Imam Abu Daud, Ulama Hadis Masa Dinasti Abasiyah

Hadispedia.id – Imam Abu Daud sebuah nama yang tidak asing lagi di telinga kita. Hal yang kita ingat ketika mendengar nama beliau adalah tentang riwayat-riwayat hadis yang banyak digunakan sebagai dasar dalam beribadah. Beliau merupakan ulama hadis pada masa dinasti Abasiyah tepatnya pada kekhalifahan al-Ma’mun.

Biografi Singkat

Imam Abu Daud memiliki nama lengkap Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’as bin Ishaq al-Azdy al-Sijistaniy. Lahir pada tahun 202 H di Sijistani. Nama al-Azdy merupakan sebuah nama yang dinisbtakan kepada sukunya, yakni sebuah suku besar di Yaman. Sedangkan Sijistani merupakan nama yang dinisbatkan kepada tempat lahirnya.

Terlahir dari keluarga yang agamis juga pegiat hadis, Imam Abu Daud sejak kecil telah mendalami ilmu agama dan memiliki ketertarikan pada ilmu hadis yang sangat tinggi. Beliau telah menghafalkan Al-Qur’an, mendalami bahasa Arab sebagaimana tradisi masyarakat pada saat itu. Ayahnya bernama al-‘Asy’as merupakan seorang perawi hadis. Begitu pula dengan saudaranya, Muhammad bin al-‘Asy’as seseorang yang menekuni bidang hadis. Sehingga, tak heran, jika Imam Abu Dawud memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap ilmu hadis ini.

Walaupun terlahir di Sijistani, tetapi Imam Abu Daud menghabiskan banyak waktu hidupnya di Bashrah hingga wafat pada tahun 275 H di bulan Syawal tepatnya pada usia 73 tahun dan dimakamkan juga di Bashrah.

Perjalanan Mencari Ilmu

Pengarang kitab Sunan Abi Daud ini, memiliki waktu yang cukup lama dalam mempelajari hadis. Sejak masa baligh hingga usia kurang lebih 19 tahun, beliau mendatangi para ulama hadis yang berada di negaranya untuk meraup ilmu sebanyak-banyaknya. Tak berhenti di situ, Imam Abu Daud melanjutkan perjalanannya ke berbagai negara, seperti Hijaz, Syam, Irak, Jazirah Arab dan Khurasan untuk mendengarkan dan menirukan setiap hadis yang dibacakan oleh para gurunya. Beberapa di antara gurunya yaitu, Abu ‘Amrin al-Dharir, Muslim bin Ibrahim, al-Qa’naby, ‘Utsman bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin Abi Syaibah, Ahmad bin Yunus, an-Nufail, dan Yahya bin Mu’in. Sebagian gurunya pula ada yang yang menjadi guru Imam Bukhari dan Imam Muslim, seperti Ahmad bin Hanbal, Usman ibn Abi Thalhah, dan Qutaibah ibn Sa’id.  Oleh karena itu, beliau mampu menghafal dan mengoleksi hadis-hadis begitu banyak.

Baca juga: Imam Bukhari: Belajar Lebih dari Seribu Guru Hingga Lahirkan Karya Fenomenal

Setelah berlelah-lelah dalam menuntut ilmu, Imam Abu Daud berhasil menghimpun hadis-hadis dalam satu kitab yang kita kenal dengan nama Sunan Abi Daud. Sebuah karya besar yang menjadi rujukan dalam sunnah setelah Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Nama Imam Abu Daud semakin terkenal dengan keilmuan yang dimilikinya. Hingga Amir Abu Ahmad Muwaffaq, seorang Gubernur Bashrah meminta beliau untuk menetap di Bashrah dan mendirikan tempat belajar hadis dengan harapan agar kota tersebut menjadi kiblat bagi ulama dan pelajar hadis. Hal ini dilakukan Gubernur Bashrah sebagai upaya untuk menghidupkan kembali Bashrah setelah mengalami kegersangan ilmu pasca serbuan Zarji pada tahun 275 H.

Selain dikenal sebagai ulama hadis, Imam Abu Daud juga dikenal sebagai ahli hukum dan sekaligus kritikus hadis yang baik, sehingga beliau dijuluki sebagai al-Hifz al-Tamm al-‘Ilm al-Wafir dan juga al-Fahm al-Tsaqib fi al-Hadis. Oleh karena itu, beliau mendapat banyak pujian dan penghargaan dari ulama-ulama, salah satunya Imam Ahmad bin Hanbal yang merupakan guru beliau sendiri.

Karya-Karya Imam Abu Daud

Beberapa di antara karya-karya Imam Abu Daud yaitu,

  • Al-Marasil. Sebuah kitab yang memuat hadis-hadis mursal (gugur perawinya), yang disusun secara tematik, dan jumlah hadisnya sebanyak 6000 hadis.
  • Masa’il al-Imam Ahmad
  • Al-Naskh wa al-Mansukh
  • Risalah fi Wasf Kitab Sunan
  • Al-Zuhd
  • Ijabat al-Salawat al-‘ajjuri
  • As’illah Ahmad bin Hanbal
  • Akhbar al-Khawarij
  • A’lam Al-Nubuwwat
  • Sunan Abi Dawud

Di antara banyaknya karya Imam Abu Daud yang paling populer hingga hari ini adalah kitab Sunan Abi Daud. Kitab Sunan ini merupakan kitab hadis yang disusun berdasarkan pembahasan bab fikih yakni dimulai dengan bab pembahasan thaharah, (bersuci), shalat, zakat, dan lain sebagainya.

Kitab Sunan Abi Daud

Imam Abu Daud menghafal dan menulis hadis sebanyak 500 ribu hadis. Namun dari sekian banyaknya, beliau menyeleksi hingga 4800 yang terhimpun dalam kitab ini. Kitab Sunan Abi Daud tidak hanya menghimpun hadis-hadis shahih seperti halnya yang dilakukan oleh Imam Bukhari dan Muslim, tetapi juga terdapat hadis-hadis hasan dan dhaif. Walaupun Imam Abu Daud memasukkan hadis dhaif ke dalam kitabnya, beliau tetap menjelaskan tentang kelemahan hadis tersebut.

Mengutip dari buku Studi Kitab Hadis karya Zainul Arifin, Imam Abu Daud membagi kitabnya menjadi beberapa kitab dan di setiap kitab memiliki bab pembahasan, sebagaimana berikut.

Nama PembahasanBanyaknya Bab
Taharah159
al-Salat251
Salat al-Ististqa’11
Salat al-Safar20
al-Tatawu27
Shahr Ramadan10
al-Sujud8
al-Witr32
al-Zakat46
al-Luqatah20
al-Manasik96
al-Nikah49
al-Talaq50
al-Jihad170
Ijab al-Adlahi25
al-Washaya17
al-Faraid18
al-Kharaj wa al-Imarat wa al-Fai’41
al-Janaiz80
al-Aiman wa al-Nadhur25
al-Buyu’90
al-Aqliyah31
al-Ilm13
al-Ashribah22
al-At’imah54
al-Thibb24
al-Itq15
al-Huruf39
al-Hamam2
al-Libas45
al-Tarajal21
al-Khatm8
al-Fitan7
al-Mahdi12
al-Malahim18
al-Hudud38
al-Diyah28
al-Sunnah29
al-Adab169

Adapun pandangan ulama terhadap kita Sunan Abi Daud ini memandang baik adanya. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Abu Hamid al-Ghazali bahwa kitab ini sudah cukup bagi para mujtahid untuk mengetahui hadis hukum. Juga diungkapkan oleh al-Hafiz Abu Sulaiman bahwa kitab Sunan ini merupakan kitab yang baik mengenai fikih dan semua orang menerimanya dengan baik. Wa Allahu a’lam bis shawab.

Linda Wahyuni Adam
Linda Wahyuni Adam
Linda Wahyuni Adam, Alumni Duta Gemari Baca Batch 4 dan Mahasiswa Ilmu Alquran Tafsir IKHAC.

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru