Perawi Hadis yang Penisbatan Namanya Tidak Sesuai Ekspektasi

Hadispedia.id – Para perawi hadis umumnya menyematkan nisbat di belakang namanya dengan nama kota kelahirannya, seperti Imam Al-Bukhari. Nama beliau adalah Muhammad bin Isma’il. Sedangkan Al-Bukhari dinisbatkan pada nama kota kelahirannya Bukhara.

Ada juga sejumlah perawi hadis yang namanya dinisbatkan pada nama tempat, peperangan, kabilah, atau pekerjaaan tertentu, namun penisbatan itu tidak sesuai ekspektasi. Artinya, mereka dinisbatkan kepada nisbat tersebut karena ada kejadian tertentu, tempat tertentu, tempat pekerjaan tertentu, atau sebab lainnya.

Pembahasan ini menjadi bahasan khusus dalam kajian ilmu hadis. Menurut Dr. Mahmud Thahhan dalam kitab Taisir Musthalah Al-Hadis faidah pembahasan ini adalah untuk mengetahui tentang nisbat-nisbat yang tidak sebenarnya, melainkan hanya nisbat yang disematkan karena kasus tertentu. Sekaligus untuk mengetahui kejadian atau sebab yang karenanya ia dinisbatkan kepadanya.

Baca juga: Kitab-Kitab Populer dalam Ilmu Hadis

Di antara contoh nama perawi hadis yang dinisbatkan pada nama yang tidak sesuai ekspektasi dijelaskan di dalam kitab Taqrib karya Imam An-Nawawi sebagai berikut:

  1. Abu Mas’ud Al-Badri, menurut mayoritas ulama ia tidak pernah ikut perang Badar. Ia dinisbatkan ke Badar karena memang ia pernah tinggal di daerah Badar.
  2. Sulaiman At-Taimi. Ia adalah orang yang yang pernah tinggal di daerah Taim, tapi ia bukan dari klan Taim.
  3. Abu Khalid Ad-Dalani. Ia dinisbatkan demikian karena ia pernah tinggal di daerah Dalan. Ia sendiri berasal dari daerah Hamadan dan bermarga suku Asad. Bahkan ia menjadi pemimpin Bani Asad.
  4. Ibrahim Al-Khuz. Ia bukan berasal dari Khuz, tetapi ia pernah tinggal di daerah itu pada saat berada di Makkah.
  5. Abdul Malik Al-Arzami. Ia dinisbatkan demikian karena ia pernah tinggal di Kabilah Jabbanah Arzam, satu daerah yang berada di wilayah Farazah, Kufah.
  6. Muhammad bin Sinan Al-Awaqi. Ia adalah seorang Bahil yang bernah tinggal di daerah Awaqah. Ia sendiri berasal dari klan Abdul Qais.
  7. Ahmad bin Yusuf As-Sulami yang hadisnya pernah diriwayatkan oleh Imam Muslim. Ia berasal dari kabilah Azd dan ibunya berasal dari kabilah Sulami.
  8. Abu Amr bin Nujaid As-Sulami. Ia sama dengan nama sebelumnya, karena ia cucu dari Ahmad bin Yusuf.
  9. Abu Abdirrahman As-Sulami As-Shufi. Karena kakeknya adalah paman dari Ahmad bin Yusuf, sedang ibunya anak dari Abu ‘Amr yang disebutkan di atas.
  10. Miqsam, orang yang disebut sebagai budak Ibnu Abbas. Ia disebut demikian karena kemanapun ia selalu bersama Ibnu Abbas. Padahal ia adalah budak Abdullah bin Harits.
  11. Yazid Al-Faqir. Ia disebut demikian karena ia mampunyai penyakit di tulang belakangnya.
  12. Khalid Al-Hadzdza’ (si tukang sol sepatu). Ia sebenarnya bukan tukang sol sepatu. Ia mendapat julukan itu karena ia sering nongkrong di tempat mangkal tukang sol sepatu.

Baca juga: Perawi Hadis yang Namanya Tidak Dinisbatkan kepada Nama Ayahnya

Kitab yang paling terkenal membahas hal ini adalah kitab Al-Ansab karya As-Sam’ani dan telah diringkas oleh Ibnu Al-Atsir dalam kitab yang diberi judul Al-Lubab fi Tahdzib Al-Ansab. Lalu, diringkas lagi oleh imam As-Suyuthi dengan kitab yang berjudul Lubb Al-Lubab.

Annisa Nurul Hasanah
Annisa Nurul Hasanah
Penulis adalah peneliti el-Bukhari Institute

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru