Hadispedia.id – Imam Ad-Darimi mungkin tak setenar Imam Al-Bukhari atau Imam Muslim. Namun, siapa sangka bahwa beliau merupakan salah satu guru dari Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. Imam Ad-Darimi merupakan ulama hadis yang tumbuh dan besar di kota Samarkand, Uzbekistan. Kota yang ditaklukan oleh Alexander Agung pada tahun 329 SM itu telah melahirkan banyak ulama dan salah satunya Imam Ad-Darimi.
Beliau memiliki nama lengkap Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhil bin Bahram bin Abdusshamad At-Tamimi As-Samarkandi Ad-Darimi atau biasa dikenal dengan Ad-Darimi. Ad-Darimi merupakan kunyah beliau yang dinisbatkan kepada Darim bin Malik bin Hanzalah bin Zaid Manat bin Tamim. Selain dikenal dengan nama kunyah Ad-Darimi, beliau dikenal juga dengan nama At-Tamim.
Imam Ad-Darimi lahir pada tahun 181 H. Hal ini sesuai ungkapan Ishaq bin Ibrahim Al-Warraq dalam Sunan Ad-Darimi, ia mendengar Imam Ad-Darimi mengatakan bahwa dirinya dilahirkan bertepatan dengan tahun wafat Imam Ibn Al-Mubarak. Beliau tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kaya dengan ilmu. Banyaknya para ulama pada saat itu sehingga tak sulit untuk menemukan majelis-majelis ilmu.
Baca juga: Sahabat Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash, Sahabat yang Gemar Menulis Hadis
Meskipun tak setenar kedua Imam hadis; Al-Bukhari dan Muslim, tetapi Imam Ad-Darimi memiliki kecerdasan dan hafalan yang tinggi hingga disejajarkan dengan kedua Imam tersebut. Tak ada yang meriwayatkan secara jelas sejak kapan beliau melakukan lawatan ilmu, tetapi sejak kecil beliau sudah mulai menghafalkan berbagai hadis.
Sekalipun Samarkand adalah kota yang tak pernah sepi dengan ilmu, Imam Ad-Darimi tetap gigih memperbaharui keilmuannya dengan mengunjungi berbagai negara. Di antaranya Baghdad, Kufah, Syam, Hijaz, Khurasan dan lain sebagainya. Selain gigih, Imam Ad-Darimi sangat hati-hati dan selektif dalam memilih guru. Beliau juga memastikan siapa yang meriwayatkan hadis, karena Imam Ad-Darimi tak serta merta meriwayatkan hadis dari berbagai orang. Beliau berusaha meriwayatkan hadis dari orang-orang yang terpecaya dan tsiqah.
Dari sekian banyaknya guru Imam Ad-Darimi, di antaranya adalah Yazid ibn Harun, Abu Bakar ‘Abd Al-Kabir, Ya’la bin ‘Ubaid, Ja’far bin ‘Umar Al-Zahrami, Hasyim bin Al-Qasim, Muhammad bin Yusuf Al-Firyabi, ‘Ubaidullah bin Abdul Hamdi Al-Hanafi, ‘Ubaidullah bin Musa, dan Yahya bin Ma’in.
Setelah perjalanan panjang dalam memperdalami ilmu, nama Imam Ad-Darimi tersohor pada masanya karena keilmuannya. Orang-orang berdatangan untuk menimba ilmu kepada beliau. Bahkan nama-nama pemilik al-kutub as-sittah, seperti Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam At-Tirmidzi belajar kepada beliau. Selain empat nama tersebut, banyak nama-nama yang menjadi murid beliau, di antaranya Al-Hasan bin Ash-Shabbah Al-Bazzar, Abd bin Humaid, Baqi bin Makhlad, Shalih bin Muhammad Jazzarah, dan Raja’ bin Murji.
Karya-Karya Imam Ad-Darimi
Beberapa karya dari Imam Ad-Darimi yaitu,
- Al-Musnad
- Al-Tafsir
- Al-Jami
Di antara karya-karya Imam Ad-Darimi di atas yang paling fenomenal dan dapat kita jumpai adalah Al-Hadits Al-Musnad Al-Marfu’ wa Al-Mauquf wa Al-Maqtu’ atau yang lebih dikenal dengan Sunan Ad-Dirimi atau Musnad Ad-Darimi. Kitab ini disusun berdasarkan dengan susunan permasalahan fikih. Terdiri dari dua jilid, 23 kitab (pembahasan) dan terdapat 3503 hadis di dalamnya.
Ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama untuk penamaan kitab ini. Sebagian berpendapat kitab ini pantas disebut Sunan, ada yang berpendapat menyebutkan Musnad. Menurut As-Suyuti dalam kitab Tadrib Ar-Rawi lebih tepat dikatakan Sunan karena kitab ini tersusun berdasarkan bab fikih.
Baca juga: Zaid bin Tsabit, Sahabat yang Menjadi Sekretaris Nabi
Wafat
Imam Ad-Darimi wafat pada pada usia 74 tahun (225 H) bertepatan dengan hari tarwiyah. Jasad beliau di makamkan di Arafah. Kepergian Imam Ad-Darimi tak hanya menjadi kesedihan umat Islam saja karena kehilangan sosok ulama hadis, juga menjadi kesedihan bagi Imam Al-Bukhari.