Hadispedia.id – Ilmu Tawarikh Ar-Ruwwat adalah salah satu cabang ilmu hadis yang penting diketahui para pengkaji hadis. Tawarikh merupakan bentuk jamak/plural dari kata tarikh, yang artinya sejarah. Sedangkan ar-ruwwat adalah jamak dari kata rawi, yakni para perawi atau periwayat hadis.
Sedangkan secara istilah, Dr. Mahmud At-Thahhan dalam kitab Taisir Musthalah Al-Hadis menjelaskan bahwa Ilmu Tawarikh Ar-Ruwwat adalah pengetahuan tentang waktu yang mencakup hal ihwal kelahiran perawi hadis, tanggal wafatnya, kejadian-kejadian/peristiwa, dan lainnya. Jadi, ilmu ini dipelajari untuk mengenal tanggal lahir para perawi hadis, cara mendengarnya dari guru-gurunya, kedatangannya pada sebagian negeri-negeri, sekaligus tanggal wafatnya.
Lalu, apa pentingnya mempelajari ilmu ini? Imam An-Nawawi dalam kitab Taqrib-nya menjelaskan bahwa ilmu ini sangat bermanfaat untuk mengetahui ketersambungan dan keterputusan suatu sanad. Mengingat, kasus yang sering terjadi ada sekelompok orang yang mengklaim menerima hadis dari seorang ahli hadis.
Maka, untuk membuktikan kebenaran klaim ini, hal yang perlu diperhatikan adalah tanggal lahir orang itu. Setelah mengetahui tanggal lahirnya, maka akan menjadi jelas apakah klaim itu benar atau tidak. Biasanya, yang terjadi adalah antara tanggal lahir orang itu dengan tanggal wafat ahli hadis yang diakui pernah diriwayatkan hadisnya ternyata terpaut jauh.
Imam As-Suyuthi di dalam kitab Tadrib Ar-Rawi memaparkan sebuah kisah Ismail bin Iyash yang pernah menginterogasi seorang laki-laki. “Tahun berapa kamu menulis (hadis) dari Khalid bin Ma’dan?” Ia menjawab, “Tahun 113 H.” “Kamu mengaku mendengar hadis darinya tujuh tahun setelah ia wafat? sungguh, ia wafat pada tahun 106.” Sanggah Ismail.
Berdasarkan contoh tersebut, maka Ilmu Tawarikh Ar-Ruwwat sangat penting sekali bagi para pengkaji hadis. Klaim seorang laki-laki di atas dapat dipastikan tidak benar. Bagaimana tidak? Khalid bin Ma’dan sudah wafat tahun 106, sementara laki-laki itu mengaku mendengar hadis dari Khalid pada tahun 113. Maka, hadis yang ia riwayatkan adalah tergolong munqathi’ atau terputus sanadnya.
Berikut adalah beberapa contoh data sejarah para perawi hadis:
Tahun Wafat Nabi saw. dan Sebagian Sahabatnya
- Pendapat yang shahih tentang umur Nabi Muhammad saw., Abu Bakar r.a., dan Umar r.a. adalah 63 tahun.
- Nabi Muhammad saw. wafat pada waktu Dhuha hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 H.
- Abu Bakar r.a. wafat pada bulan Jumadal Ula tahun 13 H.
- Umar r.a. wafat pada bulan Dzul Hijjah tahun 23 H.
- Usman r.a. terbunuh pada bulan Dzul Hijjah tahun 35 H. berusia 82 tahun dan ada yang mengatakan 90 tahun.
- Ali r.a. terbunuh pada bulan Ramadhan tahun 40 H. di usianya yang ke 63.
- Talhah r.a. dan Zubair r.a. wafat pada bulan Jumadal Ula tahun 36 H. Menurut Al-Hakim, kedua sahabat ini wafat pada usia 64 tahun.
- Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. menurut pendapat yang paling valid, wafat pada tahun 55 H. Ia saat itu berusia 73 tahun.
- Sa’id bin Zaid r.a. wafat pada tahun 51 H., dalam usia 73 tahun. Ada yang mengatakan 74 tahun.
- Abdurrahman bin ‘Auf r.a. wafat pada tahun 32 H., dalam usia 75 tahun.
- Abu Ubaidah r.a. wafat pada tahun 12 H., dalam usia 58 tahun. Mengenai data-data di atas, beberapa sahabat masih diperselisihkan akurasi datanya.
- Hakim bin Hizam r.a. dan Hassan bin Tsabit r.a. Dua sahabat Nabi saw. yang hidup selama enam puluh tahun semasa Jahiliyah dan enam puluh tahun pada masa Islam. Mereka wafat pada tahun 54 H.
Pendiri-Pendiri Madzhab yang Mempunyai Banyak Pengikut serta Tahun Lahir dan Wafatnya:
- An-Nu’man bin Tsabit (Imam Abu Hanifah) 80 – 150 H.
- Imam Malik bin Anas 93-179 H.
- Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i 150 – 204 H.
- Imam Ahmad bin Hanbal 164 – 241 H.
Pemilik Kitab-Kitab Hadis Induk serta Tahun Lahir dan Tahun Wafatnya
- Imam Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari 194 – 256 H.
- Imam Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi 204 – 261 H.
- Imam Abu Dawud As-Sijistani 202 – 275 H.
- Imam Abu Isa At-Tirmidzi 209 – 279 H.
- Imam Ahmad bin Syu’aib An-Nasa’i 214 – 303 H.
- Imam Ibnu Majah Al-Qazwini 207 – 275 H.
Tujuh Hafidz Hadis yang Telah Banyak Melahirkan Karya serta Tahun Lahir dan Wafatnya
- Abu Al-Hasan Ad-Daruquthni 306 – 385 H.
- Al-Hakim An-Naisaburi wafat di Nisapur pada bulan Rabiul Awwal tahun 321 H.
- Abu Muhammad Abdul Ghani bin Sa’id, seorang hafidz hadis dari Mesir 332 – 409 H.
- Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah Al-Ashbahani 334 – 430 H.
- Abu Umar bin Abdul Barr, seorang hafidz dari wilayah Maghrib 368 – 463 H.
- Abu Bakr Al-Baihaqi 384 – 458 H.
- Abu Bakr Al-Khatib Al-Baghdadi 391 – 463 H.
Di antara kitab yang terkenal dalam membahas Ilmu Tawarikh Ar-Ruwwat adalah kitab Al-Wafayat karya Ibnu Zabr Muhammad bin Ubaidillah Ar-Rib’i, ahli hadis Damaskus, wafat pada tahun 379 H. Dia adalah penyusun dua Sunan. Kita juga dapat menemukan tanggal lahir, wafat, dan sejarah seorang perawi hadis pada kitab-kitab tarajim/biografi, seperti kitab Tahdzib Al-Kamal fi Asma’ Ar-Rijal karya Imam Al-Mizzi, Tarikh Baghdad karya Imam Al-Baghdady, dan At-Tarikh Al-Kabir karya Imam Al-Bukhari.
Demikian sekelumit penjelasa Ilmu Tawarikh Ar-Ruwwat. Ilmu yang sangat penting diketahui bagi para pengkaji dan peneliti hadis. Karenanya, dapat diketahui suatu sanad itu muttasil atau munqathi’. Wa Allahu a’lam bis shawab.