Beranda blog Halaman 18

Hadis No. 109 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab bagaimana cara mengusap sorban?,

أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ قَالَ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ بْنُ عُبَيْدٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ وَهْبٍ الثَّقَفِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ قَالَ: خَصْلَتَانِ لَا أَسْأَلُ عَنْهُمَا أَحَدًا بَعْدَ مَا شَهِدْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُنَّا مَعَهُ فِي سَفَرٍ، فَبَرَزَ لِحَاجَتِهِ، ثُمَّ جَاءَ فَتَوَضَّأَ، وَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَجَانِبَيْ عِمَامَتِهِ، وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ قَالَ: وَصَلَاةُ الْإِمَامِ خَلْفَ الرَّجُلِ مِنْ رَعِيَّتِهِ، فَشَهِدْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَاحْتَبَسَ عَلَيْهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَقَدَّمُوا ابْنَ عَوْفٍ فَصَلَّى بِهِمْ فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى خَلْفَ ابْنِ عَوْفٍ مَا بَقِيَ مِنَ الصَّلَاةِ فَلَمَّا سَلَّمَ ابْنُ عَوْفٍ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَضَى مَا سُبِقَ بِهِ

Ya’qub bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Husyaim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yunus bin Ubaid telah mengabarkan kepada kami, dari Ibn Sirin, ia berkata, Amr bin Wahb Ats-Tsaqafi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku pernah mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Ada dua perkara yang tidak pernah aku tanyakan kepada siapapun setelah aku melihatnya dari Rasulullah saw..” Ia juga berkata, “Kami pernah dalam suatu perjalanan. Beliau pergi buang hajat dan beliau berwudhu dan mengusap ubun-ubunnya serta kedua sisi sorbannya, juga mengusap kedua sepatu kulitnya.” Lalu, Al-Mughirah berkata, “Shalat seorang pemimpin di belakang seseorang dari rakyatnya.” Al-Mughirah berkata, “Maka aku menyaksikan langsung dari Rasulullah saw. bahwa beliau dalam perjalanan, lalu datanglah waktu shalat, namun Nabi saw. terlambat datang kepada mereka (untuk shalat berjamaah), lalu mereka menyuruh Ibn Auf maju (menjadi imam). Maka, ia pun shalat bersama para sahabat. lalu datanglah Rasulullah saw. dan ikut shalat dibelakang Ibn Auf. Setelah Ibn Auf salam (selesai), beliau berdiri untuk menyempurnakan sisa rakaat yang ketinggalan.” 

Hadis No. 108 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab mengusap sorban beserta ubun-ubun,

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ وَحُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ، عَنْ يَزِيدَ وَهُوَ ابْنُ زُرَيْعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيُّ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: تَخَلَّفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَخَلَّفْتُ مَعَهُ، فَلَمَّا قَضَى حَاجَتَهُ قَالَ: «أَمَعَكَ مَاءٌ؟» فَأَتَيْتُهُ بِمَطْهَرَةٍ فَغَسَلَ يَدَيْهِ وَغَسَلَ وَجْهَهُ، ثُمَّ ذَهَبَ يَحْسِرُ عَنْ ذِرَاعَيْهِ، فَضَاقَ كُمُّ الْجُبَّةِ، فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ، فَغَسَلَ ذِرَاعَيْهِ، وَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَعَلَى الْعِمَامَةِ وَعَلَى خُفَّيْهِ

Amr bin Ali dan Humaid bin Mas’adah telah mengabarkan kepada kami, dari Yazid bin Zurai’, ia berkata Humaid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Bakr bin Abdullah Al-Muzani telah menceritakan kepada kami, dari Hamzah bin Al-Mughirah bin Syu’bah, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah saw. pernah tertinggal (shalat berjamaah), aku juga tertinggal bersama beliau. Setelah selesai dari hajatnya, beliau bersabda, “Apakah kamu membawa air?” Lalu, aku membawakan air untuk bersuci, maka beliau membasuh kedua tangannya dan wajahnya. Kemudian beliau ingin membuka kedua lengan bajunya. Ternyata lengan bajunya sempit. Maka beliau menyingsingkannya di atas kedua pundaknya. Lalu beliau membasuh kedua lengannya dan mengusap ubun-ubun, sorban, serta kedua khuff (sepatu kulit)nya.”

Hadis No. 107 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab mengusap sorban beserta ubun-ubun,

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيُّ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنِ ابْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَمَسَحَ نَاصِيَتَهُ وَعِمَامَتَهُ وَعَلَى الْخُفَّيْنِ» قَالَ بَكْرٌ: وَقَدْ سَمِعْتُهُ مِنَ ابْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ

Amr bin Ali telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Sulaiman At-Taimi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Bakr bin Abdullah Al-Muzanni telah menceritakan kepada kami, dari Al-Hasan, dari putra Al-Mughirah bin Syu’aib, dari Al-Mughirah, bahwa Rasulullah saw. berwudhu, kemudian beliau mengusap ubun-ubunnya, sorbannya, dan di atas khuffnya. Bakr berkata, “Sungguh aku mendengarnya dari putra Al-Mughirah bin Syu’bah dari ayahnya.”

Hadis No. 86 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab menjawab fatwa dengan isyarat tangan atau anggukan kepala,

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ فَاطِمَةَ، عَنْ أَسْمَاءَ، قَالَتْ: أَتَيْتُ عَائِشَةَ وَهِيَ تُصَلِّي فَقُلْتُ: مَا شَأْنُ النَّاسِ؟ فَأَشَارَتْ إِلَى السَّمَاءِ، فَإِذَا النَّاسُ قِيَامٌ، فَقَالَتْ: سُبْحَانَ اللَّهِ، قُلْتُ: آيَةٌ؟ فَأَشَارَتْ بِرَأْسِهَا: أَيْ نَعَمْ، فَقُمْتُ حَتَّى تَجَلَّانِي الغَشْيُ، فَجَعَلْتُ أَصُبُّ عَلَى رَأْسِي المَاءَ، فَحَمِدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: ” مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَكُنْ أُرِيتُهُ إِلَّا رَأَيْتُهُ فِي مَقَامِي، حَتَّى الجَنَّةُ وَالنَّارُ، فَأُوحِيَ إِلَيَّ: أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي قُبُورِكُمْ – مِثْلَ أَوْ – قَرِيبَ – لاَ أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ – مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، يُقَالُ مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ؟ فَأَمَّا المُؤْمِنُ أَوِ المُوقِنُ – لاَ أَدْرِي بِأَيِّهِمَا قَالَتْ أَسْمَاءُ – فَيَقُولُ: هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ، جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالهُدَى، فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا، هُوَ مُحَمَّدٌ ثَلاَثًا، فَيُقَالُ: نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ. وَأَمَّا المُنَافِقُ أَوِ المُرْتَابُ – لاَ أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ – فَيَقُولُ: لاَ أَدْرِي، سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ

Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Wuhaib telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hisyam telah menceritakan kepada kami, dari Fatimah, dari Asma’, ia berkata, “Aku pernah menemui Aisyah yang sedang shalat. Setelah itu, aku bertanya kepadanya, “Apa yang sedang dilakukan orang-orang?” Aisyah memberi isyarat ke langit. Ternyata orang-orang sedang shalat (gerhana matahari). Maka Aisyah berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah).” Aku tanyakan lagi, “Satu tanda saja?” Lalu, ia memberi isyarat dengan kepalanya, maksudnya tanda mengiyakan. Maka akupun ikut shalat namun timbul perasaan yang membingunganku, hingga aku siram kepalaku dengan air. Dalam khutbahnya, Nabi saw. memuji Allah dan mensucikan-Nya, lalu bersabda, “Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku: bahwa kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti – atau hampir berupa – fitnah – yang aku sendiri tidak tahu apa yang diucapkan Asma’ di antaranya adalah fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.; Akan ditanyakan kepada seseorang (di dalam kuburnya); “Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?” Adapun orang beriman atau orang yang yakin, -Asma’ kurang pasti nama yang dimaksud di antara keduanya – akan menjawab, ‘Dia adalah Muhammad Rasulullah telah datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah Muhammad, diucapkannya tiga kali. Maka kepada orang itu dikatakan: ‘Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin.’ Adapun orang Munafik atau orang yang ragu, – Asma’ kurang pasti mana yang dimaksud di antara keduanya -, akan menjawab, “Aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar manusia membicarakan sesuatu maka aku pun mengatakannya.”

Hadis No. 85 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab menjawab fatwa dengan isyarat tangan atau anggukan kepala,

حَدَّثَنَا المَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ سَالِمٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يُقْبَضُ العِلْمُ، وَيَظْهَرُ الجَهْلُ وَالفِتَنُ، وَيَكْثُرُ الهَرْجُ»، قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الهَرْجُ؟ فَقَالَ: «هَكَذَا بِيَدِهِ فَحَرَّفَهَا، كَأَنَّهُ يُرِيدُ القَتْلَ

Al-Makki bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Handhalah bin Abu Sufyan telah mengabarkan kepada kami, dari Salim, ia berkata, aku mendengar Abu Hurairah, dari Nabi saw. bersabda, “Ilmu akan diangkat dan akan tersebar kebodohan dan fitnah merajalela serta banyak timbul kekacauan.” Ditanyakan kepada beliau saw., “Wahai Rasulullah saw., apa yang dimaksud dengan kekacauan?” Maka, beliau menjawab, “Begini”. Beliau memberikan isyarat dengan tangannya lalu memiringkannya. Seakan yang dimaksudnya adalah pembunuhan.

Hadis No. 84 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab menjawab fatwa dengan isyarat tangan atau anggukan kepala,

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ فِي حَجَّتِهِ فَقَالَ: ذَبَحْتُ قَبْلَ أَنْ أَرْمِيَ؟ فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ، قَالَ: «وَلاَ حَرَجَ» قَالَ: حَلَقْتُ قَبْلَ أَنْ أَذْبَحَ؟ فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ: وَلاَ حَرَجَ

Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayyub telah menceritakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. pernah diberi pertanyaan tentang haji yang dilakukannya. Orang itu bertanya, “Aku menyembelih hewan sebelum aku melempar jumrah.” Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Beliau bersabda, “Tidak apa-apa”. Dan orang itu berkata, “Aku mencukur sebelum menyembelih.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang maksudnya, “Tidak apa-apa”.

Hadis No. 83 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab berfatwa dalam keadaan sedang naik kendaraan atau kondisi lainnya,

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَفَ فِي حَجَّةِ الوَدَاعِ بِمِنًى لِلنَّاسِ يَسْأَلُونَهُ، فَجَاءهُ رَجُلٌ فَقَالَ: لَمْ أَشْعُرْ فَحَلَقْتُ قَبْلَ أَنْ أَذْبَحَ؟ فَقَالَ: «اذْبَحْ وَلاَ حَرَجَ» فَجَاءَ آخَرُ فَقَالَ: لَمْ أَشْعُرْ فَنَحَرْتُ قَبْلَ أَنْ أَرْمِيَ؟ قَالَ: «ارْمِ وَلاَ حَرَجَ» فَمَا سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ قُدِّمَ وَلاَ أُخِّرَ إِلَّا قَالَ: افْعَلْ وَلاَ حَرَجَ

Isma’il telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Malik telah menceritakan kepadaku, dari Ibnu Syihab, dari Isa bin Thalhah bin Ubaidullah, dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, bahwa Rasulullah saw. berdiri pada saat haji wada’ di Mina, orang-orang bertanya kepada beliau. Lalu datanglah seseorang dan berkata, “Aku tidak menyadari, ternyata saat aku mencukur rambut, aku belum menyembelih.” Beliau bersabda, “Sembelihlah, tidak apa-apa.” Kemudian datang orang lain dan berkata, “Aku tidak menyadari, ternyata aku sudah berkurban, padahal belum melempar (jumrah).” Beliau bersabda, “Lemparlah dan tidak apa-apa.” Maka, tidaklah Nabi saw. ditanya tentang sesuatu perkara sebelum dan sesudahnya kecuali beliau menjawab, “Lakukanlah dan tidak apa-apa.”

Hadis No. 41 Sunan Ibn Majah

0
Sunan Ibnu Majah
hadis larangan berbuat bid'ah

Hadispedia.id – Al-Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya pada kitab muqaddimah bab barang siapa menceritakan hadis Rasulullah saw. sementara ia tahu bahwa hadis itu dusta,

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

Abu Bakr bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Waki’ telah menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Habib bin Abi Tsabit, dari Maimun bin Abi Syabib, dari Al-Mughirah bin Syu’bah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang menceritakan hadis dariku, sementara ia tahu bahwa hadis itu dusta, maka ia adalah salah satu dari para pendusta.”

Hadis No. 40 Sunan Ibn Majah

0
Sunan Ibnu Majah
hadis larangan berbuat bid'ah

Hadispedia.id – Al-Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya pada kitab muqaddimah bab barang siapa menceritakan hadis Rasulullah saw. sementara ia tahu bahwa hadis itu dusta,

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ الْأَعْمَشِ، عَنْ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى
عَنْ عَلِيٍّ، عَنْ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، قَالَ: مَنْ رَوَى عَنِّي حَدِيثًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنَ

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ أَنْبَأَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى الْأَشْيَبُ، عَنْ شُعْبَةَ، مِثْلَ حَدِيثِ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ

Usman bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Fudhail telah menceritakan kepada kami, dari Al-A’masy, dari Al-Hakam, dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Ali, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Siapa yang meriwayatkan hadis dariku, sementara ia tahu bahwa hadis itu dusta, maka ia adalah salah satu dari para pendusta.”

Muhammad bin Abdillah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al-Hasan bin Musa Al-Asyyab telah mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah, seperti hadis riwayat Samurah bin Jundub.

Hadis No. 39 Sunan Ibn Majah

0
Sunan Ibnu Majah
hadis larangan berbuat bid'ah

Hadispedia.id – Al-Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya pada kitab muqaddimah bab barang siapa menceritakan hadis Rasulullah saw., sementara ia tahu bahwa hadis itu dusta,

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ (ح) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ، عَنْ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، قَالَ: مَنْ حَدَّثَ عَنِّي حَدِيثًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ، فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

Abu Bakr bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Waki’ telah menceritakan kepada kami, ha’ (at-tahwil). Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, dari Al-Hakam, dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Samurah bin Jundub, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Siapa yang menceritakan hadis dariku, sementara ia tahu bahwa hadis itu dusta, maka ia adalah salah satu dari para pendusta.”