Mengenal Sanad Ali dalam Istilah Ilmu Hadis

Hadispedia.id – Sebagai dasar hukum primer setelah Al-Qur’an, hadis menempati posisi yang penting bagi umat Islam. Namun, karena pengkodifikasian hadis baru dilakukan ratusan tahun setelah wafatnya Rasulullah saw., maka kesalahan dalam penulisan sangat mungkin terjadi terlebih setelah ditemukannya hadis-hadis palsu.

Oleh karena itu, untuk menentukan keautentikan sebuah hadis diperlukan penelitian mendalam terhadap sanad dan matannya. Dalam kaitannya dengan sanad hadis, terdapat jalur transmisi yang menghubungkan Rasulullah saw. dengan sahabat serta sahabat dengan para perawi setelahnya.

Hal ini pula yang memungkinkan peneliti untuk melacak kebenaran sebuah hadis apakah bersumber dari Rasulullah saw. atau tidak. Semakin dekatnya sanad tersebut dengan Rasulullah saw berkaitan dengan keautentikan sebuah hadis karena semakin panjang rantainya memungkinkan adanya kesalahan atau cacat yang lebih banyak.

Sanad yang jumlah perawinya lebih sedikit untuk sampai kepada baginda Rasul disebut dengan sanad ali sedangkan jika terdapat sanad yang jumpal perawinya lebih banyak untuk sampai kepada Rasulullah saw maka disebut sanad nazil.

Imam Ibnu Shalah dalam Muqaddimah mengklasifikasikan sanad ali ke dalam lima jenis. Pertama, sanad yang jumlah perawinya lebih dikit untuk sampai ke Rasulullah saw. dan jenis ini merupakan yang paling tinggi tingkatannya. Kedua, sanad yang jumlah perawinya sedikit untuk sampai pada para Imam hadis meskipun jumlah perawi untuk sampai ke Rasulullah saw. banyak.

Jenis ketiga adalah sanad yang dekat dengan riwayat shahihain atau kitab-kitab rujukan lainnya. Adapun pada jenis ini terdapat empat macam bentuk yaitu al-muwafaqah, al-ibdal, al-musawah, dan al-mushafahah.

Al-muwafaqah adalah sampainya sanad pada guru salah satu penyusun kitab hadis selain melalui jalurnya dengan jumlah bilangan perawi lebih sedikit dibandingkan dengan jalur yang diriwayatkannya. Al-ibdal adalah sampainya sanad pada guru dari gurunya salah seorang penyusun kitab hadis selain melalui jalurnya dengan jumlah bilangan perawi yang lebih sedikit dibandingkan dengan jalur periwayatan penyusun kitab.

Adapun al-musawah merupakan sanad yang jumlah perawinya sama antara seseorang yang meriwayatkan hingga akhir sanad dengan sanad penyusun kitab hadis. Sedangkan al-mushafahah adalah sanad yang jumlah perawinya sama dengan sanad murid penyusun kitab hadis.

Jenis keempat dari sanad ali adalah yang disebabkan karena perawinya meninggal lebih dahulu meskipun sanad yang lain memiliki jumlah perawi yang sama banyaknya. Jenis terakhir adalah yang disebabkan karena seorang perawi mendengar hadis lebih dahulu.

Mayoritas ulama sepakat bahwa sanad ali lebih utama dibandingkan dengan yang nazil karena menjauhkan dari banyak kesalahan. Adapun sanad nazil dapat dipertimbangkan asalkan perawi dalam sanad tersebut lebih tsiqah jika dibandingkan dengan yang ali.

Isyfi Anni
Isyfi Anni
Alumni Darus Sunnah International Institute for Hadith Sciences

Artikel Terkait

spot_img

Artikel Terbaru