang ada padanya, menghayati rahasia-rahasianya, dan hukum-hukumnya. Sesungguhnya dengan mentadaburinya, menghayati makna-maknanya, memfokuskan pikiran padanya berulangkali, maka akan didapati keberkahan dan kebaikannya. Ini menunjukkan anjuran untuk mentadaburi Al-Qurโan, dan itu termasuk sebaik-baik amalan.
Bagaikan Buah Handzalah
Selain itu, Rasulullah saw. juga memberikan perumpamaan lain bagi umatnya yang tidak membaca Al-Qur’an. Sebagaimana sabdanya pada riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab Shahihainnya
ุนููู ุฃูุจูู ู ููุณูู ุงููุฃูุดูุนูุฑูููู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ุนููู ุงููููุจูููู ุตูููู ุงูููู ุนููููููู ูุณููููู ููุงูู :ู ูุซููู ุงููู ูุคูู ููู ุงูููุฐูู ููููุฑูุฃู ุงููููุฑูุขููุ ู ูุซููู ุงููุฃูุชูุฑูุฌููุฉู: ุฑููุญูููุง ุทููููุจู ููุทูุนูู ูููุง ุทููููุจู. ููู ูุซููู ุงููู ูุคูู ููู ุงูููุฐูู ูุงู ููููุฑูุฃู ุงููููุฑูุขููุ ู ูุซููู ุงูุชููู ูุฑูุฉู: ููุง ุฑููุญู ููููุง ููุทูุนูู ูููุง ุญููููู. ููู ูุซููู ุงููู ูููุงูููู ุงูููุฐูู ููููุฑูุฃู ุงูููููุฑูุขููุ ู ูุซููู ุงูุฑููููุญูุงูููุฉู: ุฑููุญูููุง ุทููููุจู ููุทูุนูู ูููุง ู ูุฑูู. ููู ูุซููู ุงููู ูููุงูููู ุงูููุฐูู ููุง ูููููุฑูุฃู ุงููููุฑูุขููุ ููู ูุซููู ุงููุญูููุธูููุฉู: ููููุณู ููููุง ุฑููุญู ููุทูุนูู ูููุง ู ูุฑูู
Dari Abu Musa Al-Asyโari r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda, “Perumpamaan orang muโmin yang membaca Al-Qurโan bagaikan buah Utrujah, rasa buahnya enak dan baunya wangi. Dan perumpamaan orang muโmin yang tidak membaca Al-Qurโan bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak berbau. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qurโan, bagaikan buah Raihanah, baunya enak namun rasanya pahit. Dan perumpaman orang munafik yang tidak membaca Al-Qurโan, bagaikan buah Hanzalah, rasanya pahit tetapi tidak berbau.”
Pada hadis di atas, Rasulullah memberikan perumpamaan orang yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Hanzalah, buah ini memiliki refleksi rasa yang begitu pahit tetapi tidak berbau. Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutnya buah ini seperti buah kurma, yakni mirip dengan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an. Tidak adanya rasa manis, hal ini menyerupai tidak adanya iman dalam dirinya. Semoga diri kita terhindar dari sifat tersebut, dan selalu berada dalam balutan keberkahan Allah swr. Amin.