Beranda blog Halaman 15

Hadis No. 67 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab penjelasan tentang tiga hal yang membuat seseorang merasakan manisnya iman,

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، جَمِيعًا عَنْ الثَّقَفِيِّ، قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Yahya bin Abu Umar, dan Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami, semuanya dari Ats-Tsaqafi, Ibnu Abi Umar berkata, Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Tiga perkara jika itu ada pada seseorang, maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci kembali ke dalam kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dimasukkan ke dalam neraka.”

10 Keistimewaan Sayyidah ‘Aisyah RA

0
Sayyidah Aisyah
Sayyidah Aisyah

Terdapat banyak keistimewaan Sayyidah ‘Aisyah. Ia merupakan salah satu istri Nabi yang meriwayatkan banyak hadis. ia adalah putri dari sahabat Abu Bakar al-Shiddiq. Dari banyak keutamaan beliau, tulisan ini akan menjelaskan 10 Keistimewaan Sayyidah ‘Aisyah RA.

Tak terhitung banyak sekali keutamaan lain yang dimiliki oleh Sayyidah Aisyah sebagaimana yang termaktub dalam berbagai riwayat. Di antaranya adalah sabda Nabi Saw:

فَضْلُ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

“Keutamaan Aisyah terhadap wanita-waita lain bagaikan keutamaan makanan tsarid dibandingkan seluruh makanan lain”. (Muttafaq alaih)

Tsarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah. Makanan ini termasuk menu terenak pada saat itu dan ini sekaligus menunjukkan bagaimana utamanya Aisyah dibanding perempuan lain.

Selain itu, dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala disebutkan bahwa setidaknya ada 9 keistimewaan yang dimiliki oleh Sayyidah Aisyah dan tidak dimiliki oleh perempuan lain. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Aisyah r.a.:

“Sungguh diriku telah dianugerahi 9 hal yangmana tidak pernah diberikan kepada perempuan manapun setelah Maryam binti Imran”

Adapun 9 keistimewaan tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama. Setelah Khadijah r.a. wafat, Malaikat Jibril a.s. mendatangi Nabi Saw dan membawa bayangan Aisyah dalam mimpi Rasulullah Saw, kemudian ia menyampaikan perihal pernikahan Rasulullah Saw dengannya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw berkata kepada Aisyah r.a.:

أُرِيتُكِ فِى الْمَنَامِ ثَلاَثَ لَيَالٍ جَاءَنِى بِكِ الْمَلَكُ فِى سَرَقَةٍ مِنْ حَرِيرٍ فَيَقُولُ هَذِهِ امْرَأَتُكَ. فَأَكْشِفُ عَنْ وَجْهِكِ فَإِذَا أَنْتِ هِىَ فَأَقُولُ إِنْ يَكُ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ يُمْضِهِ

“Dulu kamu diperlihatkan kepadaku selama tiga malam dalam mimpiku. Seorang malaikat datang membawamu kepadaku dengan beragam sutera. Malaikat itu berkata, “Hai Muhammad, inilah isterimu!” Kemudian aku buka cadar wajahmu dan ternyata itu adalah kamu. Maka aku katakan: “Jika mimpi ini berasal dari Allah, niscaya Dia pasti akan merealisasikannya.” (Muttafaq Alaih)

Baca Juga:  Ibu Membunuh 3 Anak di Brebes Karena Suami Sering Menganggur: Ini Kewajiban Suami dalam Islam

Kedua. Aisyah adalah satu-satunya istri Rasulullah Saw yang beliau nikahi dan masih berstatus gadis. Berbeda halnya dengan istri-istri beliau yang lain yang beliau nikahi dan berstatus janda.

Ketiga. Rasulullah Saw wafat dalam pangkuan Aisyah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a. disebutkan:

إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَتَعَذَّرُ فِي مَرَضِهِ أَيْنَ أَنَا الْيَوْمَ أَيْنَ أَنَا غَدًا اسْتِبْطَاءً لِيَوْمِ عَائِشَةَ فَلَمَّا كَانَ يَوْمِي قَبَضَهُ اللَّهُ بَيْنَ سَحْرِي وَنَحْرِي وَدُفِنَ فِي بَيْتِي

“Ketika Rasulullah Saw tengah sakit (beliau bertanya): “dimana aku hari ini dan dimana keesokannya?”, saat itu rupanya beliau menginginkan berlama-lama dengan Aisyah r.a. Saat tiba hari giliranku, Allah mencabut nyawa beliau yang saat itu tengah berada dalam dekapan dadaku dan pangkuanku, lalu beliau dikebumikan di rumahku”. (HR. Bukhari)

Empat. Rasulullah Saw dimakamkan di kediaman Aisyah berdampingan dengan kedua sahabat dan khalifah beliau; Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a..

Lima. Wahyu turun dan Aisyah tengah membersamai Rasulullah Saw dalam selimut. Hal ini menunjukkan bahwa rumah Aisyah dilindungi oleh malaikat. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Saw berkata kepada istri beliau; Ummu Salamah r.a.:

يَا أُمَّ سَلَمَةَ لَا تُؤْذِينِي فِي عَائِشَةَ فَإِنَّهُ وَاللَّهِ مَا نَزَلَ عَلَيَّ الْوَحْيُ وَأَنَا فِي لِحَافِ امْرَأَةٍ مِنْكُنَّ غَيْرِهَا

“Wahai Ummu Salamah, janganlah kamu sakiti aku dalam masalah Aisyah. Karena demi Allah, tidak ada wahyu yang turun kepadaku saat aku dalam selimut seorang istri diantara kalian kecuali dia (Aisyah)”. (HR. Bukhari)

Enam. Aisyah adalah putri dari sahabat terdekat dan khalifah rasul yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.

Tujuh. Allah Swt membebaskan Aisyah dari fitnah keji yang dilontarkan oleh orang-orang munafik. Allah Swt berfirman:

Baca Juga:  Tips Memiliki Tubuh Ideal Dari Sayyidah Aisyah

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar“. (An-Nur: 11)

Menurut al-Nawawi dalam Syarh Muslim-nya: pembebasan Aisyah dari fitnah yang ditujukan kepadanya merupakan pembebasan yang bersifat qath’i karena berdasarkan nash al-Quran, apabila ada orang yang meragukan hal tersebut maka ia telah kafir lagi murtad. Hal ini sebagaimana ijma’ para ulama.

Delapan. Aisyah diciptakan dalam rupa yang baik dan dari keturunan yang baik pula.

Sembilan. Allah Swt telah menjanjikan ampunan dan rezeki bagi Aisyah r.a. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ia adalah istri Rasulullah Saw baik di dunia maupun di akhirat.

هِيَ زَوْجَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ يَعْنِي عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا

“Ia adalah istri beliau (Rasulullah Saw) di dunia dan akhirat, yaitu Aisyah r.a.”. (HR. Tirmidzi)

Selain kesembilan keistimewaan yang sudah disebutkan di atas, ada keistimewaan lain yang dimiliki oleh Sayyidah Aisyah dan ini menjadi keistimewaan yang ke-10 yang ia miliki dan tak dimiliki perempuan lain.

Sepuluh. Aisyah adalah salah satu sahabat perempuan yang meriwayatkan hadis. Tak kurang dari 2210 yang Aisyah riwayatkan. Beliau menempati posisi keempat perawi paling banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah atau dari para sahabat senior lainnya. Kepakarannya dalam periwayatan hadis tidak diragukan, beliau juga tak segan mengoreksi hadis-hadis yang salah.

Tulisan ini pernah dipublikasikan di Bincang Muslimah

Ummu Salamah, Istri Rasulullah Saw

0
Perempuan Terbaik di Kalangan Tabi'in
Perempuan Terbaik di Kalangan Tabi'in

Salah satu soso istri Rasulullah yang meriwayatkan banyak hadis dan ahli dalam bidang fiqh adalah Ummu Salamah. Nama aslinya adalah Hindun. Berikut ini biografi singkat tentang Ummu Salamah.

Ummu Salamah terlahir dari pasangan Hudzaifah Abi Umayyah bin al-Mughirah al-Makhzumi (seorang dermawan yang suka memberi bantuan bekal kepada musafir hingga mendapat julukan zad al-rakbi) dan Atikah bin amir bin rabiah dari kalangan yang bagus nasabnya.

Selain mendapat gelar Ummul mukminin, ia juga disebut al-Sayyidah, al-Muhajjibah, al-Thahirah. Sosok yang memiliki paras cantik ini adalah termasuk sahabat wanita yang pertama kali hijrah ke Habasyah dan Madinah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, ia telah menikah dengan Abi Salamah bin abdul asad al-makhzumi, pria shaleh yang menjadi saudara radha’ (persusuan) Nabi Saw. dan dikaruniai putra yang juga tergolong sahabat nabi, yaitu: Umar, Salamah, durrah dan Zainab.

Sebelum meninggal dan menjadi syuhada’ Badar, mantan suaminya, Abu Salamah, pernah berdoa: “Ya Allah setelah aku wafat, berikanlah rezeki Ummu Salamah seorang laki-laki yang lebih baik dariku, yang tidak pernah membuatnya sedih dan menyakitinya.” “Siapakah gerangan yang dimaksud Abu Salamah?” gumam Ummu Salamah setelah wafatnya suaminya itu.

Tak lama berselang setelah melaksanakan iddahnya, Ummu salamah dilamar oleh Abu Bakar, namun ia menolaknya. Umar pun datang untuk melamar pula, lagi-lagi Ummu Salamah menolaknya juga. Kemudian Rasulullah saw. datang dan berbicara dengan Ummu Salamah bersekat hijab penghalang mereka berdua, lalu Rasulullah Saw. melamarnya.

Ia berkata: “Apa yang engkau inginkan dariku? aku hanyalah wanita tua, aku ibu dari anak-anak yatim, dan sangat pencemburu, sedangkan engkau memiliki banyak istri.” Rasulullah saw. pun menjawab:

“Sifat cemburu itu akan dihilangkan oleh Allah, sedangkan masalah umur, maka aku yang lebih tua darimu, dan anak-anak yatimmu adalah tanggung jawab Allah dan Rasul-Nya, maka Ummu Salamahpun memberikan izin Rasulullah Saw. untuk menikahinya pada tahun 2 Hijriyyah di bulan Syawal.

Setelah menikah dengan Rasulullah Saw, otomatis ia memiliki waktu yang cukup banyak bersama beliau. Kesempatan emas ini dimanfaatkan benar oleh Ummu Salamah untuk merekam sabda-sabda Rasulullah saw. dan tindakan yang dilakukannya, sehingga ia pun tergolong sahabat perempuan yang memiliki kiprah dalam periwayatan hadis yang luar biasa dan ahli di bidang fiqh.

Tidak kurang dari 378 hadis Rasulullah saw. telah ia ajarkan kepada murid-muridnya seperti Said bin al-Musaiyyib, Mujahid, al-Sya’bi dan Nafi’ maula Ibnu Umar. Ia adalah  adalah istri Nabi yang terakhir meninggal dunia. Dia dianugrahkan berumur panjang, hingga ia menyaksikan pembunuhan Husain.

Saat itu ia diam tak bisa berkata-kata karena marah, sampai membuatnya pingsan tak sadarkan diri. Perasaannya yang lembut membuatnya sedih sekali melihat kejadian itu. Dia menangis dan Salma salah seorang tabiin perempuan menghampirinya untuk menanyakan keadaanya:

“Kenapa kamu menangis?” “Aku bermimpi Rasulullah Saw. namun kepala dan jenggotnya berdebu, lalu aku bertanya “Apa yang terjadi ya Rasulullah Saw.?,”, “Sungguh aku telah menyaksikan pembunuhan Husain tadi.”

Istri Rasulullah tahu benar betapa Rasulullah saw. sangat mencintai anak dan cucunya, karena suatu ketika turun ayat 33 surah al-Ahzab di rumahnya (Innama yuridu Allahu liyudzhiba ankum al-Rijza Ahlal baiti) Rasulullah Saw. pun mengatakan bahwa Fathimah, Ali, Hasan dan Husain adalah ahlul bait ku, kemudian ia pun berkata: “Wahai Rasulullah Saw, apakah aku juga termasuk ahlul baitmu? “Iya pasti, insya Allah” jawab Rasulullah melegakan Ummu Salamah.

Tak lama setelah pristiwa pembantaian Husain, cucu Rasulullah Saw. itu Ummu Salamah pun menyusul menghadap kehadirat Allah Swt juga. di usianya yang ke 90, tahun 61 H dan dimakamkan di Baqi ketika masa khalifah Yazid bin muawiyyah’.

Tulisan ini pernah dipublikasikan di BincangMuslimah.Com

Hadis No. 114 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab perintah menyelahi jari jemari,

أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ كَثِيرٍ وَكَانَ يُكْنَى أَبَا هَاشِمٍ، ح وَأَنْبَأَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي هَاشِمٍ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ لَقِيطٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا تَوَضَّأْتَ فَأَسْبِغِ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ

Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Sulaim telah menceritakan kepada kami, dari Ismail bin Katsir yang biasa dipanggil dengan nama kunyah Abu Hasyim. Ha’ (at-tahwil), dan Muhammad bin Rafi’ telah memberitakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Adam telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, dari Abu Hisyam, dari Ashim bin Laqith, dari ayahnya, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila kamu wudhu, sempurnakan wudhumu dan bersihkan celah-celah antara jari-jemari.”

Hadis No. 113 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab membasuh kaki dengan kedua tangan,

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو جَعْفَرٍ الْمَدَنِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ يَعْنِي عُمَارَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي الْقَيْسِيُّ: أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأُتِيَ بِمَاءٍ فَقَالَ عَلَى يَدَيْهِ مِنَ الْإِنَاءِ فَغَسَلَهُمَا مَرَّةً، وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ مَرَّةً مَرَّةً، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ بِيَمِينِهِ كِلْتَاهُمَا

Muhammad bin Basyar telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Ja’far Al-Madini telah mengabarkan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Ibn Usman bin Hunaif yakni Umarah berkata, Al-Qaisi telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, lalu diberikan kepada beliau air, ia berkata bahwa dituangkan di atas kedua tangannya air dari bejana, lalu beliau membasuh kedua tangannya sekali, membasuh wajah dan kedua tangannya satu kali satu kali, dan membasuh kedua kakinya dengan tangan kanannya.

Hadis No. 87 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab dorongan Nabi saw. kepada utusan Abdul Qais untuk menjaga iman dan ilmu serta mengajarkannya kepada kaumnya, dan Malik bin Al-Huwarits berkata, Nabi saw. pernah berkata kepada kami, “Pulanglah ke keluarga kalian, lalu ajarilah mereka.”,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي جَمْرَةَ، قَالَ: كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ، فَقَالَ: إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ القَيْسِ أَتَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «مَنِ الوَفْدُ أَوْ مَنِ القَوْمُ» قَالُوا: رَبِيعَةُ فَقَالَ: «مَرْحَبًا بِالقَوْمِ أَوْ بِالوَفْدِ، غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى» قَالُوا: إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ، وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ هَذَا الحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ، وَلاَ نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ، فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا، نَدْخُلُ بِهِ الجَنَّةَ. فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ: أَمَرَهُمْ بِالإِيمَانِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ، قَالَ: «هَلْ تَدْرُونَ مَا الإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ؟» قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامُ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَصَوْمُ رَمَضَانَ، وَتُعْطُوا الخُمُسَ مِنَ المَغْنَمِ» وَنَهَاهُمْ عَنِ الدُّبَّاءِ وَالحَنْتَمِ وَالمُزَفَّتِ ” قَالَ شُعْبَةُ: رُبَّمَا قَالَ: «النَّقِيرِ» وَرُبَّمَا قَالَ: «المُقَيَّرِ» قَالَ: احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ

Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ghundar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, dari Abu Jamrah, ia berkata, aku pernah menjadi penerjemah antara Ibnu Abbas dan orang-orang, ia berkata bahwasannya telah datang rombongan utusan Abdul Qais menemui Nabi saw., lalu beliau bersabda, “Utusan siapakah ini atau kaum manakah ini?” Utusan itu menjawab, “Rabi’ah”. Lalu Nabi saw. berkata, “Selamat datang kaum atau para utusan dengan suka rela dan tanpa penyesalan.” Mereka berkata, “Kami datang dari perjalanan yang jauh, sementara di antara kampung kami dan engkau ada kampung kaum kafir (suku) Mudhor, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi engkau kecuali di bulan haram (yang mulia). Maka ajarkan kami dengan satu perintah yang jelas, yang dapat kami ajarkan kepada orang-orang kampung kami dan dengan begitu kami dapat masuk surga.” Lalu Nabi saw. memerintahkan kepada untuk melakukan empat hal dan melarang mereka agar menjauhi empat hal. Beliau memerintahkan mereka agar beriman kepada Allah Azza wa Jalla satu-satunya. Beliau berkata, “Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau menjawab, “Persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang.” Nabi saw. juga melarang mereka meminum dari wadah ad-duba’, al-hantam, dan al-muzaffat.” Syu’bah menerangkan bahwa barang kali beliau juga menyebutkan an-naqir dan terkadang al-muqayyar. Kemudian Nabi saw. bersabda, “Jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian.”

 

Hadis No. 112 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab kaki mana yang terlebih dahulu dibasuh,

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ: أَخْبَرَنِي الْأَشْعَثُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَذَكَرَتْ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحِبُّ التَّيَامُنَ مَا اسْتَطَاعَ فِي طُهُورِهِ وَنَعْلِهِ وَتَرَجُّلِهِ» قَالَ شُعْبَةُ: ثُمَّ سَمِعْتُ الْأَشْعَثَ بِوَاسِطَ يَقُولُ: يُحِبُّ التَّيَامُنَ، فَذَكَرَ شَأْنَهُ كُلَّهُ، ثُمَّ سَمِعْتُهُ بِالْكُوفَةِ يَقُولُ: يُحِبُّ التَّيَامُنَ مَا اسْتَطَاعَ

Muhammad bin Abdul A’la telah mengabarkan kepada kami, dia berkata, Khalid telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Al-Asy’ats telah mengabarkan kepadaku, dia berkata, aku mendengar ayahku bercerita dari Masruq, dari Aisyah r.a., dia berkata, “Rasulullah saw. mencintai tayamun (mendahulukan sebelah kanan) semampunya dalam bersuci, memakai sandal, serta menyisir rambutnya.” Syu’bah berkata, Kemudian saya mendengar di kota Wasit Al-Asy’ats berkata, “Beliau mencintai tayamun.” Lalu dia menyebutkan semua hal tersebut. Kemudian saya mendengar di Kufah dia berkata, “Beliau mencintai tayamun semampunya.”

Hadis No. 111 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab kewajiban membasuh kedua kaki,

أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، ح وَأَنْبَأَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ وَاللَّفْظُ لَهُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلَالِ بْنِ يِسَافٍ، عَنْ أَبِي يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمًا يَتَوَضَّئُونَ، فَرَأَى أَعْقَابَهُمْ تَلُوحُ فَقَالَ: وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ

Mahmud bin Ghailan telah mengabarkan kepada kami, dia berkata, Waki’ telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, ha’ (at-tahwil). Amr bin Ali telah memberitahukan kepada kami, dia berkata, Abdurrahman telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, dan lafadz hadis ini miliknya, dari Manshur, dari Hilal bin Yasaf, dari Abu Yahya, dari Abdullah bin Amr, dia berkata, Rasulullah saw. melihat suatu kaum sedang berwudhu dan beliau melihat tumit-tumit mereka belum kena air, lalu beliau bersabda, “Celakalah tumit-tumit yang tak tersentuh air wudhu dari api neraka. Sempurnakanlah wudhu.”

Hadis No. 110 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab kewajiban membasuh kedua kaki,

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، عَنْ شُعْبَةَ، ح وَأَنْبَأَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَيْلٌ لِلْعَقِبِ مِنَ النَّارِ

Qutaibah telah mengabarkan kepada kami, dia berkata, Yazid bin Zurai’ telah menceritakan kepada kami, dari Syu’bah, ha’ (at-tahwil). Muammal bin Hisyam telah memberitahukan kepada kami, dia berkata, Ismail telah menceritakan kepada kami, dari Syu’bah, dari Muhammad bin Ziyad, dari Abu Hurairah r.a. berkata, Abu Al-Qasim saw. bersabda, “Celakalah tumit-tumit yang tak tersentuh air wudhu dari neraka.”

Hadis No. 94 Sunan At-Tirmidzi

0
Sunan At-Tirmidzi
Sunan At-Tirmidzi

Hadispedia.id – Al-Imam At-Tirmidzi berkata di dalam Sunannya pada kitab bersuci bab mengusap khuf,

وَيُرْوَى عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، قَالَ: رَأَيْتُ جَرِيرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ تَوَضَّأَ، وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، فَقُلْتُ لَهُ فِي ذَلِكَ، فَقَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ، وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، فَقُلْتُ لَهُ: أَقَبْلَ الْمَائِدَةِ، أَمْ بَعْدَ الْمَائِدَةِ؟ فَقَالَ: مَا أَسْلَمْتُ إِلاَّ بَعْدَ الْمَائِدَةِ، حَدَّثَنَا بِذَلِكَ قُتَيْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ زِيَادٍ التِّرْمِذِيُّ، عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ جَرِيرٍ
وَرَوَى بَقِيَّةُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَدْهَمَ، عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ جَرِيرٍ
وَهَذَا حَدِيثٌ مُفَسَّرٌ لأَنَّ بَعْضَ مَنْ أَنْكَرَ الْمَسْحَ عَلَى الخُفَّيْنِ تَأَوَّلَ أَنَّ مَسْحَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الخُفَّيْنِ كَانَ قَبْلَ نُزُولِ الْمَائِدَةِ، وَذَكَرَ جَرِيرٌ فِي حَدِيثِهِ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ عَلَى الخُفَّيْنِ بَعْدَ نُزُولِ الْمَائِدَةِ

Diriwayatkan dari Syahr bin Hausyab, dia berkata, “Aku melihat Jarir bin Abdullah berwudhu, lalu dia mengusap kedua khufnya. Maka aku pun bertanya kepadanya tentang hal itu, dia menjawab, “Aku melihat Nabi saw. berwudhu lalu mengusap kedua khufnya.” Maka aku pun bertanya kepadanya, “Apakah itu sebelum turunnya surah Al-Ma’idah atau sesudahnya?” Dia menjawab, “Aku belum masuk Islam kecuali setelah turunnya surah Al-Ma’idah.”

Qutaibah menceritakan hal itu kepada kami, dia berkata, “Khalid bin Ziyad At-Tirmidzi telah menceritakan kepada kami, dari Muqatil bin Hayyan, dari Syahr bin Hausyab, dari Jarir.” Perawi berkata, “Baqiyyah juga meriwayatkan dari Ibrahim bin Adham, dari Muqatil bin Hayyan, dari Syahr bin Hausyab, dari Jarir.”

Dan ini adalah hadis yang telah jelas, karena sebagian orang yang mengingkari tentang mengusap khuf mentakwilkan bahwa Nabi saw. mengusap khuf sebelum turunnya surah Al-Maidah. Dan Jarir menyebutkan dalam hadisnya bahwa ia melihat Nabi saw. mengusap khufnya setelah turunnya surah Al-Maidah.”