Beranda blog Halaman 8

Hadis No. 75 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab anjuran untuk memuliakan tetangga dan tamu serta keharusan untuk diam, kecuali dari kebenaran,

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ، عَنْ أَبِي حُصَيْنٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِي جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيسْكُتْ

Abu Bakr bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Abu Al-Ahwash telah menceritakan kepada kami, dari Abu Hushain, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda,

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.”

Hadis No. 74 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab anjuran untuk memuliakan tetangga dan tamu serta keharusan untuk diam, kecuali dari kebenaran,

حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Harmalah bin Yahya telah menceritakan kepadaku, dia berkata, Ibnu Wahb telah memberitakan kepada kami, dia berkata, Yunus telah mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw. beliau bersabda,

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.”

Jawaban Sayyidah Aisyah tentang Wajibnya Mandi Bagi Orang yang Bersetubuh

0
Jawaban Sayyidah Aisyah tentang Wajibnya Mandi Bagi Orang yang Bersetubuh
Jawaban Sayyidah Aisyah tentang Wajibnya Mandi Bagi Orang yang Bersetubuh

Hadispedia.id – Zaid bin Tsabit mengatakan bahwa orang yang bersetubuh tetapi tidak mengeluarkan sperma, ia hanya diwajibkan membasuh kemaluannya saja dan berwudhu. Ketika Umar mengetahui hal itu, Zaid dipanggilnya dan ditanya tentang fatwa itu.

“Demi Allah, saya tidak membikin-bikin. Saya mendengar hal itu dari paman-pamanku, Rifa;ah, dan Abu Ayyub Al-Anshari.” Jawab Zaid.

“Siapa di antara sahabat-sahabat Nabi yang lain, yang mengetahui hal itu?” Tanya Umar. Ternyata para sahabat tidak mempunyai jawaban yang sama.

Kemudian Ali menyarankan agar Umar mengutus seseorang untuk menanyakan hal itu kepada istri-istri Nabi saw., sebab apabila mereka mengetahui hal itu, tentu mereka akan memberitahukan. Maka Umar pun mengirimkan utusan, pertama kali kepada Hafshah, untuk menanyakan hal tersebut di atas. Ternyata Hafshah tidak mengetahuinya.

Kemudian Aisyah ditanya masalah serupa, dan ia menjawab, “Apabila bagian yang dikhitan pada kelamin laki-laki sudah memasuki dan melewati bagian yang dikhitan pada kelamin wanita, maka yang bersangkutan wajib mandi.”

Setelah mendengar hal itu, Umar mengatakan, “Bagi saya, orang yang bersetubuh kemudian tidak mau mandi, maka orang tersebut -tidak lain- hanyalah orang nakal.”

Sumber: M.M Azami dalam kitab “Dirasat fi al-Hadith al-Nabawi wa Tarikh Tadwinih”yang telah ditejemahkan oleh Ali Mustafa Ya’qub dengan judul “Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya”, hal. 193

Sunnah Rasul, Abu Bakar, dan Bagian Waris untuk Nenek

0
Sunnah Rasul, Abu Bakar, dan Bagian Waris untuk Nenek
Sunnah Rasul, Abu Bakar, dan Bagian Waris untuk Nenek

Hadispedia.id – Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha’ bab Al-Faraidl (warisan) menuturkan kisah dari Qabishah bin Dzuaib tentang seorang nenek yang menghamipiri Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk menanyakan bagian warisnya,

“Dalam kitabullah, tidak terdapat bagian untukmu, dan sepengetahuan saya dalam Sunnah Rasul juga tidak ada. Silahkan kemari lagi esok lusa, Saya akan menanyakan masalah itu dahulu kepada orang-orang.” Jawab Abu Bakar r.a.

Lalu, Abu Bakar r.a. menanyakan hal itu kepada para sahabat yang lain.

“Saya pernah menghadap Rasulullah saw., beliau menentukan bagian seperenam untuk nenek.” Jawab Al-Mughirah bin Syu’bah.

Abu Bakar r.a. kembali bertanya, “Apakah ketika menghadap Rasulullah saw., kamu bersama orang lain?”

Maka, Muhammad bin Maslamah Al-Anshari bangkit dari duduknya dan berkata seperti yang dikatakan Al-Mughirah. Akhirnya Abu Bakar r.a. menetapkan bagian seperenam untuk nenek.

Kata-kata Abu Bakar, “…. dan sepengetahuan saya dalam Sunnah Rasul juga tidak ada” dan kemudian beliau menetapkan bagian seperenam untuk nenek setelah mengetahui hal itu dari Al-Mughirah dan Muhammad bin Maslamah, cukup menjadi bukti bahwa beliau telah memberlakukan Sunnah sebagai dalil atau hujjah.

 

Sumber: M.M Azami dalam kitab “Dirasat fi al-Hadith al-Nabawi wa Tarikh Tadwinih”yang telah ditejemahkan oleh Ali Mustafa Ya’qub dengan judul “Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya”, hal. 33

Hadis No. 73 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab penjelasan tentang haramnya menyakiti tetangga,

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، جَمِيعًا عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ، قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ: أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa’id, dan Ali bin hujr, semuanya telah menceritakan kepada kami, dari Ismail bin Ja’far, Ibnu Ayyub berkata, Ismail telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Al-Ala’ telah memberitakan kepadaku, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang mana tetangganya tidak aman dari bahayanya.”

Hadis No. 72 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa termasuk dari bagian keimanan adalah mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana dia mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri,

وَحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:  وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ – أَوْ قَالَ: لِأَخِيهِ – مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Zuhair bin Harb telah menceritakan kepadaku, dia berkata, Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, dari Husain Al-Mu’allim, dari Qatadah, dari Anas, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, seorang hamba tidaklah beriman hingga dia mencintai tetangganya,  atau dia berkata ‘saudaranya’ – sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri.”

Hadis No. 71 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab dalil bahwa termasuk dari bagian keimanan adalah mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana dia mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَابْنُ بَشَّارٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ، يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ – أَوْ قَالَ: لِجَارِهِ – مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Muhammad bin Al-Mutsanna dan Ibnu Basyar telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, dia berkata, aku mendengar Qatadah menceritakan dari Anas bin Malik, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman hingga dia mencintai saudaranya – atau dia berkata ‘tetangganya’- sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”

Hadis No. 70 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab wajibnya mencintai Rasulullah saw. melebihi keluarga, anak, orang tua, dan manusia semuanya,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَابْنُ بَشَّارٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ، يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Muhammad bin Al-Mutsanna dan Ibnu Basyar telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, dia berkata, aku mendengar Qatadah menceitakan dari Anas bin Malik, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman hingga aku lebih dia cintai dari pada anaknya, orang tuanya, dan manusia semuanya.”

Hadis No. 69 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam Shahih-nya kitab Al-Iman bab wajibnya mencintai Rasulullah saw. melebihi keluarga, anak, orang tua, dan manusia semuanaya,

وَحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، وَحَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، كِلَاهُمَا عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ – وَفِي حَدِيثِ عَبْدِ الْوَارِثِ: الرَّجُلُ – حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Ismail bin Ulayyah telah menceritakan kada kami, ha’ attahwil, dan Syaiban bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Abdul Warits telah menceritakan kepada kami, keduanya dari Abdul Aziz dari Anas, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah sorang hamba beriman (dalam hadis Abdul Warits ‘seorang laki-laki’) hingga aku lebih dia cintai dari pada keluarga dan hartanya serta manusia semuanya.”

Hadis No. 110 Shahih Al-Bukhari

0
Shahih Bukhari
Shahih Bukhari

Hadispedia.id – Al-Imam Al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya pada Kitab Al-Ilmu bab dosa orang yang berdusta atas nama Nabi saw.,

حَدَّثَنَا مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تَسَمَّوْا بِاسْمِي وَلاَ تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي، وَمَنْ رَآنِي فِي المَنَامِ فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Musa telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Abu Awanah telah menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Berikanlah nama dengan namaku dan jangan dengan nama kunyahku. Siapa yang melihatku dalam mimpinya sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai bentukku. Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia persiapkan tempat duduknya di neraka.”