Hadispedia.id – Al-Imam al-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab mazi yang membatalkan wudu dan tidak membatalkannya:
أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ لِلْمِقْدَادِ : إِذَا بَنَى الرَّجُلُ بِأَهْلِهِ فَأَمْذَى وَلَمْ يُجَامِعْ، فَسَلِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَإِنِّي أَسْتَحِي أَنْ أَسْأَلَهُ عَنْ ذَلِكَ وَابْنَتُهُ تَحْتِي. فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: يَغْسِلُ مَذَاكِيرَهُ وَيَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, dia berkata: telah mengabarkan kepada kami Jarir dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Ali ra., dia berkata: Aku pernah berkata kepada Miqdad: Bila seorang lelaki hendak menggauli istrinya lalu keluar mazinya namun belum bersetubuh, tolong tanyakanlah hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Aku malu untuk bertanya kepada beliau tentang hal tersebut, karena anak perempuannya adalah istriku. Kemudian dia (Miqdad) bertanya, maka Rasulullah Saw. bersabda: Hendaklah ia mencuci kemaluannya lalu berwudu sebagaimana wudu untuk salat.











