Muslim yang Baik Adalah Menjaga Lisan dan Tangannya, Berikut Hadisnya!

Hadispedia.id – Lisan dan tangan adalah dua hal yang sangat berpengaruh di zaman yang serba teknologi ini. Teknologi memudahkan semua orang berbuat semaunya dengan lisan  dan jari tangan mereka. Tanpa disadari bahwa perkataan tersebut telah menyakiti atau melukai perasaan orang lain. Maka, Islam menganjurkan untuk menjaga lisan dan tangannya.

Sosial media contohnya orang-orang dengan entengnya berkomentar tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. Apakah ia berkomentar yang baik atau justru buruk. Alhasil banyak yang depresi dengan komentar nitizen, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri lantaran akibat perbuatan lisan dan tangan nitizen yang merugikan. Hal ini telah disebutkan dalam  kitab Shahih Bukhari no 11 juz 1 hal 11 bahwa seorang yang selamat dari perbuatan lisan dan tangan adalah seorang muslim yang baik.

   عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ

Dari Abi Musa ra berkata, “Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimanakah Islam yang paling afdhal itu?” Beliau menjawab, “Seorang muslim yang menyelamatkan orang muslim lainnya dari bencana akibat perbuatan lidah dan tangannya.” (H.R. Bukhari)

Dalam kitab Syarh Shahih Bukhari telah diterangkan bahwa kata الإِسْلَام merupakan bentuk tunggal (singular), sedang kata yang berada setelah kata أَيُّ harus berbentuk jamak (plural). Ada bagian kata yang dihapus dalam hadis ini, kalimat yang sebenarnya adalah أًيُّ ذَوِيْ الإِسْلَامِ

Hal ini diperkuat dengan riwayat muslim yang  menggunakan redaksi أًيُّ الْمُسْلِمِيْنَ اَفْضَلُ (orang-orang Islam bagaimanakah yang paling afdhal). Jika kedua redaksi hadis tersebut diformulasikan, maka keutamaan seorang muslim dapat dicapai dengan melakukan salah satu sifat atau hal yang disebutkan dalam hadis tersebut. Yaitu menyelamatkan saudara muslim lainnya dari akibat perbuatan lidah dan tangan.

Baca juga: Samakah Istilah Hadis, Sunnah, Khabar, dan Atsar?

Rasulullah saw. dalam hadis tersebut mengingatkan kita bahwa seorang muslim yang baik adalah yang mampu menjaga perbuatan lisan dan tangannya. Penting untuk menjaga lisan. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah menggunakannya akan melukai banyak orang. Mulutmu harimaumu.

Perintah untuk Menjaga Perbuatan Lisan

Dalam Al-Qur’an pun sudah disebutkan dalam Surat An-Nur: 24,

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Azab tersebut akan ditimpakan kepada mereka di hari Kiamat kelak, yaitu pada hari ketika lidah mereka bersaksi tentang perkataan batil yang mereka ucapkan, serta tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

Di dalam hadis juga disebutkan,

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ

Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bagimu tiga perkara dan membenci tiga perkara; Dia menyukai kalian supaya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kalian berpegang teguh dengan agama-Nya dan tidak berpecah belah. Dan Allah membenci kalian dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.” (H.R. Muslim dan Ahmad)

Diriwayatkan juga sebuah hadis dalam kitab Shahih Muslim no. 5304,

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Dari Abu Hurairah Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya hamba mengucapkan kalimat tanpa diteliti yang karenanya ia terlempar ke neraka sejauh antara timur dan barat.”

Baca juga: Pembelajar Hadis Wajib Kuasai Tiga Ilmu Ini

Allah memberi manusia telinga dua buah, sedangkan diberi mulut hanya satu supaya mereka lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Seringkali orang-orang menyesali perkataan yang diucapkan di kemudian hari. Dan perkataan yang terlanjur diucapkan sulit untuk ditarik kembali. Lebih baik menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan. Wallahu a’lam.

Rizqotul Luqi Mufidah
Rizqotul Luqi Mufidah
Rizqotul Luqi Mufidah. Alumni Ilmu Hadis UIN Sunan Ampel Surabaya

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru