Abu Hurairah, sahabat paling banyak meriwayatkan hadis

Jonathan Brown mencatat lewat buku Hadith Muhammad’s Legacy in the Medieval and Modern World, bahwa Ignas Goldziher merupakan seorang orientalis yang kritis dan meragukan autentisitas hadits Nabi Muhammad. Ia mengkaji sejarah klasik Islam dengan pendekatan skeptis.

Orientalis asal Hungaria itu menjelaskan posisi sebagai bukti otentik Islam sangat lemah.  Pasalnya, hadits lebih mengedepankan tradisi lisan, sehingga diragukan autentisitasnya. Toh tradisi tulisan belum begitu berkembang di jazirah Arab saat itu.

Salah satu juga yang menyebabkan Ignas Goldziher meragukan keotensitas hadis adalah kevaliditan hadis dari Abu Hurairah. Pasalnya, sahabat Nabi ini meriwayatkan hadis dari Rasullullah lewat dari 5000 hadis. Jumlah fantastis.

Jauh lebih banyak dari istri Nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar. Aisyah yang senantiasa menemani Rasul hingga menutup usia, kalah jumlah periwayatan hadis dari Abu Hurairah. Pun jauh lebih banyak juga dengan orang terdekat Rasulullah, Abu Bakar Ash Siddik. Yang dalam sejarah dijelaskan, Abu Bakar Islam pada periode awal kenabian. Sejak Nabi masih di Mekah.

Yang menarik juga, Abu Hurairah ini, belakangan masuk Islam. Di sebutkan dalam kitab Tabaqat al-Kubra karya Ibnu Sa’ad bahwa ia memeluk agama Islam pada tahun 7 Hijriyah, setelah perang Khaibar.

Artinya, Abu Hurairah itu masuk Islam pada saat Nabi telah hijrah dan menetap di Madinah selama 7 tahun. Pun ia hanya bertemu sekitar 3 sampai 4 tahun dengan Rasulullah. Pasalnya, Nabi meninggal pada 10 atau 11 Hijriah.

Alasan Abu Hurairah Banyak Meriwayatkan Hadis

Mengomentari persoalan banyaknya hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, peneliti hadis dari El Bukhari Institute, Khoirul Huda menjelaskan bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang fokus mengikuti pelbagai majelis Rasulullah. Ia tidak pernah absen.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan, Abu Hurarirah adalah seorang pendatang miski dari Yaman. Ia di Madinah sebagai ahli suffah. Yang tidak ada pekerjaan. Ia hanya fokus mengikuti pelbagai forum Rasulullah.

Hal itu berbeda dengan sahabat Muhajirin lain,  yang datang dari Mekah kebanyakan adalah pedagang. Para sahabat lain,  lebih banyak mengurusi profesinya. Tidak dengan Abu Hurairah,  sebab tak ada pekerjaan lain, ia memiliki banyak waktu luang.

Selain itu, Abu Hurairah merupakan sahabat yang mendapat tabarruk dari Nabi. Ia langsung didoakan Nabi untuk kuat dalam hafalan. Al Kisah, dalam salah satu majelis. Nabi bersabda, bagi orang yang ingin kuat hafalannya, maka bentangkan sorban kalian. Lalu didoakan oleh Rasulullah. Usai berdoa, lalu  serban itu diusapkan.

Setelah itu, sahabat Abu Hurairah tidak mudah lupa. Dan kuat hafalan. Sebab mendapatkan doa langsung dari Nabi. Hal itulah yang membuat ia mendapatkan keistimewaan dalam hal kuat hafalan dan tidak mudah lupa.

Kendati tradisi tulisan belum begitu marak, tapi patut dicatat bahwa orang Arab seperti Abu Hurairah memang kuat dalam hafalan. Hal itu terbukti dalam pelbagai penelitian mutakhir.

Tulisan ini pernah dipublikasikan di Bincang Syariah

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru