Hadispedia.id – Al-Imam At-Tirmidzi berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab kedua telinga bagian dari kepala,
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ سِنَانِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ تَوَضَّأَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ ثَلاَثًا وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَقَالَ: الأُذُنَانِ مِنَ الرَّأْسِ
قَالَ أَبُو عِيسَى قَالَ قُتَيْبَةُ قَالَ حَمَّادٌ لاَ أَدْرِى هَذَا مِنْ قَوْلِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَوْ مِنْ قَوْلِ أَبِى أُمَامَةَ. قَالَ وَفِى الْبَابِ عَنْ أَنَسٍ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ لَيْسَ إِسْنَادُهُ بِذَاكَ الْقَائِمِ
وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَمَنْ بَعْدَهُمْ أَنَّ الأُذُنَيْنِ مِنَ الرَّأْسِ. وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِىُّ وَابْنُ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِىُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ. وَقَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ مَا أَقْبَلَ مِنَ الأُذُنَيْنِ فَمِنَ الْوَجْهِ وَمَا أَدْبَرَ فَمِنَ الرَّأْسِ. قَالَ إِسْحَاقُ وَأَخْتَارُ أَنْ يَمْسَحَ مُقَدَّمَهُمَا مَعَ الْوَجْهِ وَمُؤَخَّرَهُمَا مَعَ رَأْسِهِ. وَقَالَ الشَّافِعِىُّ هُمَا سُنَّةٌ عَلَى حِيَالِهِمَا يَمْسَحُهُمَا بِمَاءٍ جَدِيدٍ
Qutaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammad bin Zaid telah menceritakan kepada kami, dari Sinan bin Rabi’ah, dari Syahr bin Hausyab, dari Abu Umamah, ia berkata, Nabi saw. berwudhu, lalu membasuh wajahnya tiga kali, kedua tangannya tiga kali, dan mengusap kepalanya seraya bersabda, “Dua telinga itu bagian dari kepala”.
Abu Isa berkata, Qutaibah berkata, Hammad berkata, “Aku tidak tahu apakah ini perkataan Nabi saw. atau dari Abu Umamah”. Abu Isa berkata, “Dalam bab ini ada juga hadis dari Anas”. Abu Isa berkata, “Ini Hadis berderajat Hasan yang sanadnya tidak sesuai dengan susunannya.”
Hadis ini diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu dari para sahabat Nabi saw. dan orang-orang setelah mereka, bahwa kedua telinga termasuk bagian dari kepala. Pendapat ini diambil juga oleh Sufyan Ats-Tsauri, Ibnul Mubarak, Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq. Sementara ulama lain berpendapat bahwa telinga bagian depan adalah termasuk wajah, sementara telinga bagian belakang adalah termasuk kepala. Ishaq berkata, “Aku memilih mengusap bagian depannya bersama wajah, dan bagian belakangnya bersama kepala”. Sedangkan Syafi’i berkata, “Keduanya adalah sunnah, bahwasannya beliau mengusap keduanya dengan air yang baru”.