Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab makruh menyentuh kemaluan dengan tangan kanan saat istinja’,
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَمُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَا: حَدَّثَنَا أَبَانُ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا أَتَى الْخَلَاءَ فَلَا يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلَا يَشْرَبْ نَفَسًا وَاحِدًا
Muslim bin Ibrahim dan Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Aban telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya telah menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Qatadah, dari ayahnya, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian buang air kecil, maka janganlah ia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya. Jika ia mendatangi WC (untuk buang air kecil atau besar) maka janganlah ia istinja’ dengan tangan kanannya. Dan jika ia minum, maka janganlah ia minum dengan satu kali nafas.“
Penjelasan:
Imam Abu Thayyib Abadi dalam kitab Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Daud menjelaskan bahwa larangan menyentuh kemaluan saat buang air kecil adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap tangan kanan (yang biasa digunakan untuk hal-hal baik, makan, dan sebagainya).
Hukum makruh di sini menurut Madzhab Syafiiyyah adalah masih dalam taraf makruh tanzih (makruh yang mendekati boleh). Namun, menurut Madzhab Hanabilah dan Dzahiriyah hukum makruhnya sudah memasuki taraf makruh tahrim (makruh yang mendekati haram).
Sementara terkait dengan makruh minum dengan satu nafas adalah sebagai bentuk adab atau etika sekaligus agar tidak ada yang jatuh dari mulut dan hidung ke dalam minuman itu. Wa Allahu a’lam bis shawab.