Hadispedia. id – Bagi thalib al-hadis atau penuntut hadis hendaknya memiliki akhlak terpuji dan adab yang mulia sebagaimana mulianya ilmu yang sedang dituntut. Dr. Nuruddin Itr dalam karyanya Manhaj An-Naqd fi Ulum Al-Hadis menyebutkan beberapa adab yang sekiranya wajib dimiliki oleh penuntut hadis.
Adab pertama yang harus dimiliki adalah ikhlas karena Allah ta’ala serta hanya mengharapkan ridha dan pahala dari-Nya bukan untuk hal-hal keduniawian. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,
وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ، وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ، وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ.” رواه مسلم
“…dan seseorang yang belajar ilmu dan mengajarkan ilmu dan membaca Al-Qur’an, lalu Allah menunjukkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya dan ia mengetahuinya. Allah berkata, “Apa yang kamu kerjakan?” Ia berkata, “Aku belajar dan mengajarkan ilmu serta aku membaca Al-Qur’an demi Engkau” Allah berkata, “Bohong! Kamu mempelajari ilmu agar disebut sebagai orang yang berilmu dan kamu membaca Al-Qur’an agar disebut sebagai Qari’ (pembaca) dan sebutan itu telah kamu dapatkan.” Kemudian diperintahkan agar wajahnya diseret dan dilempar ke neraka. (H.R. Muslim)
Kedua, bersungguh-sungguh dalam mengambil (belajar) hadis dari ulama seperti dengan melakukan rihlah (perjalanan) ilmiah untuk mendapatkan ilmu dari ahlinya yang mungkin tidak ada di lingkungannya.
Ketiga, mengamalkan ilmu yang telah didapat karena orang yang pelit akan ilmu diumpamakan dengan perumpamaan yang amat buruk. Allah ta’ala berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah.” (QS. Al-Jumuah ayat 5).
Baca juga: Pembelajar Hadis Wajib Kuasai Tiga Ilmu Ini
Para penuntut hadis juga diwajibkan untuk menghormati gurunya dan siapapun yang menjadi sumber didapatkannya hadis ataupun ilmu. Selain itu, mereka harus menjaga nama baik guru-gurunya dan tidak mencari-cari kesalahan gurunya. Hendaknya, mereka pun menghindari rasa malu dan sombong sehingga tidak mau bertanya demi mendapatkan ilmu.
Apabila seorang thalib al-hadis/penuntut hadis memiliki ilmu yang ia kuasai, hendaknya ia mengajarkan ilmunya atau saling bertukar informasi ke sesama rekan penuntut hadis. Dan dalam kegiatan menuntut hadis, dianjurkan untuk berpegang pada metode yang berlaku serta memperhatikan mushtalah hadits.