Beranda blog Halaman 22

Hadis No. 109 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sifat wudhu Nabi saw.,

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وَيَزِيدُ بْنُ خَالِدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَا: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ ابْنِ عَفْرَاءَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ عِنْدَهَا فَمَسَحَ الرَّأْسَ كُلَّهُ، مِنْ قَرْنِ الشَّعْرِ كُلِّ نَاحِيَةٍ، لِمُنْصَبِّ الشَّعْرِ، لَا يُحَرِّكُ الشَّعْرَ عَنْ هَيْئَتِهِ

Qutubaih bin Sa’id dan Yazid bin Khalid Al-Hamdani telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz bin Afra’ bahwa Rasulullah saw. berwudhu di sisinya, lalu beliau mengusap semua kepalanya, dari ujung rambut, di setiap sisi sampai kepala bagian bawah rambut, tanpa membuat rambutnya bergerak dari keadaan semula.

Hadis No. 108 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sifat wudhu Nabi saw.,

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذِ ابْنِ عَفْرَاءَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَأْتِينَا فَحَدَّثَتْنَا أَنَّهُ قَالَ: «اسْكُبِي لِي وَضُوءًا»، فَذَكَرَتْ وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ فِيهِ: فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا، وَوَضَّأَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مَرَّةً، وَوَضَّأَ يَدَيْهِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ مَرَّتَيْنِ بِمُؤَخَّرِ رَأْسِهِ، ثُمَّ بِمُقَدَّمِهِ وَبِأُذُنَيْهِ كِلْتَيْهِمَا ظُهُورِهِمَا وَبُطُونِهِمَا، وَوَضَّأَ رِجْلَيْهِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: وَهَذَا مَعْنَى حَدِيثِ مُسَدَّدٍ

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ عَقِيلٍ بِهَذَا الْحَدِيثِ، يُغَيِّرُ بَعْضَ مَعَانِي بِشْرٍ، قَالَ فِيهِ: وَتَمَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا

Musaddad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Bisyr bin Al-Mufadldlal telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdullah bin Muhammad bin Aqil telah menceritakan kepada kami, dari Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz bin ‘Afran, ia berkata, Rasulullah saw. mendatangi kami. Lalu, Ar-Rubayyi’ menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tuangkanlah air wudhu untukku.” Lalu, dia (Ar-Rubayyi’) menyebutkan (cara) wudhu Rasulullah saw., dia berkata; Beliau membasuh dua telapak tangannya tiga kali, membasuh wajahnya tiga kali, berkumur dan beristinsyaq satu kali, membasuh dua tangannya tiga kali tiga kali, mengusap kepalanya dua kali, di bagian akhir kepalanya kemudian di bagian depannya dan dua telinganya; bagian luar dan dalamnya, kemudian beliau membasuh dua kakinya tiga kali tiga kali.” Abu Daud berkata, “Ini makna hadis Musaddad.”

Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, dari ibnu Aqil dengan hadis ini, hanya saja dia mengubah sebagian makna pada hadis Bisyr. Dia menyebutkan padanya; Beliau berkumur dan beristintsar tiga kali.

،

Waspada, Jangan Sebar Informasi Sembarangan!

0
Waspada, Jangan Sebar Informasi Sembarangan!
Waspada, Jangan Sebar Informasi Sembarangan!

Hadispedia.id – Semua orang pasti paham perbuatan bohong dan akibatnya. Tapi kadang memang tidak semua orang bisa merasakan akibat yang ditimbulkan dari kebohongan. Orang berbohong bisa karena banyak faktor. Berbohong karena sudah terbiasa, terpaksa, atau karena tidak tahu kalau dia sedang berbohong. Nah orang jenis ketiga ini mungkin banyak di antara kita.

Dalam Ilmu Hadis, orang yang berbohong tidak akan diterima lagi hadisnya, walaupun ia sudah bertobat. Iman An-Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim Jilid 1 hal 104 menjelaskan hal ini ketika mengomentari hadis,

مَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Siapa yang berbohong atas namaku, maka ia menyiapkan tempatnya di neraka.(H.R. Muslim)

Beliau mengatakan bahwa jika seseorang berbohong dengan sengaja atas nama Nabi Muhammad saw. walau satu hadis, satu kali, maka seluruh pendapatnya ditolak. Sekarang bahkan muncul tokoh-tokoh yang membawa-bawa ”Islam” atas pandangan yang keliru, itu adalah situasi yang sangat buruk.

Untuk orang-orang seperti ini, menurut sebagian besar ulama seperti Ahmad ibn Hanbal dan Abu Bakar al-Hamidi, mereka mengatakan, walau orang-orang seperti ini taubat, maka hadisnya tetap tidak bisa diterima.

Setelah pembahasan hadis di atas, imam Muslim melanjutkan pembahasan Bab Larangan Membicarakan Semua Hal yang Didengar. Hal ini masih berhubungan dengan kondisi di atas. Orang yang banyak bicara cenderung banyak salah, orang yang banyak salah sangat rentan terhadap kebohongan.

Rasulullah saw. bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ (أخرجه مسلم وأبو داود)

Cukuplah seseorang disebut sebagai pembohong ketika ia membicarakan semua hal yang dia dengar. (H.R. Muslim dan Abu Daud)

Dalam pepatah Indonesia, banyak bicara banyak salah. Terkait hal ini, Prof. Quraish Shihab mengutip

لَا تَكُنْ كَحَاطِبِ لَيْلٍ

Jangan seperti orang yang mengumpulkan kayu bakar di malam hari.

Orang mengumpulkan semua informasi, tanpa meneliti kembali kebenaran informasi tersebut. Pesan beliau di atas seperti pesan yang juga disampaikan oleh Ibnu Taimiyah dalam Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyah,

إِنَّهُ حَاطِبُ لَيْلٍ يَرْوِي مَا وَجَدَ، سَوَاءً كَانَ صَحِيحَا أَوْ سَقِيمَا

Ia si “pengumpul kayu di malam hari” meriwayatkan apapun yang dia dapat, apakah itu shahih atau tidak shahih.

Pesan di atas beliau sampaikan ketika AMID (Annual Meeting of Islamic Da’wah) 2021, beliau menambahkan, “Jangan semua apa yang Anda dapatkan di internet, Anda sampaikan tanpa melakukan penelitian. Kalau itu dilakukan, Anda menjadi penyebar dari kebohongan, kepalsuan dan hal-hal yang bertentangan dengan agama.

Hadis No. 107 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sifat wudhu Nabi saw.,

حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ الْفَضْلِ الْحَرَّانِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا أَبُو الْأَزْهَرِ الْمُغِيرَةُ بْنُ فَرْوَةَ، وَيَزِيدُ بْنُ أَبِي مَالِكٍ، أَنَّ مُعَاوِيَةَ، تَوَضَّأَ لِلنَّاسِ كَمَا «رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ، فَلَمَّا بَلَغَ رَأْسَهُ غَرَفَ غَرْفَةً مِنْ مَاءٍ، فَتَلَقَّاهَا بِشِمَالِهِ حَتَّى وَضَعَهَا عَلَى وَسَطِ رَأْسِهِ حَتَّى قَطَرَ الْمَاءُ، أَوْ كَادَ يَقْطُرُ، ثُمَّ مَسَحَ مِنْ مُقَدَّمِهِ إِلَى مُؤَخَّرِهِ، وَمِنْ مُؤَخَّرِهِ إِلَى مُقَدَّمِهِ

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، بِهَذَا الْإِسْنَادِ، قَالَ: فَتَوَضَّأَ ثَلَاثًا ثَلَاثًا وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ بِغَيْرِ عَدَدٍ

Muammal bin Al-Fadhl Al-Harrani telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al-Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdullah bin Al-Ala’ telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Al-Azhar Al-Mughirah bin Farwah dan Yazid in Abi Malik telah menceritakan kepada kami, bahwa Muawiyah pernah berwudhu di hadapan orang-orang sebagaimana ia pernah melihat Rasulullah saw. berwudhu. Tatkala dia sampai pada kepalanya, maka ia mengambil seciduk air, lalu mengambilnya dengan tangan kirinya hingga menyiramkannya pada bagian tengah kepalanya, sampai air itu mengucur atau hampir mengucur, kemudian ia mengusap kepala dari bagian depannya sampai bagian belakangnya, dan dari bagian belakang sampai bagian depannya.

Mahmud bin Khalid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al-Walid telah menceritakan kepada kami, dengan sanad ini, ia berkata, “Lalu, ia wudhu dengan basuhan tiga kali-tiga kali dan membasuh kedua kakinya tanpa hitungan.”

Hadis No. 106 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sifat wudhu Nabi saw.,

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ، وَيَعْقُوبُ بْنُ كَعْبٍ الْأَنْطَاكِيُّ – لَفْظُهُ – قَالَا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ حَرِيزِ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ، قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ، فَلَمَّا بَلَغَ مَسْحَ رَأْسِهِ، وَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى مُقَدَّمِ رَأْسِهِ، فَأَمَرَّهُمَا حَتَّى بَلَغَ الْقَفَا، ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ»، قَالَ مَحْمُودٌ: قَالَ: أَخْبَرَنِي حَرِيزٌ

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ، وَهِشَامُ بْنُ خَالِدٍ، الْمَعْنَى، قَالَا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ، قَالَ: «وَمَسَحَ بِأُذُنَيْهِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا»، زَادَ هِشَامٌ وَأَدْخَلَ أَصَابِعَهُ فِي صِمَاخِ أُذُنَيْهِ

Mahmud bin Khalid dan Ya’qub bin Ka’b Al-Anthaki – lafadznya-, telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Al-Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami, dari Hariz bin Usman, dari Abdurrahman bin Maisarah, dari Al-Miqdam bin Ma’di Karib, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudhu, maka ketika beliau sampai pada gerakan mengusap kepalanya, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada bagian depan, lalu beliau menjalankan keduanya hingga bagian tengkuk, kemudian beliau mengembalikan keduanya ke tempat beliau memulai darinya.” Mahmud berkata, Hariz telah mengabarkan kepadaku.

Mahmud bin Khalid dan Hisyam bin Khalid, dengan riwayat bil makna telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Al-Walid telah menceritakan kepada kami dengan sanad ini, ia berkata, “Dan beliau mengusap kedua telinganya bagian luar dan dalamnya.” Hisyam menambahkan, “Beliau memasukkan jari-jarinya pada lubang kedua telinganya.”

Hadis No. 100 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab perempuan mengusap kepalanya,

أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ قَالَ: حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ جُعَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مَرْوَانَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ أَبِي ذُنَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ سَالِمٌ سَبَلَانُ قَالَ: وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَعْجِبُ بِأَمَانَتِهِ، وَتَسْتَأْجِرُهُ فَأَرَتْنِي كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ، فَتَمَضْمَضَتْ وَاسْتَنْثَرَتْ ثَلَاثًا، وَغَسَلَتْ وَجْهَهَا ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَتْ يَدَهَا الْيُمْنَى ثَلَاثًا وَالْيُسْرَى ثَلَاثًا، وَوَضَعَتْ يَدَهَا فِي مُقَدَّمِ رَأْسِهَا، ثُمَّ مَسَحَتْ رَأْسَهَا مَسْحَةً وَاحِدَةً إِلَى مُؤَخَّرِهِ، ثُمَّ أَمَرَّتْ يَدَهَا بِأُذُنَيْهَا، ثُمَّ مَرَّتْ عَلَى الْخَدَّيْنِ» قَالَ سَالِمٌ: كُنْتُ آتِيهَا مُكَاتَبًا مَا تَخْتَفِي مِنِّي، فَتَجْلِسُ بَيْنَ يَدَيَّ وَتَتَحَدَّثُ مَعِي حَتَّى جِئْتُهَا ذَاتَ يَوْمٍ فَقُلْتُ: ادْعِي لِي بِالْبَرَكَةِ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ. قَالَتْ: وَمَا ذَاكَ؟ قُلْتُ: أَعْتَقَنِي اللَّهُ. قَالَتْ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ، وَأَرْخَتِ الْحِجَابَ دُونِي، فَلَمْ أَرَهَا بَعْدَ ذَلِكَ الْيَوْمِ

Al-Husain bin Huraits telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al-Fadhl bin Musa telah menceritakan kepada kami, dari Ju’aid bin Abdurrahman, ia berkata, Abdul Malik bin Marwan bin Al-Harits bin Abu Dzunab telah mengabarkan kepadaku, ia berkata, Abu Abdillah bin Salim Sabalan telah mengabarkan kepadaku, ia berkata, “Aisyah sangat kagum dengan sifat amanahnya dan ia menyewanya. Lalu, Aisyah memperlihatkan kepadaku cara Rasulullah saw. berwudhu, lalu ia berkumur, menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya kembali tiga kali, membasuh tangan kanannya tiga kali, membasuh tangan kirinya tiga kali, lalu ia meletakkan tangannya di bagian depan kepalanya, kemudian ia mengusap kepalanya sekali usapan sampai ke belakang. Kemudian ia menjalankan tangannya (untuk mengusap) di kedua telinga dan kedua pipinya.” Salim berkata, “Aku pernah datang kepada Aisyah dalam keadaan masih budak mukatab (budak yang dijanjikan untuk dimerdekakan dengan pembayaran secara diangsur). Lalu, ia duduk di depanku dan berbincang-bincang denganku. Pada suatu hari, aku berkata, “Wahai Ummul Mukminin, doakan aku dengan keberkahan.” Aisyah berkata, “Ada apa ini?” Aku menjawab, “Allah telah memerdekakan diriku.” Ia mendoakanku dan berkata, “Semoga Allah memberkahimu.” Ia segera menurunkan hijabnya di hadapanku dan aku tidak pernah melihatnya lagi setelah itu.

Hadis No. 99 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab jumlah usapan kepala,

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الَّذِي أُرِيَ النِّدَاءَ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَيَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ مَرَّتَيْنِ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ مَرَّتَيْنِ

Muhammad bin Manshur telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, dari Amru bin Yahya, dari ayahnya, dari Abdullah bin Zaid -yang dimimpikan bacaan adzan-, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudhu, lalu beliau membasuh wajahnya tiga kali, kedua tangannya dua kali, kedua kakinya dua kali, dan mengusap kepalanya dua kali.”

Penjelasan:

Imam As-Sindi dalam kitab Syarah Sunan An-Nasa’i menjelaskan bahwa pada riwayat ini terdapat kekeliruan dalam mengutip rawi Abdullah bin Zaid “-yang dimimpikan bacaan adzan-“. Menurut Imam As-Sindi, rawi yang meriwayatkan tentang wudhu adalah Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Mazini, sedangkan rawi yang meriwayatkan adzan adalah Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbih.

Hadis No. 98 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab cara mengusap kepala,

أَخْبَرَنَا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ مَالِكٍ هُوَ ابْنُ أَنَسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ: أَنَّهُ قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ – وَهُوَ جَدُّ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى – هَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تُرِيَنِي كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ؟ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ: نَعَمْ. فَدَعَا بِوَضُوءٍ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدِهِ الْيُمْنَى فَغَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ، ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ

Utbah bin Abdullah telah mengabarkan kepada kami, dari Malik bin Anas, dari Amru bin Yahya, dari ayahnya, bahwa ia berkata kepada Abdullah bin Zaid bin Ashim, yakni kakek Amru bin Yahya, “Bisakah engkau memperlihatkan kepadaku bagaimana cara Rasulullah saw. berwudhu?” Abdullah bin Zaid menjawab, “Ya”. Maka, ia meminta air wudhu, lalu ia tuangkan di atas tangan kanannya, lalu ia membasuh kedua tangannya dua kali, kemudian ia berkumur dan istinsyaq tiga kali, kemudian ia membasuh wajahnya tiga kali, membasuh kedua tangannya sampai siku-siku dua kali-dua kali, kemudian ia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya. Ia menjalankan keduanya di bagian depan kepala dan belakang, ia mulai dari ujung kepalanya lalu ditarik ke belakang sampai tengkuknya, lantas mengembalikannya ke tempat semula, kemudian ia membasuh kedua kakinya.”

Hadis No. 97 Sunan An-Nasa’i

0
Sunan An-Nasa'i
Sunan An-Nasa'i

Hadispedia.id – Al-Imam An-Nasa’i berkata dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab batasan basuhan,

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ وَالْحَارِثُ بْنُ مِسْكِينٍ قِرَاءَةً عَلَيْهِ وَأَنَا أَسْمَعُ وَاللَّفْظُ لَهُ، عَنِ ابْنِ الْقَاسِمِ، قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَهُوَ جَدُّ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى: هَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تُرِيَنِي كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ؟ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ: نَعَمْ. فَدَعَا بِوَضُوءٍ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ، بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ، ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ

Muhammad bin Salamah dan Al-Harits bin Miskin telah mengabarkan kepada kami dengan cara qira’ah/membaca hadis di hadapannya sedangkan aku mendengarnya, dan lafadz hadis ini miliknya, dari Ibn Al-Qasim, ia berkata, Malik telah menceritakan kepadaku, dari Amru bin Yahya Al-Mazini, dari ayahnya, bahwa ia berkata kepada Abdullah bin Zaid bin Ashim, ia termasuk sahabat Nabi saw., yakni kakeknya Amru bin Yahya, “Bisakah engkau perlihatkan kepadaku bagaimana cara Rasulullah saw. berwudhu?” Abdullah bin Zaid menjawab, “Ya”. Maka, ia meminta air wudhu, lalu ia menuangkannya di atas kedua tangannya, membasuh kedua tangannya dua kali dua kali, kemudian ia berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung tiga kali, kemudian ia membasuh wajahnya tiga kali, membasuh kedua tangannya sampai siku-siku dua kali-dua kali, kemudian ia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya. Ia menjalankan keduanya di bagian depan kepala dan belakang, ia mulai dari ujung kepalanya lalu ditarik ke belakang sampai tengkuknya, lantas mengembalikannya ke tempat semula, kemudian ia membasuh kedua kakinya.”

Hadis No. 76 Sunan At-Tirmidzi

0
Sunan At-Tirmidzi
Sunan At-Tirmidzi

Hadispedia.id – Al-Imam At-Tirmidzi berkata di dalam Sunannya pada kitab bersuci bab wudhu karena kentut,

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
قَالَ أَبُوْعِيْسَى: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrazzaq telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima shalat salah seorang dari kalian jika berhadats hingga ia berwudhu.”

Abu Isa berkata, “Ini Hadis Hasan Shahih.”