Hadispedia.id – Pertemuan keenam sekolah hadis kajian kitab Bulughul Maram masih berkaitan tentang hadis-hadis cara bersuci dan bentuk-bentuk najis.
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي طَائِفَةِ اَلْمَسْجِدِ فَزَجَرَهُ اَلنَّاسُ فَنَهَاهُمْ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِذَنُوبٍ مِنْ مَاءٍ فَأُهْرِيقَ عَلَيْهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadis pertama yang dibaca Ustadz Huda pada pertemuan kali ini adalah riwayat Sahabat Nabi saw. yang bernama Anas bin Malik r.a. Beliau adalah Sahabat yang sering disebut dengan Khadimun Nabi. Yaitu pelayan Nabi saw., karena sejak kecil, beliau dititipkan oleh ibundanya kepada Nabi saw. agar membantu segala keperluan beliau dan tentunya diajari agama.
Akhirnya, beliau menjadi salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. Umur beliau panjang, sampai 90 an. Beliau pernah didoakan Nabi saw. agar dipanjangkan umurnya, diberikan anak yang banyak, dan diberkahi hartanya.
Beliau mengatakan,
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ
Datang seorang A’rabi …. A’rabi adalah penduduk pedalaman. Baik orang Arab maupun non Arab, kalau dia dari pedalaman, jauh dari kota, maka disebut Al-A’rabi.
فَبَالَ فِي طَائِفَةِ اَلْمَسْجِدِ
Lalu lelaki pedalaman ini buang air kecil di pojok masjid … Masjid di sini adalah maksudnya masjid Nabawi yang ada di kota Madinah.
فَزَجَرَهُ اَلنَّاسُ
Lalu, orang-orang melarangnya… Orang-orang di sini yang dimaksud adalah para sahabat. Dalam riwayat lain menggunakan redaksi fatanawalahu; mereka memegangi A’rabi ini agar menyudahi buang air kecilnya.
فَنَهَاهُمْ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم
Lalu, Nabi saw. melarang para sahabat mengganggu si A’rabi ini buang air kecil. Beliau menyuruh mereka agar membiarkan A’rabi menuntaskan terlebih dahulu.
فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِذَنُوبٍ مِنْ مَاءٍ
Ketika telah selesai si A’rabi atau lelaki pedalaman tadi menuntaskan buang air kecilnya, Nabi saw. memerintahkan agar dibawakan seember air.
فَأُهْرِيقَ عَلَيْهِ
Lalu, dituangkan atau disiramkan ke tempat A’rabi itu buang air kecil.
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim. Kalau di dalam kitab Bulughul Maram disebutkan muttafaqun ‘alaihi, artinya sebagaimana disebutkan dalam Mukaddimah, maka hadis tersebut diriwayatkan di dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Baca juga: Sekolah Hadis Kajian Kitab Bulughul Maram Vol. 5; tentang Kucing
Ustadz Huda menjelaskan bahwa terkait hadis ini ada beberapa hal yang dapat kita ambil faidah darinya.
Pertama, di dalam hadis ini yang bercerita adalah Sahabat Anas bin Malik r.a. Kalau kita perhatikan dalam redaksi hadisnya, hampir tidak ada kata-kata dari Nabi saw. Semua adalah kata-kata Sahabat Anas bin Malik r.a., yaitu beliau menceritakan kejadian pada zaman Nabi saw. Pada hadis tersebut, hampir tidak disebutkan qala Rasulullah saw. nya secara jelas. Namun, hanya dikatakan amara annabiyyu bidzanubin min ma’in, fa uhriqa ‘alaihi. Jadi hanya diceritakan saja, tidak ada redaksi langsung dari Nabi saw.
Pada hadis tersebut, ada redaksi A’rabi yang tidak disebut namanya, hanya disebut sifatnya. Di dalam Musthalahul hadis hal ini disebut dengan mubham, yang disamarkan. Di dalam kajian ilmu hadis, terdapat dua jenis mubham. Pertama, jenis mubham yang disebutkan dalam sanad hadis. Misalnya di dalam sanad, perawinya hanya disebutkan ‘an rajulin (dari seorang laki-laki). Kedua, mubham di dalam matan hadis. Contohnya adalah hadis di atas.
Kalau di dalam sanad, terkadang mubham itu akan bermasalah, yakni akan menyebabkan hadis menjadi dhaif. Tetapi, jika mubham terdapat di dalam matan atau teks hadisnya, maka mubham tidak menjadi masalah, tidak berpengaruh terhadap keshahihan hadis.
Selanjutnya, kajian kitab Bulughul Maram yang berdurasi kurang lebih satu jam ini dapat Anda dengarkan di Channel YouTube hadispedia.