Telapak Tangan Rasulullah saw. Kajian Kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah Ke-5

Hadispedia.id – Telapak tangan Rasulullah saw. lembut, tebal, dan keras. Beberapa fisik Rasulullah saw. juga dijelaskan dalam hadis riwayat Ali bin Abi Thalib. Uraian Sahabat Ali bin Abi Thalib yang merupakan sepupu Rasulullah saw ini lebih detail menyangkut beberapa anggota tubuh beliau.

Adapun anggota tubuh yang dibahas dalam riwayat Ali bin Abi Thalib mencakup telapak tangan Rasulullah saw. telapak kaki, kepala, persendian, bulu di dada hingga jari-jemari beliau. Penjelasan hadisnya dalam kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah karya imam At-Tirmidzi sebagaimana berikut:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ: حَدَّثَنَا المَسْعُودِيُّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ هُرْمُزَ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: «لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالطَّوِيلِ وَلَا بِالقَصِيرِ شَثْنَ الكَفَّيْنِ وَالقَدَمَيْنِ، ضَخْمَ الرَّأْسِ، ضَخْمَ الكَرَادِيسِ طَوِيلَ المَسْرُبَةِ، إِذَا مَشَى تَكَفَّأَ تَكَفُّؤًا كَأَنَّمَا يَنْحَطُّ مِنْ صَبَبٍ لَمْ أَرَ قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ مِثْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ». هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Al-Mas’udi, dari Usman bin Muslim bin Hurmuz dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dari Ali, ia berkata,

“Nabi saw. tidak berperawakan tinggi, tidak pula pendek. Telapak tangan dan kakinya terasa tebal. Mempunyai kepala yang besar, demikian pula tulang persendiannya. Bulu dadanya memanjang. Apabila beliau berjalan, berjalannya gontai seakan-akan turun ke tempat yang rendah. Tidak pernah aku melihat orang seumpama beliau, baik sebelum maupun sesudahnya.” Ini Hadis Hasan Shahih.

Telapak Tangan Rasulullah saw.

Kedua telapak tangan Rasulullah saw. tebal dan pendek. Demikian juga dengan telapak kaki beliau. Ada pendapat jari-jemari beliau tebal tetapi tidak pendek, ini menjadi hal yang terpuji bagi seorang laki-laki karena sangat menawan dan tidak bagi perempuan.

Dikatakan juga keras telapaknya dan tebal jari-jemarinya, tetapi riwayat imam Al-Bukhari membantah pendapat tersebut melalui hadis ini:

 عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: مَا مَسِسْتُ حَرِيرًا وَلاَ دِيبَاجًا أَلْيَنَ مِنْ كَفِّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ شَمِمْتُ رِيحًا قَطُّ أَوْ عَرْفًا قَطُّ أَطْيَبَ مِنْ رِيحِ أَوْ عَرْفِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Anas r.a. berkata, “Belum pernah aku menyentuh sutera dan dibaj (sutera jenis lain) yang lebih lembut dari telapak tangan Nabi saw. dan belum pernah aku mencium suatu aroma sekalipun atau bau minyak wangi yang lebih wangi dibanding aroma atau wangi Nabi saw.

Menurut Abdurrahman Al-Mubarakfuri dalam menjelaskan telapak tangan Rasulullah saw. lembut adalah lembut kulitnya dan keras tulangnya. Maka hadis pertama dikompromikan dengan riwayat imam Al-Bukhari tadi, sehingga pemahamannya adalah kelembutan badan serta kekuatannya, pendapat al-Mubarakfury didukung oleh riwayat At-Thabarani dan Al-Bazzar Dari Mu’adz:

أَرْدَفَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلْفَهُ فِي سَفَرٍ فَمَا مَسِسْتُ شَيْئًا قَطُّ أَلْيَنَ مِنْ جِلْدِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Nabi saw. mengikutkan saya di belakang beliau pada suatu perjalanan, saya tidak pernah menyentuh sesuatu sama sekali yang paling lembut dari kulit Nabi saw.

Persendian hingga Bulu Dada Rasulullah saw.

Selain telapak tangan Rasulullah saw. tebal. Ada fakta lain, secara fisik kepala Rasulullah saw. besar dan mempunyai tulang yang besar yaitu kepala dari tulang-tulang. Ada yang mengatakan yang dimaksud dengan al-kurdus yaitu tempat bertemunya dua tulang besar yaitu dua lutut, dua siku dan dua bahu, lebih simpelnya persendian. Itu semua menunjukkan besarnya anggota fisik beliau.

Nabi saw. juga memiliki bulu tipis yang menghubungkan dada dan pusar. Adapun perkataan Ali bin Abi Thalib “Saya belum pernah melihat seumpama beliau baik sebelum ataupun sesudah” maksudnya adalah sebelum wafat dan sesudah wafat Nabi saw. bukan sebelum keberadaannya, karena faktanya Ali bin Abi Thalib lebih muda. Wa Allahu a’lam bis shawab.

Karimullah
Karimullah
Karimullah, Anggota CRIS Foundation aktif juga di https://terangterabaikan.blogspot.com

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru