Beranda blog Halaman 33

Hadis No. 55 Sunan At-Tirmidzi

0
Sunan At-Tirmidzi
Sunan At-Tirmidzi

Hadispedia.id – Al-Imam At-Tirmidzi berkata di dalam Sunannya pada kitab bersuci bab doa setelah wudhu’,

حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِمْرَانَ الثَّعْلَبِيُّ الكُوفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ الدِّمَشْقِيِّ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الخَوْلاَنِيِّ وَأَبِي عُثْمَانَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ، فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

قَالَ أَبُوْ عِيْسَى: وَفِي البَابِ عَنْ أَنَسٍ وَعُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ
قَالَ أَبُوْعِيْسَى: حَدِيثُ عُمَرَ قَدْ خُولِفَ زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ فِي هَذَا الحَدِيثِ
قَالَ: وَرَوَى عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ وَغَيْرُهُ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ عَنْ عُمَرَ وَعَنْ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ عُمَرَ
وَهَذَا حَدِيثٌ فِي إِسْنَادِهِ اضْطِرَابٌ وَلاَ يَصِحُّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا البَابِ كَبِيرُ شَيْءٍ
قَالَ مُحَمَّدٌ: وَأَبُو إِدْرِيسَ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ عُمَرَ شَيْئًا

Ja’far bin Muhammad ‘Imran Ats-Tsa’labi Al-Kufi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Zaid bin Hubab telah menceritakan kepada kami, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari Rabi’ah bin Yazid Ad-Dimasyqi, dari Abu Idris Al-Khaulani dan Abu Usman, dari Umar bin Al-Khattab, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian ia berdoa, ‘Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu, Allahummaj’alnii minat tawwabiina, waj’alnii minal mutathahhirin (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suka bertaubat, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri), niscaya akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia dipersilahkan masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.”

Abu Isa berkata, “Dalam bab ini ada juga hadis dari Anas dan Uqbah bin ‘Amir.”

Abu Isa berkata, “Hadis Umar telah diselisihi Zaid bin Hubab dalam hadis ini.”

Abu Isa berkata, “Abdullah bin Shalih dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Mu’awiyah bin Shalih, dari Rabi’ah bin Yazid, dari Abu Idris, dari Uqbah bin Amir, dari Umar. Dan Rabi’ah dari Usman, dari Jubair bin Nufair, dari Umar.”

“Hadis ini dalam sanadnya mengalami idhthirab (pertentangan), dan dalam bab ini tidak ada hadis yang sah dari Nabi saw.”

Muhammad berkata, “Abu Idris tidak mendengar sesuatupun dari Umar.”

Hadis No. 91 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab wudhu’ dalam bejana dari tembaga kuning (warnanya seperti emas),

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ وَسَهْلُ بْنُ حَمَّادٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: جَاءَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْرَجْنَا لَهُ مَاءً فِي تَوْرٍ مِنْ صُفْرٍ فَتَوَضَّأَ

Al-Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Al-Walid dan Sahl bin Hammad telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah telah menceritakan kepada kami, dari Amr bin Yahya, dari ayahnya, dari Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah saw. datang kepada kami, maka kami mengeluarkan air untuk beliau di dalam bejana yang terbuat dari tembaga/kuningan, lalu beliau berwudhu’.”

Penjelasan:

Imam Abadi dalam kitab Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Daud menjelaskan bahwa hadis-hadis (pada bab) ini merupakan dalil yang jelas tentang bolehnya seseorang berwudhu’ (dengan air) dari tembaga kuning. Tidak makruh meskipun warnanya mirip dengan emas. Inilah pendapat yang shahih. Wa Allahu a’lam bis shawab.

Hadis No. 90 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab wudhu’ dalam bejana dari tembaga kuning (warnanya seperti emas),

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنِي صَاحِبٌ لِي عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ: كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي تَوْرٍ مِنْ شَبَهٍ

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ أَنَّ إِسْحَاقَ بْنَ مَنْصُورٍ حَدَّثَهُمْ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ رَجُلٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَحْوِهِ

Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, seorang sahabatku telah mengabarkan kepadaku, dari Hisyam bin Urwah, bahwa Aisyah r.a. berkata, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah saw. dalam bejana dari tembaga (kuningan).”

Muhammad bin Al-Ala’ telah menceritakan kepada kami, bahwa Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada mereka, dari Hammad bin Salamah, dari seorang laki-laki, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah r.a., dari Nabi saw. semisal hadis tersebut (di atas).

Penjelasan:

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa sahabat Hammad dalam sanad di atas yang tidak disebutkan namanya adalah Syu’bah. Imam Abadi dalam kitab Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Daud menjelaskan bahwa Hisyam bin Urwah merupakan orang yang tsiqah faqih. Hanya saja pada riwayat tersebut ia mentadlisnya karena ia tidak pernah bertemu dengan Sayyidah Aisyah r.a. Sehingga hadis pada riwayat pertama dihukumi munqathi’ (alias terputus sanadnya). Ada rawi yang dibuang antara Hisyam bin Urwah dengan Sayyidah Aisyah r.a.

Keterputusan sanad pada riwayat pertama semakin jelas dengan adanya riwayat yang kedua. Yakni pada riwayat kedua disebutkan bahwa Hisyam bin Urwah memang mendengar hadis tersebut dari ayahnya bukan dari Sayyidah Aisyah r.a. Sehingga sanad yang kedua ini muttashil.

Syekh Abadi di dalam kitab Aunul Ma’bud juga menjelaskan bahwa maksud Sayyidah Aisyah r.a. dan Nabi saw. mandi di dalam bejana bukan berarti masuk di dalam bejana tersebut. Tetapi, mereka mengambil air dari bejana yang terbuat dari tembaga itu untuk mandi atau mereka menuangkan air di atas anggota badan mereka dengan air dari bejana itu.

Terkait wudhu’ tidak disebutkan dalam hadis tersebut, padahal Imam Abu Daud memberi judul babnya tentang wudhu’, Imam Abadi menjelaskan bahwa bahasan mandi itu sudah mencakup wudhu’. Wa Allahu a’lam bis shawab.

Hadis No. 89 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab menyempurnakan wudhu’,

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنَا مَنْصُورٌ عَنْ هِلَالِ بْنِ يَسَافٍ عَنْ أَبِي يَحْيَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى قَوْمًا وَأَعْقَابُهُمْ تَلُوحُ فَقَالَ: وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ

Musaddad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya telah menceritakan kepada kami, dari Sufyan, ia berkata, Manshur telah menceritakan kepada kami, dari Hilal bin Yasaf, dari Abu Yahya, dari Abdullah bin Amr r.a., bahwa Rasulullah saw. pernah melihat suatu kaum yang mata kaki mereka terlihat masih kering (belum tersentuh air wudhu’), maka beliau bersabda, “Neraka wail (jurang di Jahanam) bagi (pemilik) mata kaki (yang tidak terbasuh dengan sempurna). Sempurnakanlah wudhu’.”

Penjelasan:

Hadis ini mengingatkan kita agar memperhatikan basuhan wudhu dengan sempurna. Jangan sampai ada anggota wudhu yang masih kering atau belum tersentuh air wudhu’. Oleh sebab itu, ketika berwudhu’ disunnahkan untuk membasuh sebanyak tiga kali agar basuhan yang kedua dan ketiga itu menyempurnakan basuhan yang pertama.

Lebih disunnahkan lagi sebagaimana diterangkan dalam kitab Aunul Ma’bud, jika basuhan tiga kali itu melebihi batas anggota wajib. Misalnya kaki, bagian yang wajib dibasuh adalah hanya sampai mata kaki. Namun, kita membasuhnya sampai di atas mata kaki, seperti sampai betis. Inilah yang disebut dalam kitab dengan istilah Al-Ithalah. Begitu juga ketika membasuh kedua tangan. Bagian yang wajib adalah hingga siku-siku. Namun, sunnahnya adalah melebihi dari siku-siku. Wa Allahu a’lam bis shawab.

Hadis No. 45 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ عُثْمَانَ وَأَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ جَمِيعًا عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ قَالَ أَبُو كُرَيْبٍ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَوْ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ – شَكَّ الْأَعْمَشُ – قَالَ: لَمَّا كَانَ غَزْوَةُ تَبُوكَ أَصَابَ النَّاسَ مَجَاعَةٌ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ لَوْ أَذِنْتَ لَنَا فَنَحَرْنَا نَوَاضِحَنَا فَأَكَلْنَا وَادَّهَنَّا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «افْعَلُوا» قَالَ: فَجَاءَ عُمَرُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنْ فَعَلْتَ قَلَّ الظَّهْرُ وَلَكِنْ ادْعُهُمْ بِفَضْلِ أَزْوَادِهِمْ ثُمَّ ادْعُ اللهَ لَهُمْ عَلَيْهَا بِالْبَرَكَةِ لَعَلَّ اللهَ أَنْ يَجْعَلَ فِي ذَلِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ، قَالَ: فَدَعَا بِنِطَعٍ فَبَسَطَهُ ثُمَّ دَعَا بِفَضْلِ أَزْوَادِهِمْ قَالَ: فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَجِيءُ بِكَفِّ ذُرَةٍ، قَالَ: وَيَجِيءُ الْآخَرُ بِكَفِّ تَمْرٍ، قَالَ: وَيَجِيءُ الْآخَرُ بِكَسْرَةٍ حَتَّى اجْتَمَعَ عَلَى النِّطَعِ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ يَسِيرٌ، قَالَ: فَدَعَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ بِالْبَرَكَةِ، ثُمَّ قَالَ: «خُذُوا فِي أَوْعِيَتِكُمْ»، قَالَ: فَأَخَذُوا فِي أَوْعِيَتِهِمْ، حَتَّى مَا تَرَكُوا فِي الْعَسْكَرِ وِعَاءً إِلَّا مَلَئُوهُ، قَالَ: فَأَكَلُوا حَتَّى شَبِعُوا، وَفَضَلَتْ فَضْلَةٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ لَا يَلْقَى اللهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فَيُحْجَبَ عَنِ الْجَنَّةِ

Sahl bin Usman dan Abu Kuraib Muhammad bin Al-Ala’ telah menceritakan kepada kami, semuanya dari Abu Mu’awiyah, Abu Kuraib berkata, Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami, dari Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah atau dari Abu Sa’id – Al-A’masy ragu-ragu – Abu Hurairah berkata, “Saat perang Tabuk, pasukan (kaum muslimin)  mengalami rasa lapar yang sangat, mereka pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, sekiranya tuan izinkan kami untuk menyembelih unta kami, sehingga kami bisa memakan dagingnya dan menggunakan lemaknya sebagai minyak (melapisi kulit, untuk menjaga dari terik panas)?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Lakukanlah’. Abu Hurairah berkata, “Lalu datanglah Umar seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jika itu engkau lakukan, maka punggung unta (kendaraan) akan habis! Tapi sebaiknya, tuan minta sisa makanan mereka yang masih ada kemudian tuan doakan, semoga Allah memberikan keberkahan padanya.’ Rasulullah saw. lalu bersabda, “Baiklah.” Kemudian beliau minta hamparan (terbuat dari kulit), setelah menggelarnya, beliau meminta sisa-sisa makanan mereka yang masih tersisa.” Abu Hurairah melanjutnya, “Lalu ada seorang laki-laki yang datang dengan membawa segenggam jagung, ada juga yang datang dengan membawa segenggam kurma, dan sebagian lain datang dengan remukan-remukan (makanan), sehingga terkumpullah di atas hamparan kulit tersebut sedikit makanan. Abu Hurairah berkata, “Kemudian Rasulullah saw. mendoakan makanan tersebut dengan keberkahan, setelah itu beliau bersabda, ‘Ambil dan isilah tempat makanan kalian’. Abu Hurairah melanjutkan, “Mereka kemudian memenuhi tempat perbekalan mereka, sehingga tidak seorang tentara pun kecuali tempat makanan mereka telah penuh terisi.” Abu Hurairah melanjutkan, “Mereka kemudian memakannya hingga kenyang, dan makanan itu pun masih ada tersisa.” Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan berpegang teguh padanya (dua kalimat syahadat itu) tanpa ada keraguan kemudian ia terhalang masuk surga.”

Hadis No. 44 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ النَّضْرِ بْنِ أَبِي النَّضْرِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو النَّضْرِ هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ الْأَشْجَعِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسِيرٍ قَالَ: فَنَفِدَتْ أَزْوَادُ الْقَوْمِ قَالَ: حَتَّى هَمَّ بِنَحْرِ بَعْضِ حَمَائِلِهِمْ قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوْ جَمَعْتَ مَا بَقِيَ مِنْ أَزْوَادِ الْقَوْمِ، فَدَعَوْتَ اللهَ عَلَيْهَا، قَالَ: فَفَعَلَ، قَالَ: فَجَاءَ ذُو الْبُرِّ بِبُرِّهِ، وَذُو التَّمْرِ بِتَمْرِهِ، قَالَ: وَقَالَ مُجَاهِدٌ: وَذُو النَّوَاةِ بِنَوَاهُ، قُلْتُ: وَمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ بِالنَّوَى؟ قَالَ: كَانُوا يَمُصُّونَهُ وَيَشْرَبُونَ عَلَيْهِ الْمَاءَ، قَالَ: فَدَعَا عَلَيْهَا قَالَ حَتَّى مَلَأَ الْقَوْمُ أَزْوِدَتَهُمْ، قَالَ: فَقَالَ عِنْدَ ذَلِكَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ، لَا يَلْقَى اللهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Abu Bakr bin An-Nadhr bin Abu An-Nadhr telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu An-Nadhr Hasyim bin Al-Qasim telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Ubaidullah Al-Asyja’i telah menceritakan kepada kami, dari Malik bin Mighwal, dari Thalhah bin Musharrif, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kami bersama Nabi saw. dalam suatu perjalanan.” Lalu ia berkata, ‘maka bekal kaum tersebut habis.’ Selanjutnya ia berkata, “Hingga mereka berkeinginan untuk menyembelih sebagian hewan kendaraan mereka.” Perawi berkata, “Maka Umar berkata, ‘Wahai Rasulullah, kalau seandainya kamu mengumpulkan sebagian dari bekal kaum lalu kamu berdoa kepada Allah atasnya (niscaya itu baik).” Perawi berkata, “Lalu beliau melakukannya.” Perawi berkata, “Lalu pemilik gandum datang dengan membawa gandumnya, pemilik kurma datang dengan membawa kurmanya.” Perawi berkata, “Dan Mujahid berkata, ‘Dan pemilik biji-bijian dengan biji-bijian mereka.” Aku berkata, “Apa yang mereka perbuat dengan biji-bijian tersebut?”. Ia menjawab, “Mereka mengisap dan meminum air padanya.” Ia berkata, “Lalu, Rasulullah saw. memanggil mereka hingga mereka dapat memenuhi wadah perbekalan mereka.” Perawi berkata, “Maka Rasulullah berdoa ketika itu, ‘Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa saya adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan berpegang teguh padanya tanpa ada keraguan niscaya ia masuk surga’.”

Hadis No. 43 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa orang yang meninggal dalam keadaan bertauhid pasti akan masuk surga,

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ كِلَاهُمَا عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ خَالِدٍ قَالَ: حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ حُمْرَانَ عَنْ عُثْمَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، دَخَلَ الْجَنَّةَ

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنِ الْوَلِيدِ أَبِي بِشْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ حُمْرَانَ يَقُولُ: سَمِعْتُ عُثْمَانَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مِثْلَهُ سَوَاءً

Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami, keduanya dari Ismail bin Ibrahim. Abu Bakr berkata, Ibnu Ulayyah telah menceritakan kepada kami, dari Khalid, ia berkata, Al-Walid bin Muslim telah menceritakan kepadaku, dari Humran, dari Usman, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang meninggal, sedangkan ia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka ia masuk surga.”

Muhammad bin Abu Bakr Al-Muqaddami telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Bisyr bin Al-Mufadhdhal telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Khalid Al-Hadzdza’ telah menceritakan kepada kami, dari Al-Walid; Abu Bisyr, ia berkata, aku mendengar Humran, ia berkata, aku mendengar Usman, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda sama seperti itu.

Hadis No. 42 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil atas sahnya Islam seseorang yang saat datang kematian kepadanya,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ كَيْسَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَمِّهِ: ” قُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَشْهَدُ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ “، قَالَ: لَوْلَا أَنْ تُعَيِّرَنِي قُرَيْشٌ، يَقُولُونَ: إِنَّمَا حَمَلَهُ عَلَى ذَلِكَ الْجَزَعُ لَأَقْرَرْتُ بِهَا عَيْنَكَ، فَأَنْزَلَ اللهُ: {إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ} [القصص: 56]

Muhammad bin Hatim bin Maimun telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yazid bin Kaisan telah menceritakan kepada kami, dari Abu Hazim Al-Asyja’i, dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda kepada pamannya, ‘Katakanlah, Tiada Tuhan selain Allah, aku akan bersaksi untukmu dengan kalimat tersebut pada hari kiamat’. Ia menjawab, “Kalau seandainya bukan karena kaum Quraisy mencelaku dengan perkataan mereka, ‘Ia melakukan hal tersebut karena cemas’, niscaya aku menyetujui kalimat tersebut dengan matamu.’ Lalu, Allah menurunkan, “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi akan tetapi aku memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki” (Q.S. Al-Qashash: 56)

Hadis No. 41 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil atas sahnya Islam seseorang yang saat datang kematian kepadanya,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ قَالَا: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ عَنْ يَزِيدَ وَهُوَ ابْنُ كَيْسَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَمِّهِ عِنْدَ الْمَوْتِ: قُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَشْهَدُ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَبَى، فَأَنْزَلَ اللهُ: {إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ} [القصص: 56] الْآيَةَ

Muhammad bin Abbad dan Ibnu Abi Umar telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Marwan telah menceritakan kepada kami, dari Yazid yakni Ibnu Kaisan, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda kepada pamannya ketika ia menjelang wafat, ‘Katakanlah, ‘Tiada Tuhan selain Allah, aku akan bersaksi untukmu dengan kalimat tersebut pada hari kiamat.” Namun, ia menolaknya. Lalu, Allah menurunkan ayat, “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi.” (Q.S. Al-Qashash: 56)

Hadis No. 40 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil atas sahnya Islam seseorang yang saat datang kematian kepadanya,

وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَا: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ ح وحَدَّثَنَا حَسَنٌ الْحُلْوَانِيُّ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ صَالِحٍ كِلَاهُمَا عَنِ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّ حَدِيثَ صَالِحٍ انْتَهَى عِنْدَ قَوْلِهِ: فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ وَلَمْ يَذْكُرِ الْآيَتَيْنِ وَقَالَ فِي حَدِيثِهِ: وَيَعُودَانِ فِي تِلْكَ الْمَقَالَةِ وَفِي حَدِيثِ مَعْمَرٍ مَكَانَ هَذِهِ الْكَلِمَةِ فَلَمْ يَزَالَا بِهِ

Ishaq bin Ibrahim dan Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami, ha’ (at-tahwil). Hasan Al-Hulwani dan Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Ya’qub yakni ibn Ibrahim bin Sa’d telah menceritakan kepada kami, ia berkata, ayahku telah menceritakan kepadaku, dari Shalih, keduanya dari Az-Zuhri dengan sanad ini semisalnya. Hanya saja hadis Shalih selesai pada perkataannya, lalu Allah menurunkan firman-Nya tentangnya, dan ia tidak menyebutkan dua ayat tersebut. Dan ia menyebutkan di dalam hadisnya, ‘dan keduanya kembali mengucapkan perkataan tersebut.’ pada hadis Ma’mar adalah sebagai pengganti kalimat ini. Dan mereka berdua tetap berpedoman padanya.