Beranda blog Halaman 50

Hadis No. 63 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abi Daud
Sunan Abi Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab kencing di air yang tenang (tidak mengalir),

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ فِي حَدِيثِ هِشَامٍ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ مِنْهُ

Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Zaidah dalam hadis Hisyam telah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abu Hurairah, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian kencing di air yang tidak mengalir kemudian mandi darinya.”

Hadis No. 62 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abi Daud
Sunan Abi Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab air tidak menyebabkan junub,

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ حَدَّثَنَا سِمَاكٌ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ اغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَفْنَةٍ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَتَوَضَّأَ مِنْهَا أَوْ يَغْتَسِلَ فَقَالَتْ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ جُنُبًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَاءَ لَا يُجْنِبُ

Musaddad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Al-Ahwash telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Simak telah menceritakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Sebagian istri Nabi saw. pernah mandi di ember besar, lalu Nabi saw. datang hendak berwudhu atau mandi dari ember tersebut, maka ia berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tadi junub.” Maka Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya air itu tidak menyebabkan junub.”

Hadis No. 61 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abi Daud
Sunan Abi Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab tentang sumur Budha’ah,

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي شُعَيْبٍ وَعَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ يَحْيَى الْحَرَّانِيَّانِ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ سَلِيطِ بْنِ أَيُّوبَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ رَافِعٍ الْأَنْصَارِيِّ ثُمَّ الْعَدَوِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُقَالُ لَهُ إِنَّهُ يُسْتَقَى لَكَ مِنْ بِئْرِ بُضَاعَةَ وَهِيَ بِئْرٌ يُلْقَى فِيهَا لُحُومُ الْكِلَابِ وَالْمَحَايِضُ وَعَذِرُ النَّاسِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ
قَالَ أَبُو دَاوُد و سَمِعْت قُتَيْبَةَ بْنَ سَعِيدٍ قَالَ سَأَلْتُ قَيِّمَ بِئْرِ بُضَاعَةَ عَنْ عُمْقِهَا قَالَ أَكْثَرُ مَا يَكُونُ فِيهَا الْمَاءُ إِلَى الْعَانَةِ قُلْتُ فَإِذَا نَقَصَ قَالَ دُونَ الْعَوْرَةِ قَالَ أَبُو دَاوُد وَقَدَّرْتُ أَنَا بِئْرَ بُضَاعَةَ بِرِدَائِي مَدَدْتُهُ عَلَيْهَا ثُمَّ ذَرَعْتُهُ فَإِذَا عَرْضُهَا سِتَّةُ أَذْرُعٍ وَسَأَلْتُ الَّذِي فَتَحَ لِي بَابَ الْبُسْتَانِ فَأَدْخَلَنِي إِلَيْهِ هَلْ غُيِّرَ بِنَاؤُهَا عَمَّا كَانَتْ عَلَيْهِ قَالَ لَا وَرَأَيْتُ فِيهَا مَاءً مُتَغَيِّرَ اللَّوْنِ

Ahmad bin Abu Syu’aib dan Abdul Aziz bin Yahya Al-Harraniyyani telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Muhammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Salid bin Ayyub, dari Ubaidullah bin Abdurrahman bin Rafi’ Al-Anshari lalu Al-Adawi, dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw. ketika dikatakan kepada beliau bahwasannya telah diberikan kepadamu air dari sumur Budha’ah, yaitu sumur tempat pembuangan bangkai anjing, bekas kotoran haid, dan kotoran manusia. Maka, beliau bersabda, “Sesungguhnya air itu suci, tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya.”

Abu Daud berkata, “Dan saya telah mendengar Qutaibah bin Sa’id berkata, ‘Saya pernah bertanya kepada penjaga sumur tersebut tentang kedalamannya, dia menjawab, “Dalam kondisi air yang maksimal bisa mencapai tempat tumbuhnya bulu kemaluan.” Saya bertanya, “Apabila berkurang?” Dia menjawab, “Di bawah aurat.”

Abu Daud berkata, “Dan saya sendiri pernah mengukur sumur Budha’ah dengan selendang saya, saya julurkan  ke dalam sumur kemudian saya tarik kembali, ternyata tinggi adalah enam hasta. Kemudian saya bertanya kepada orang yang membukakan pintu kebun untukku dan mengantarkanku kepadanya, “Apakah bangunan sumur ini telah diubah dari bangunan semula?” Dia menjawab, “Tidak”. Dan saya melihat kedalaman sumur, terdapat air yang sudah berubah warnanya.”

Penjelasan:

Imam Abadi dalam kitab Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud menjelaskan bahwa perubahan warna pada sumur Budha’ah tersebut menurut Imam An-Nawawi adalah disebabkan karena lamanya didiamkan. Sehingga ada perubahan warna yang asli dari sumbernya tidak sebab dikenai benda lain.

Imam Abadi juga mengutip perkataan Imam Ibn Al-Mundzir bahwa ulama sepakat air yang sedikit atau banyak jika kemasukan najis dan merubah rasa, warna, atau baunya, maka air tersebut najis. 

Hadis No. 60 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abi Daud
Sunan Abi Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab tentang sumur Budha’ah,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْأَنْبَارِيُّ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْوَلِيدِ بْنِ كَثِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّهُ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَتَوَضَّأُ مِنْ بِئْرِ بُضَاعَةَ وَهِيَ بِئْرٌ يُطْرَحُ فِيهَا الْحِيَضُ وَلَحْمُ الْكِلَابِ وَالنَّتْنُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَاءُ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ
قَالَ أَبُو دَاوُد وَقَالَ بَعْضُهُمْ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ رَافِعٍ

Muhammad bin Al-Ala’, Al-Hasan bin Ali, dan Muhammad bin Sulaiman Al-Anbari telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Abu Usamah telah menceritakan kepada kami, dari Al-Walid bin Katsir, dari Muhammad bin Ka’b, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Rafi’ bin Khadij, dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa ditanyakan kepada Rasulullah saw., “Apakah kami boleh wudhu’ dari sumur Budha’ah?, yaitu sumur yang dilemparkan ke dalamnya bekas kotoran haid, bangkai anjing, dan sesuatu yang berbau busuk.” Maka beliau bersabda, “Air itu suci, tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya.”

Abu Daud berkata, “Sebagian mereka adalah Abdurrahman bin Rafi’.”

Penjelasan:

Syarat air itu tidak najis adalah ia banyak (sudah mencapai dua kullah lebih) dan najisnya sedikit (tidak sampai merubah warna, rasa, dan bau air).

Hadis No. 59 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abi Daud
Sunan Abi Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sesuatu yang membuat air menjadi najis,

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا عَاصِمُ بْنُ الْمُنْذِرِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ فَإِنَّهُ لَا يَنْجُسُ
قَالَ أَبُو دَاوُد حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ وَقَفَهُ عَنْ عَاصِمٍ

Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ashim bin Al-Mundzir telah mengabarkan kepada kami, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Umar, ia berkata, ayahku telah menceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila air dua kullah, maka sesungguhnya ia tidak najis.”

Abu Daud berkata, “Hammad bin Zaid memauqufkannya dari Ashim.

Hadis No. 58 Sunan Abi Daud

0
Sunan Abi Daud
Sunan Abi Daud

Hadispedia.id – ِAl-Imam Abu Daud; Sulaiman bin Al-Asy’ats berkata di dalam Sunan-nya pada kitab bersuci bab sesuatu yang membuat air menjadi najis,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ وَغَيْرُهُمْ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْوَلِيدِ بْنِ كَثِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْمَاءِ وَمَا يَنُوبُهُ مِنْ الدَّوَابِّ وَالسِّبَاعِ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلْ الْخَبَثَ
قَالَ أَبُو دَاوُد وَهَذَا لَفْظُ ابْنُ الْعَلَاءِ و قَالَ عُثْمَانُ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ الصَّوَابُ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ ح و حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ أَبُو كَامِلٍ ابْنُ الزُّبَيْرِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ الْمَاءِ يَكُونُ فِي الْفَلَاةِ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ

Muhammad bin Al-Ala’, Usman bin Abi Syaibah, Al-Hasan bin Ali, dan selain mereka telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Abu Usamah telah menceritakan kepada kami, dari Al-Walid bin Katsir, dari Muhammad bin Ja’far bin Az-Zubair dari Abdullah bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah saw. ditanya tentang air dan air yang didatangi binatang melata dan binatang buas. Maka, Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika air itu dua kullah, maka ia tidak mengandung najis.”

Abu Daud berkata, “Ini adalah lafadz Ibnu Al-Ala’. Sedangkan Usman dan Al-Hasan bin Ali menyebutkan dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far.” Abu Daud berkata, “Itulah yang benar.”

Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammad telah menceritakan kepada kami, ha’ (at-tahwil/percabangan sanad), dan Abu Kamil telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yazid yakni Ibnu Zurai’ telah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Muhammad bin Ja’far. Abu Kamil, ibnu Az-Zubair berkata dari Ubaidillah bin Abdullah bin Umar dari ayahnya bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya tentang air di tangah lapang, lalu dia menyebutkan hadis yang semakna dengan yang pertama.

 

Hadis No. 18 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam kitab Al-Iman bab penjelasan iman yang dengannya seseorang dimasukkan ke surga dan sungguh orang yang berpegang teguh dengan apa yang diperintahkan padanya, dia masuk surga,

وَحَدَّثَنِى سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَعْيَنَ حَدَّثَنَا مَعْقِلٌ – وَهُوَ ابْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ – عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ وَصُمْتُ رَمَضَانَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَالَ « نَعَمْ ». قَالَ وَاللَّهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا

Salamah bin Syahib telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Al-Hasan bin A’yan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ma’qil yakni Ibnu Ubaidillah telah menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw., lalu ia berkata, “Apa pendapatmu jika aku shalat wajib, puasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, serta mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahkan atas itu amalan lagi, apakah aku bisa masuk surga?” Beliau menjawab, “Iya”. Dia berkata, “Demi Allah, aku tidak akan menambahkan apapun di atas itu.”

Hadis No. 17 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam kitab Al-Iman bab penjelasan iman yang dengannya seseorang dimasukkan ke surga dan sungguh orang yang berpegang teguh dengan apa yang diperintahkan padanya, dia masuk surga,

وَحَدَّثَنِى حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ وَالْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ قَالاَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ شَيْبَانَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى صَالِحٍ وَأَبِى سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ . بِمِثْلِهِ. وَزَادَ فِيهِ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا

Hajjaj bin Asy-Sya’ir dan Al-Qasim bin Zakariyya’ telah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Ubaidullah bin Musa telah menceritakan kepada kami, dari Syaiban, dari Al-A’masy, dari Abu Shalih dan Abu Sufyan, dari Jabir, ia berkata, An-Nu’man bin Qauqal berkata, “Wahai Rasulullah…” dengan semisal hadis tersebut, dan dia menambahkan, ‘Dan aku tidak akan menambahkan sedikit pun atas hal tersebut.’

Hadis No. 16 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam kitab Al-Iman bab penjelasan iman yang dengannya seseorang dimasukkan ke surga dan sungguh orang yang berpegang teguh dengan apa yang diperintahkan padanya, dia masuk surga,

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ – وَاللَّفْظُ لأَبِى كُرَيْبٍ – قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَةَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم-: نَعَمْ

Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami – dan lafadznya milik Abu Kuraib – mereka berkata, Abu Muawiyah telah menceritakan kepada kami, dari Al-A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, ia berkata, An-Nu’man bin Qauqal mendatangi Nabi saw., lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku shalat wajib, mengharamkan yang haram, dan menghalalkan yang halal, apakah aku bisa masuk surga?” Beliau bersabda, “Iya”.

Baca juga: Hadis Jalan Menuju Surga

Hadis No. 15 Shahih Muslim

0
Shahih Muslim
Shahih Muslim

Hadispedia.id – Al-Imam ِAbu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi berkata dalam kitab Al-Iman bab penjelasan iman yang dengannya seseorang dimasukkan ke surga dan sungguh orang yang berpegang teguh dengan apa yang diperintahkan padanya, dia masuk surga,

وَحَدَّثَنِى أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِى زُرْعَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ. قَالَ « تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّى الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ ». قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا شَيْئًا أَبَدًا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ. فَلَمَّا وَلَّى قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا

Abu Bakr bin Ishaq telah menceritakan kepada saya, ia berkata, Affan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Wuhaib telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, dari Abu Zur’ah, dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah saw., lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku amalan yang jika aku melakukannya, maka aku masuk surga.” Beliau bersabda, “Kamu menyembah Allah, kamu tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat wajib, menunaikan zakat wajib, dan puasa Ramadhan.” Orang Arab Badui berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan menambah atas ini sedikit pun selamanya dan tidak pula mengurangi darinya.” Ketika dia pamit pergi, maka Rasulullah bersabda, “Barang siapa ingin melihat seorang laki-laki dari penduduk surga, maka hendaklah dia melihat kepadanya.”