Biografi Prof. Dr. Syuhudi Ismail, Perintis Kajian Ilmu Matan Hadis di Indonesia

Hadispedia.id – Mari mengenal Muhammad Syuhudi Ismail, seorang ulama Indonesia yang memiliki pengaruh besar terhadap ilmu hadis. Beliau lahir di kota Lumajang, Desa Rowo Kangkung, Jawa Timur pada tanggal 23 April tahun 1943. Jejak pendidikan Syuhudi berawal di perguruan tinggi di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di sana, Syuhudi berhasil meraih gelar sarjananya pada tahun 1965.

Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Syariah IAIN Alaudin Makassar dan memperoleh gelar sarjana lagi pada tahun 1973. Ia merasa tidak puas dengan gelar sarjana yang sudah ia tempuh dua kali. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Studi Purna Sarjana (SPS) untuk tahun akademi 1978-1979. Program magister yang ditempuh bertempat di kampus IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan ia selesaikan pada tahun 1985. Sedangkan pada tahun 1987 ia menyelesaikan program doktornya di bidang ilmu hadis di institusi yang sama.

Kebanyakan para ahli hadis saat menalaah hadis Nabi lebih cenderung mengendalikan dirinya dengan sikap menerima agar bisa melakukan telaah ulang dan pengembangan pemikiran sesuai dengan hadis tersebut. Berbeda dengan Syuhudi Ismail, ia mempunyai keberanian melakukaan telaah hadis Nabi secara kritis dan objektif. Keberaniannya ia terapkan dalam disertasinya, sehingga berhasil dibukukan dengan judul Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dengan Pendidikan Ilmu Sejarah.

Syuhudi menjadi pengajar di berbagai perguruan tinggi sampai memperoleh gelar Profesor atau Guru Besar dalam bidang Hadis dari IAIN Alaudin Makassar pada tahun 1993. Selain itu, pada tahun 1962-1972 ia menjadi pegawai di Pengadilan Agama Tinggi di Makassar. Syuhudi wafat pada tahun 1995 dan meninggalkan berbagai macam karyanya dalam bidang hadis.

Salah satu karyanya berupa buku berjudul Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah Ma’anil Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal. Buku ini merupakan isi dari pidatonya di saat pengukuhan guru besar. Ia memaparkan tentang ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw. yang sudah termuat di dalam hadis. Ia juga menjelaskan pemahaman hadis, mulai dari matan atau teks hadis yang dapat dipahami dengan cara tekstual dan kontekstual serta sajian contoh-contoh hadis yang telah dikaji.

Pemikiran Syuhudi tentang Matan Hadis

Pemikiran Syuhudi yang tertuang dalam memahami hadis telah melahirkan berbagai macam gagasan. Tak menjadi suatu hal yang baru baginya, setiap gagasannya tak lepas mengkaji sudut pandang historitas (Asbab al-Wurud), kontekstualisasi, dan lain sebagainya. Tentu menjadi angin segar bagi para pengkaji hadis, bagaimana tidak, Syuhudi berhasil merumuskan secara konseptual cara memahami hadis yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh ulama klasik. Syuhudi telah menciptakan alternatif dalam memahami hadis di era kontemporer ini. Demikian, bentuk penyajian pemahaman hadis Syuhudi terkemas dalam sebuah karyanya yang dikenal dengan nama Ilmu Ma’ani al-Hadis.

Menjadi kebanggan Indenesia karena pemahamannya terhadap aspek historis sedikit berbeda dengan pakar hadis klasik. Orientasi Syuhudi dalam mengkaji aspek historis lebih menekankan pada perbedaan hadis yang dapat aplikasikan secara temporal, lokal, dan universal. Sehingga pemahamannya pada hadis lebih luas dan mencapai puncak relevan ketika dipahami pengakaji hadis, khususnya di Indonesia.

Meski dilingkupi dengan objek material yang sama, yakni Asbab Wurud al-Hadis, yang tidak hanya mengkhususkan pada hadis yang umum tapi bisa lebih spesifik dan rinci. Namun, Syuhudi mampu mengemas dalam pemahaman yang lugas dan memudahkan para pecinta hadis. Selamat mengkaji pemikirannya. Wallahu a’lam bis shawab.

Zubaida
Zubaida
Alumni PP. Salafiyah Putri, Pasuruan dan Mahasiswi IKHAC,Mojokerto

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru