Hadispedia.id – Banyak orang yang terjerat masalah karena perbuatan lisannya. Hal ini memicu banyaknya tulisan yang membahas tentang bahaya bagi orang yang tidak menjaga lisannya. Bagi orang awam, masih sulit jika harus menjaga lisannya setiap saat.
Terkadang, manusia juga penuh dengan kekhilafan. Apalagi jika pikiran sedang runyam ditambah terkena lisan yang menyakitkan dari orang lain, sepertinya sesegera mungkin kita ingin membalasanya dengan lisan yang demikian juga.
Namun, hal tersebut tidaklah disukai oleh Allah swt. dan Rasululllah saw., sebagaimana terdapat dalam hadis berikut ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا، فَيَرْضَى لَكُمْ: أَنْ تَعْبُدُوهُ، وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ: قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
Dari Abi Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga pula. Allah meridhai kalian bila kalian hanya menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukannya serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya dan janganlah kalian berpecah belah. Dan Allah membenci kalian bila kalian suka qila wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak bertanya (yang tidak berfaedah), serta menyia-nyiakan harta.” (H.R. Muslim)
Pada hadis di atas dijelaskan bahwa Allah tidak meridhai hamba-Nya yang melakukan tiga perkara berikut ini yaitu, bagi kalian yang suka qila wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-nyiakan harta. Yang pertama disebutkan tentang berkata tanpa berdasar ini sama saja dengan orang yang tidak menjaga lisanya. Perkataannya yang suka melantur dan mampu menyakiti perasaan orang lain.
Bahaya Lidah Menurut Imam Al-Ghazali
Dalam kitabnya Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali, mengemukakan ada 14 macam bahaya lidah yang harus diperhatikan manusia. Pertama, perkataan yang tidak bermanfaat yang bisa membuat hati kasar.
Kedua, mereka yang banyak omong, maka ia banyak bohong. Ketiga, omong kosong. Padahal ciri-ciri orang beriman (QS 23:3) adalah mereka yang senantiasa menghindarkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Keempat, menyebabkan pertengkaran dan dendam kesumat. Kelima, banyak bicara akan menimbulkan permusuhan antarkelompok dan golongan. Keenam, mereka yang berbohong dengan mengaku sebagai pakar suatu bidang. Ketujuh, ucapan yang mengandung hujatan dan cacian.
Baca juga: Muslim yang Baik Adalah Menjaga Lisan dan Tangannya, Berikut Hadisnya!
Kedelapan, ucapan yang mengutuk seseorang atau satu golongan. Kesembilan, ungkapan syair atau nyanyian porno yang membangkitkan nafsu kebinatangan seseorang.
Kesepuluh, senda gurau dengan memperolok-olok orang lain. Rasulullah saw. bersabda: ”Sesungguhnya mereka yang menertawakan teman-temannya, mereka akan jatuh ke dalam neraka, lebih jatuh dari bintang surya.”
Kesebelas, mengejek orang lain. Allah swt. berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum merendahkan (menertawakan) kaum yang lain. Boleh jadi (yang ditertawakan itu) lebih baik dari mereka (yang menertawakan). Jangan pula sekelompok wanita menertawakan kelompok wanita yang lain, boleh jadi (yang diperolok-olok itu) lebih baik dari mereka dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk,” (QS 49: 11).
Kedua belas, membuka rahasia orang lain. Ketiga belas, berjanji palsu. Keempat belas, bersumpah palsu. Semua itu akan merusak nilai-nilai amanah. Rasulullah bersabda, ”Waspadalah terhadap pembohong! Sebab pembohong dan orang-orang yang dzalim sama-sama dalam neraka.” (H.R. Ibnu Majah)
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw., ”Apa penyebab terbesar orang masuk neraka?” Beliau menjawab, ”Karena lidah dan kemaluannya.” (H.R. Tirmidzi). Mudah-mudahan kita semua dapat mengendalikan diri.
Lisan Pandangan Kesehatan
Menurut imam Zamakhsyari, ketika mengartikan ayat tentang lisan, beliau memberi tafsiran bahwa lisan merupakan alat untuk mengungkapkan sesuatu yang ada di hati. Kemudian jika menurut medis, di dalam lisan terdapat ribuat zat yang dapat membantu pencernaan dan melemahkan zat-zat yang berbahaya untuk lambung.
Selain itu, lisan mempunyai fungsi sebagai pendekteksi masuknya racun ataupun virus ke dalam tubuh. Dan dokterpun mampu mendiagnosa setelah mengetahui kondisi lisan atau lidahnya. Hal ini dikutip dari Buku Terjemah Fisiologi Kedokteran, karya William F. Ganong. Dengan begitu, kita bisa menyimpulkan bahwa lisan memiliki peran penting dalam penentuan diagnosa dokter. Wa Allahu a’lam bis shawab.