Hadispedia.id – Dr. Mahmud Thahhan, memiliki nama lengkap Abu Hafsh Mahmud bin Ahmad bin Muhammad at-Thahhan. Beliau dilahirkan di kota Halab, Suria pada tanggal 12 Juni 1935, karib dikenal sebagai seorang yang hamilul quran dan memiliki kecintan terhadap ilmu. Benar, namanya sudah tidak asing, jamak diketahui beliaulah salah satu Ulama Hadis terkemuka dari Suriah, yang hingga kini, karyanya banyak menjadi rujukan para akademika Islam hingga pelosok negeri.
Al-Quran dan Hadis, ditempuhnya sebagai jalan taqarrub kepada Allah swt, usai menyelesaikan perjuangan menghafal kitab suci Al-Qur’an dan lulus dari sekolah dasar sampai menengah, Dr. Mahmud Thahhan, tidak mengakhiri perjalanannya untuk meraup ilmu, beliau melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Damaskus dengan mengambil jurusan Syariah.
Usai lulus, beliau mengembara ilmu ke kota yang mempunyai julukan tanah haram dan berhasil meraih gelar megister di Universitas Madinah dalam bidang hadis. Setelah Madinah, Mesir merupakan destinasi peraihan gelar doktornya. Di Universitas Al-Azhar, beliau menggalakkan fokus pemikirannya kepada hadis, sehingga berhasil meraih gelar Doktor dengan mengusung disertasi bertajuk “al-Hafidz al-Khatib al-Baghdadi wa Atsaruhu fi Ulumil Hadis”.
Baca juga: Imam Bukhari: Belajar Lebih dari Seribu Guru Hingga Lahirkan Karya Fenomenal
Sekarang mari kita lanjut dengan menjelajah perjalanan Dr. Mahmud Thahhan usai menempuh pendidikan di pelbagai negeri itu. Melalui ilmu yang hidup dalam lelakonnya, beliau memilih mengabdikan diri menjadi dosen di beberapa universitas. Di antaranya Universitas Ibnu Saud Riyadh, di sini beliau mengajar di jurusan Syariah.
Tahun 1982, beliau pindah tempat mengajar dan menjadi guru Besar di Universitas Kuwait hingga masa pensiun di tahun 2005. Meski pensiun, bukan suatu alasan untuk tidak mengamalkan ilmunya. Dr. Mahmud Thahhan masih tetap menjadi dosen aktif di jurusan Tafsir Hadis.
Sewaktu mengampu mata kuliah ilmu hadis, beliau merangkai sebuah diktat ilmu Hadis yang berjudul ‘Taisir Musthalah al-Hadis’. Karya ini kemudian menjadi kitab tersohor dengan sebutan arif, bukan hanya akademisi, bahkan hingga saat ini, sering dikaji oleh kalangan para santri dengan metode diskusi kitab/musyawarah dan bandongan halaqoh.
Di dalam sejarah perkembangan ilmu Hadis, Dr. Mahmud Thahhan merupakan salah satu ahli hadis yang dapat mencetuskan pemikiran baru tentang ilmu hadis melalui karya-karyanya. Dalam hal ini, beliau tidak memiliki maksud lain selain untuk menjaga kelestarian hadis dari beragam distorsi.
Baca juga: Mengenal Seorang Panglima Hadis Syekh Nuruddin ‘Itr
Dengan alasan ini, beliau menetapkan sebuah kaidah yang dapat dijadikan alat untuk mengetahui kesahihan hadis dan memahami petunjuk yang terkandung di dalamnya. Salah satu contoh pemikirannya dapat dilihat ketika mendefinisikan hadis dhaif, menurutnya, hadis dhaif merupakan hadis yang tidak terkumpul syarat yang wajib ada dalam hadis hasan, disebabkan tidak ditemukannya satu syarat yang diharuskan dalam syarat hadis hasan.
Selain kitab Taisir Musthalah al-Hadis, Usul al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid merupakan salah satu karangan kitabnya yang sering dikonsumsi dan digandrungi pecinta ilmu hadis. Kitab ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, salah satunya yang diterjemahkan oleh Guru Besar Universitas Sunan Ampel Surabaya (UINSA) bermana Dr. M. Ridwan Nasir dan rekannya Dr. Khamim dalam bentuk buku yang berjudul Metode Takhrij Al-Hadith dan Penelitian Sanad hadis. Selamat mengkaji. Wallahu a’lam bis shawab