Hadispedia.id – “Orang yang berbahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan, Allah swt. akan mengharamkan jasadnya dari api neraka”. Ungkapan yang dianggap sebagai Hadis Nabi saw. ini sering kali kita dengar dari salah satu ceramah atau kajian agama ketika akan memasuki bulan Ramadhan. Pertanyaannya, benarkah nasihat tersebut tepat? Benarkah ia bersumber dari Nabi saw.?
Hadis Palsu Berbahagia Menyambut Ramadhan
Teks arab ungkapan tersebut adalah sebagaimana berikut
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
Barang siapa yang berbahagia dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah haramkan jasadnya di atas api neraka.
Ustadz Muhammad Ali Wafa, S.S.I., Lc., dosen Darus Sunnah Institute for Hadith Sciences sekaligus salah satu murid langsung dari almarhum KH. Ali Mustafa Ya’qub; ahli hadis Indonesia telah mengkaji ungkapan tersebut dalam Channel YouTube Darus Sunnah.
Ia mengatakan bahwa hadis ini tidak pernah ditemukan di dalam kitab-kitab hadis manapun. Hanya satu orang saja yang menyampaikan hadis tersebut di dalam kitabnya, yaitu Usman Al-Khaubawi dalam kitabnya yang berjudul Durratun Nashihin. Sementara itu, Durratun Nashihin adalah kitab yang menurut banyak ulama memuat hadis-hadis palsu. Meskipun, masih dikaji di beberapa pesantren.
Baca juga: Unsur-Unsur Dasar Sebuah Hadis
Berdasarkan hasil riset Ustadz yang akrab dipanggil Ustadz Ali Wafa ini, hadis tersebut tidak jelas asal usulnya alias tidak memiliki sanad. Sehingga, tidak jelas siapa yang menyampaikan dan siapa yang meriwayatkannya. Dalam kajian ilmu hadis, hal ini disebut dengan hadis yang La sanada lah atau La ashla lahu. Hadis yang tidak jelas sumbernya. Maka, hal ini menjadi indikasi penting bahwa hadis tersebut maudhu’ atau palsu yang tidak pernah disampaikan oleh Nabi saw.
Kritik Matan Hadis Berbahagia Menyambut Ramadhan
Ustadz Ali Wafa juga menjelaskan indikasi kepalsuan hadis tersebut dari segi matannya. Yakni sebagaimana dijelaskan dalam kajian ilmu hadis, redaksi hadis tersebut mengandung amalan yang sedikit namun mendapatkan pahala yang sangat besar.
Logikanya, apakah mungkin Allah akan mengharamkan jasad kita dari api neraka hanya cukup dengan berbahagia saja saat menyambut bulan suci Ramadhan?
Hadis Shahih Berbahagia Menyambut Ramadhan
Meskipun hadis tentang berbahagia menyambut Ramadhan dengan redaksi di atas dinyatakan palsu, bukan berarti ia tidak boleh dilakukan. Kita boleh bahkan sangat dianjurkan untuk berbahagia menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Hanya saja, hal tersebut tidak dimotivasi dengan hadis palsu di atas. Dalil anjuran berbahagia menyambut bulan suci Ramadhan yang shahih adalah riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad-nya sebagaimana berikut.
حَدَّثنا عَبْدُ اللهِ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثنا عَفَّانُ، حَدَّثنا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثنا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلى الله عَليه وسَلم يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Abdullah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayahku telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Affan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammad bin Zaid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayyub telah menceritakan kepada kami, dari Abu Qiladah, dari Abu Hurairah r.a., ia berkata,
Rasulullah saw. memberikan kabar gembira kepada sahabat-sahabatnya, “Bulan Ramadhan telah datang. Ramadhan adalah bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan puasa atas kalian. Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat dan setan-setan dibelenggu di dalamnya. Di dalam bulan Suci Ramadhan ada satu malam yang lebih baik dari pada malam seribu bulan. Orang yang menghalangi kebaikan di dalam bulan Suci Ramadhan ini, maka dia akan terhalang dengan kebaikan.”
Ustadz Ali Wafa menjelaskan bahwa Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif menyebutkan bahwa hadis yang shahih yang valid berkaitan dengan tahni’ah atau menyambut Ramadhan di antaranya adalah riwayat Imam Ahmad tersebut. Sedangkan hadis yang menyebutkan “Man fariha bi dukhuli Ramadhan, harramallahu jasadahu alan niran” adalah hadis palsu yang tidak pernah disampaikan oleh Rasulullah saw.
Baca juga: Lima Syarat Hadis Shahih
Terakhir, Ustadz Ali Wafa mengajak agar kita menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini dengan cara yang benar dan tepat seperti yang dicontohkan dan disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam sabda-sabdanya yang shahih. Oleh karena itu, bulan suci Ramadhan ini marilah jangan kita kotori dengan hal-hal yang dusta dan hal-hal yang palsu. Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dan berkah. Aamiin. Wa Allahu a’lam bis shawab.