Hadis tentang Penyebab Hati yang Gelisah

Hadispedia.id– Kegelisahan muncul karena kurangnya perhatian, dan juga ada faktor kondisi yang kurag pas di hati. Seperti yang sudah biasanya, bahwa gelisah ini bisa terjadi karena kesehatan yang tidak stabil. Namun, bagaimana Islam memandang gelisah yang berlarut-larut yang menjadikan langkah kita kurang yakin. Lebih jelasnya, apa penyebab hati yang gelisah menurut Islam?

Sesuai dengan makna dasarnya, qalb (hati) adalah sesuatu yang bolak-balik. Dia tidak berpendirian tetap, dan selalu berubah-ubah. Pagi dalam keadaan taat, sore kembali berbuat maksiat. Kemarin sudah bertaubat, hari ini kembali berdosa.  Hal ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya,

 عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، يَقُولُ: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ، كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ» ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ: اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

 Amr bin Ash mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kalbu Bani Adam berada di antara dua jemari dari jari jemari ar-Rahman. Dia membolak-balikkannya sebagaimana Dia kehendaki.” Kemudian Rasulullah saw. berdoa, (Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik.) Ya Allah, Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!”(H.R. Muslim)

Pada hadis di atas dijelaskan bahwa hati bisa berbolak balik, dan ketika Rasulullah saw. merasakan demikian, maka beliau berdoa sesuai yang ada pada hadis tersebut.

Dan, akhirnya bukanlah hal yang aneh, jika kemudian hati menjadi gelisah. Tanda kegelisahan hati adalah hidup yang terasa hambar. Segala sesuatu dijalani dengan hampa. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Oleh karena itu, saatnya kita kenali, mengapa hati selalu gelisah.

Baca juga: Kitab-kitab Populer dalam Ilmu Hadis

Status Hadis Tentang Tanda Hati Selalu Gelisah

Pada kitab Musnad Imam Ahmad bin Hanbal disebutkan riwayat sebagaimana berikut.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ: «إِذَا سَرَّتْكَ حَسَنَتُكَ، وَسَاءَتْكَ سَيِّئَتُكَ فَأَنْتَ مُؤْمِنٌ» . قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا الْإِثْمُ؟ قَالَ: «إِذَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ شَيْءٌ فَدَعْهُ

Dari Abu Umamah bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., Apa iman itu? Beliau bersabda, “Bila kebaikanmu menggembirakanmu dan kejelekanmu meresahkanmu berarti engkau mukmin.” Orang itu bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa itu dosa? Beliau bersabda, “Bila sesuatu menggelisahkan hatimu, tinggalkanlah.”

Hadis di atas riwayat dari Abu Umamah al-Bahli. Status hadis dinyatakan shahih. Kemudian di takhrij pada kitab Musnad Ahmad oleh Imam Ahmad, dan juga pada kitab Mustadrak karangan al-Hakim an-Naisaburi, serta kitab Mu’jam al-Kabir karangan imam Ath-Thabrani.

Pada hadis tersebut dijelaskan, bahwa tanda dosa adalah bila sesuatu yang kita lakukan, itu menggelisahkan hati. Maka, Rasulullah saw. memerintahkan untuk meninggalan pekerjaan yang dapat menyebakan hati gelisah.

Baca juga: Cara Memilih Calon Suami atau Istri Berdasarkan Hadis Nabi

Seringkali ini terjadi pada masyarakat awam, yang mencurakan bahwa ada kegelisahan yang dia alami ketika sedang mengerjakan sesuatu, namun jika Anda atau siapapun merasa belum mengerti apa yang Anda lakukan ini salah atau benar. Maka, anda bisa berpatokan pada hati, karena yang namanya hati meski dapat dibolak-balikkan, namun tidak bisa berbohong dengan apa yang kita rasakan. Jika hati merasa gelisah, diapun tidak bisa berkata sedang gembira riang.

Dzikir Mengatasi Rasa Gelisah Karena Dosa

Selain dengan cara pada hadis di atas, yakni mengucapkan doa sesuai yang diucapkan oleh Rasulullah saw., yaitu

 اللهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Ya Allah, Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!

Dzikir yang dapat dibaca ketika hatimu gelisah adalah sebagaimana dalam riwayat berikut ini

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengucapkan ‘Subhanallah wabihamdihi (Mahasuci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari seratus kali, maka kesalahan-kesalahannya akan terampuni walaupun sebanyak buih di lautan.”

Pada kitab Shahih al-Jami’, dijelaskan, suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah swt., kemudian ia berdiri, niscaya akan dikatakan kepadanya, berdirilah, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian. Kesalahan dan kalalaian digantikan dengan kebaikan. Semoga kita salah satu yang bisa istiqamah dalam berdzikir. Wallahu a’lam.

Norma Azmi
Norma Azmi
Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya, Aktif di CRIS Foundation,

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru