Hadispedia.id – Perasaan sedih bisa muncul karena adanya reaksi normal ketika seseorang mengalami stres berlebihan, misalnya ketika ada kerabat atau keluarga yang meninggal, baru saja bercerai, atau baru diberhentikan dari pekerjaannya. Setelah masa sulit tersebut usai, biasanya perasaan sedih akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi saat sedih mendalam, dibutuhkan suatu penyelesaian, agar tidak berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan dan menganggu perasaan pada setiap aktivitas kita.
Perasaan sedih biasanya memang bersifat sementara dan akan menghilang seiring waktu ketika peristiwa sulit terlewati atau hanya dengan melakukan hal yang menyenangkan. Namun ada juga orang tidak bisa menghilangkan perasaan sedih dengan begitu saja, butuh suatu trik yang untuk menghilangkan kesedihan. Bisa dengan mencoba membaca Al-Qur’an, atau membaca zikir dan amalan yang lainnya. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda dalam sunnahnya bahwa ada doa yang mampu menghilangkan perasaan yang sedih mendalam. Doanya adalah sebagaimana dalam riwayat Abu Bakrah berikut ini.
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو، فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”(H.R. Imam Ahmad)
Pada riwayat lain juga ada pada kitab Sunan Abi Daud juz empat, karangan Imam Abu dawud. Kemudian pada kitab Faidh Al-Qadir, Al-Munawi menjelaskan tentang hadits di atas sebagaimana berikut:
“Maksud dari “Da’awatul Makrub” adalah doanya seorang yang resah dan sedih yaitu doa-doa yang bermanfaaat untuknya menghilangkan kesulitan yang menyulitkan dirinya, meresahkan dan menyedihkannya.
Selanjutnya, maksud dari “اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ” adalah Nabi Muhammad saw. mengakhiri doa ini dengan kalimat-kalimat yang hadir dan dalam bentuk menyaksikan (yaitu dengan redaksi perkataan yang seakan berbicara langsung kepada Allah). Hal ini menunjukkan bahwa doa hanya akan bermanfaat untuk seorang yang dalam kesulitan dan akan menghilangkan kesulitannya, jika bersamaan dengan sikap hadir dan kesaksian, barangsiapa yang bersyahadat untuk Allah dengan mentauhidkan dan mengagungkan-Nya yang disertai dengan terkumpulnya tekad dan hadirnya hati, maka diharapkan lenyaplah kesulitan di dunia serta mendapatkan rahmat serta pengangkatan derajat di akhirat.
Setelah memahami penjelasan di atas menginsafi kita bahwa doa merupakan obat penenang hati. Syaratnya dengan adanya tekad dan sinyal yang kuat untuk mengahdirkan ketenangan hati melalui doa. Pasti Allah akan memberikan ketenangan tersebut, karena Allah swt. lah yang mampu membuat hati untuk para hamba-Nya. Maka, jika hatiku sedang gundah gulana, serahkan pada yang menciptakannya. Semoga kita merupakan hamba yang bisa menjaga dan tidak jauh dari doa dan zikir, meski dalam keadaan apapun.